Sunday, May 31, 2015

(36) Martha Syivia : Prinsipku

Aku adalah pemudi Indonesia umurku belasan tahun namun mimpiku melebihi siapapun. Bagiku prinsip-prinsip dasar adalah kepridian setiap manusia, seperti apa diriku maka itulah prinsip dasar hidupku. Dan prinsiplah yang membangun jiwa kehidupan batinku. jadi, kita harus memiliki prinsip hidup yang baik jika kita ingin kehidupan kita baik. Menurutku ke tujuh prinsip dasar PMI adalah prinsip yang mulia dan prinsip tersebutlah yang harus tertanam di dalam benak kita, ke tujuh prinsip tersbut mengajarkan kita akan kepribadian seorang manusia sebenarnya.

Akhir kehidupan taklah sepahit penderitaan ketika proses kehidupan di mulai, karena itu jika kesulitan menghampirimu hal tersebut bukanlah racun bagi masa depanmu. Jika aku mengatakan aku adalah manusia sempurna maka aku adalah manusia yang sombong, jika aku mengatakan aku manusia yang baik, hanya orang yang dapat menilaiku. Maka dari itu aku bukanlah orang yang tak luput dari dosa dan kekurangan namun dibalik semuanya ku mencoba menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain, termasuk bundaku.

(35) Hana Anisa : Ojek Gratis Penjemput Pasien Pengobatan Gratis

Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. Kalimat ini merupakan salah satu prinsip hidup saya. Ketika saya bekerja keras  memperjuangkan keinginan pribadi rasa lelah dan letih sangat begitu terasa. Berbeda rasanya ketika saya bekerja keras demi memenuhi kebutuhan orang lain yang membutuhkan uluran tangan saya. Sesaat setelah membantu mereka rasa lelah pasti akan saya rasakan akan tetapi setelah melihat senyum bahagia dan ucapan terimakasih tulus dari mereka rasa lelah itu seakan sirna begitu saja. Hanya perasaan senang dan rasa bangga karena keberadaan saya bermanfaat bagi kebahagiaan orang lain.

Pengalaman ini saya rasakan beberapa tahun silam di saat saya terlibat dalam sebuah kepanitiaan bakti sosial (BAKSOS) yang diadakan oleh OSIS SMA saya. BAKSOS diadakan di salah satu desa di Boyolali selama 3 hari 2 malam. Kedatangan kami disambut dengan suasana desa yang tentram dan sangat hangat. Kami mendapatkan ijin untuk menggunakan salah satu rumah warga yang lumayan luas untuk kami mempersiapkan segala sesuatunya. Hari pertama agenda yang kami lakukan hanya mengadakan lomba untuk anak TPA dan buka bersama dengan warga sekitar. Hari pertama kami lalui dengan lancar tanpa hambatan apapun.

(34) Chirana Suprihatin : Sosialisasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan untuk Indonesia Lebih Baik

Kasus kecelakan masih menjadi masalah besar di negeri ini. Angka korban kecelakaan setiap tahun bahkan makin meningkat. Seiring pesatnya kenaikan jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat pula kasus-kasus kecelakaan di jalan raya. 

Pemerintah sudah berupaya untuk mengurangi jumlah kasus kecelakaan berkendara di jalan raya dengan menerapkan beberapa peraturan, diantaranya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan helm SNI,menyalakan lampu di depan disiang hari, memakai sabuk pengaman, menaati rambu-rambu lalulintas, dan lain sebagainya. Meskipun sudah diberi peraturan beserta sanksi bagi yang melanggarnya, namun masih saja dijumpai pengendara motor yang ‘nakal’, tidak menghiraukan segala peraturan tersebut. 

(33) Meriza Octasari : Prinsip Kemanusiaan dalam Bersosialisasi atau Bergaul didalam Masyarakat

Manusia dalam kehidupan bersosialisasi selalu membutuhkan prinsip kemanusiaan, yang senantiasa memberikan bantuan atau pertolongan ketika adanya suatu musibah yang terjadi pada orang lain. Dalam cerita ini, saya akan membahas mengenai prinsip kemanusiaan yang sering saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Pentingnya suatu prinsip dalam kehidupan saya adalah karena prinsip merupakan pondasi awal atau dasar yang akan menentukan sifat kita sendiri dan merupakan pedoman kita dalam bersikap. Orang yang tidak mempunyai prinsip akan selalu terombang-ambing atau mudah terpengaruh oleh orang lain. Prinsip yang kita miliki juga dapat mempengaruhi orang lain sehingga sangatlah penting kita mempunyai prinsip terutama prinsip-prinsip yang baik.

(32) Rizki Aristianti : Berawal Dari Kesukarelaan Untuk Hidup Yang Bermanfaat

Berawal dari perenungandiri saya. Melihat orang-orang disekitar saya yang memiliki kekurangan seperti hemofilia, darah rendah dan masih banyak lagi. Terbesit pikiran apa yang bisa saya lakukan agar hidup saya lebih bermanfaat dan kelebihan yang diberikan Tuhan untuk saya tidak sia-sia. saya ingin membantu orang-orang diluar sana yang memang membutuhkan. Dan akhirnya saya terbesit untuk melakukan donor darah.

Pengalaman pertama saya melakukan donor darah adalah di kampus saya Univeritas Brawijaya. Saat itu BEM Fakultas Pertanian mengadakan event Donor Darah untuk semua mahasiswa dan dosen Fakutas Pertanian. Melihat orang berbaring dengan jarum suntik yang panjang dan kantong darah yang besar membuat saya takut pada awalnya. Tetapi mengingat orang diluar sana yang mungkin lebih membutuhkan dan komitmen saya di awal saya pun memberanikan diri untuk melangkah ke stan pendaftaran dan melakukan pengecekan kesehatan kadar Hb, tekanan darah dan golongan darah. Saya bergolongan darah O, dan tekanan darah normal, sehingga saya pun diijinkan untuk menjadi pendonor. 

(31) Firsty Ukhti Molyndi : Karena Semua Manusia Sama

Beberapa tahun lalu, menjelang waktu maghrib, sebuah mobil terperosok ke dalam got tepat di depan rumahku. Ayah yang melihatnya langsung bergegas menolong. Ternyata pemiliknya orang keturunan Chineese. Tetapi karena ban mobilnya masuk cukup dalam, ayah dan pemiliknya kesulitan mengangkatnya. Alhasil setengah jam berlalu upaya mereka berdua sia-sia. Suasana sekitar sedang sepi, hanya ada ayah disana.

Tak berapa lama, serombongan anak-anak kecil yang hendak ke masjid lewat. Mereka semua pun dipanggil oleh ayah untuk membantu mengangkat ban mobil. Badan mereka yang kecil-kecil, namun terlihat bersemangat akhirnya mampu meloloskan mobil dari lobang got. Mobil pun bisa berjalan kembali tanpa hambatan. Sebagai tanda terima kasih, pemilik kendaraan memberi selembar uang lima puluh ribu kepada anak-anak itu. Tak lupa sebaris senyuman untuk ayah. Anak-anak yang tadi menolong pun bersenang hati, lalu membagi rata uang yang telah mereka terima.

(30) Aisyah Safitri : Darah dari PMI Melunturkan Kesombongan

Sebulan sudah aku bergabung dengan PMI. Aku merasa sangat senang mempunyai pengalaman dan teman yang luar biasa, yang tidak bisa kutemukan sebelumnya. Hari ini merupakan hari Palang Merah, banyak kegiatan yang dibuat oleh anggota PMI untuk membantu sesama. Karena banyaknya kegiatan, aku pulang tengah malam.

Aku pun tiba di rumah dengan rasa lelah luar biasa. Ku buka pintu utama. Namun aku heran mengapa pintu ini tidak terkunci. Aku pun bergegas masuk. Ku dapati mama dan papa duduk di ruang tengah dengan wajah sangat kusut.

(29) Ayu Lismana Putri : Pelajaran yang Berharga dari Ordik

Pada awal memasuki Perguruan Tinggi Negeri, setiap mahasiswa harus mengikuti kegiatan Ordik (Orientasi pendidikan). Begitupun dengan aku, aku harus mengikuti kegiatan Ordik selama 3 hari. Dalam kegiatan tersebut, aku tidak hanya merasakan apa itu arti kesamaan, tapi juga arti kekeluargaan, kemanusiaan dan kesukarelaan.

Kami, para mahasiswa tidak hanya berasal dari satu atau dua daerah saja, tapi dari berbagai daerah mulai dari Sabang sampai Merauke. Awalnya saya merasa sangat heran, karena biasanya saya hanya mengenal orang dari suku – suku jawa saja. Tapi pada hari itu, saya melihat mahasiswa dari berbagai suku di negara ini.

(28) Budhy Rahmawatie : Bukan Seberapa Banyak yang Kita Berikan

Ketika kita berbicara tentang kemanusiaan maka akan banyak pembahasan kita yang mengarah pada menolong teman yang terkena musibah, atau sekelompok etnik yang sedang membutuhkan bantuan akibat bencana. Pernakah kita berfikir lebih dalam bahwa kita masih terlalu sempit mendefinisikan kata “Kemanusiaan’. 

Kemanusiaan lebih dari itu karena kemanusiaan merupakan akar kehidupan dan tidak hanya tentang menolong dengan sesuatu yang kasat dan besar. Prinsip kemanusiaan merupakan dasar bagi kita dalam bertindak, berempati dan membentuk solidaritas serta dasar dari kebermanfaatan secara sosial. Salah satu dari bentuk rasa kemanusiaan adalah membantu meringankan penderitaan orang lain. Meringankan beban orang lain tidak selalu diartikan memberi bantuan secara eksplisit, karena masih banyak orang orang yang membutuhkan uluran bantuan namun enggan mengetuk pintu belas kasih kita.

(27) Annisa Nurfitria : Kami Butuh Air

"Cling, cling.." Suara nada pesanku berbunyi.

            "Untuk teman kelas sembilan. Ada pengumuman nih. Jumlah siswa yang dapat ikut bakti sosial (baksos) bersama kwarcab hari minggu, maksimal cuma 30 orang, karena kapasitas truk yang ngantar kita cuma segitu. Jadi yang berminat ikut, ayo segera daftarkan diri ke aku ya. Dan, pengumpulan terakhir air mineral gelas besok sabtu. Dan bagi yang ikut, hari minggu berkumpul jam 8 pagi di sekolah. Terimakasih" aku membaca isi pesan dari Nanda. Tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab pesan itu, sekaligus mendaftarkan diri sukarela untuk ikut. Sepertinya menyenangkan. Tak sabar menanti hari lusa .

(26) Vinsensia Lina : Perbedaan Sama Seperti Cinta

Bhinneka Tunggal Ika. Itulah yang kubaca di buku-buku pelajaranku sejak dulu. Artinya? Arti tertulisnya adalah berbeda-beda tapi tetap satu. Arti dalam kehidupan nyata? Aku tidak tahu – paling tidak sampai aku lulus SMA.

Bagaimana orang mengharapkanku untuk mengetahui apa itu perbedaan, ketika yang kulihat sejak aku lahir hingga aku berseragam putih abu-abu hanyalah orang-orang berkulit putih dan bermata sipit? Aku bahkan tak tahu kalau “Cik” dan “Koh” adalah sapaan orang Cina! Aku kira itu hanyalah bentuk lain dari “Mbak” dan “Mas”. Yah, segagal inilah aku sebagai seorang keturunan Cina. Tunggu, aku menuliskannya dengan terlalu rasis. Tapi bagaimana cara menulis tentang menghargai perbedaan tanpa menuliskan fakta tentang perbedaan itu sendiri – yang dianggap rasis?

(25) Nadia Rizka Avianti : Memanusiakan Manusia

Tiga tahun lalu, saya menuliskan tiga kata di antara ribuan kata lainnya pada sebuah buku tak bergaris yang bertuliskan “Nadia’s Bucket List” di halaman pertamanya. Tiga kata tersebut adalah “donate my blood”. Walaupun sampai detik ini saya belum dapat mendonorkan darah dikarenakan umur saya yang masih tujuh belas tahun kurang tiga bulan, mendonorkan darah adalah salah satu hal pertama yang saya akan lakukan saat saya sudah menginjak umur tujuh belas. Kebanyakan teman dekat saya mengernyitkan dahi saat membaca tiga kata tersebut karena memang saya dikenal takut dengan darah. Ya, memang benar saya merasa lemas jika melihat darah. Lalu, mengapa saya mempunyai impian untuk mendonorkan darah? Karena saya adalah manusia.

Mungkin saya belum bisa berkontribusi banyak terhadap masyarakat saat ini. Namun kelak, saat saya mendonorkan darah nanti, saya berharap bahwa darah yang akan saya sumbangkan akan menolong seseorang yang akan berguna bagi keluarganya, lingkungan sekitarnya, bangsanya, serta seluruh manusia di dunia. Saya akan sangat berharap bahwa resipien dari darah yang kelak akan saya donorkan nantinya adalah manusia yang memanusiakan manusia.

(24) Biuti Fourtuna : Darahmu Untuk Orang Lain

Aku adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri sumatera utara.  Kesibukanku sehari-hari adalah kuliah dan mengikuti pelajaran tambahan diluar jam kampus. Kewajibanku untuk menuntut ilmu dari mulai pagi hingga sore hari membuat tubuhku lelah. Hari demi hari pun aku jalani seperti biasa aku yang lakukan. Sepulang dari kampus seperti biasa aku melewati jalan sepi yang jarang dilewati orang. Pada saat aku mengendarai kendaraan roda duaku  tak sengaja aku melihat sesosok orang tua yang jatuh dari kendaraan bermotor. 

Akupun mendekati orang tua tersebut. Kulihat orang tua tersebut sudah berlumuran darah diwajahnya hingga tak sadarkan diri. Kusentuh denyut nadinya ternyata masih berdenyut, yang menandakan bahwasannya orang tua tersebut masih hidup.  Pada saat itu aku bingung apa yang harus aku lakukan. Kepanikan ini membuatku tak tau harus berbuat apa, kondisi jalan yang sepi membuatku semakin takut dan bingung. Akupun langsung membuka handphone dan menelpon temanku yang rumahnya tak jauh dari jalan itu.

(23) Muksalmina : Prinsip Kemanusiaan Terhadap Warga Asing


Beberapa waktu lalu, imigran asal Rohingya kembali terdampar di perairan bumi Serambi Mekah. Kali ini jumlahnya memang tak sebanyak yang sebelumnya, namun kondisinya sama-sama memprihatinkan.
  

Mengingat kejadian tersebut,memori saya kembali terulang ketika imigran asal Bangladesh terdampar di teluk Sabang sekitar tiga tahun yang lalu. Kota kecil yang memiliki keindahan terumbu karang ini menjadi tempat yang aman bagi mereka selama beberapa waktu sebelum dikembalikan ke negara asalnya.

(22) Aisyah Nur Khasanah : Cerita Medis Ku

Medis adalah salah satu kegiatan yang ada di KSR. Biasanya medis ini dilakukan jika ada permintaan dari UKM yang bersangkutan ketika mengadakan kegiatan. 

Waktu itu saya  dan salah seorang teman saya KSR bertugas menjadi salah satu tenaga medis di UKM Fakultas Sastra yang mengadakan orientasi mahasiswa di perkebunan PTPN XII selama 3 hari 2 malam. Perjalanan menuju Perkebunan PTPN XII mengendarai truk, dan tiba ditempat sekitar siang jam 11.00, mungkin karena hal itu banyak peserta yang drop setelah sampai di tempat tujuan. Banyak peserta yang mengeluh sakit (maag, pusing), muntah-muntah, dan ada salah seorang peserta yang baru menjalani operasi ginjal, jadi kami sebagai tenaga medis disana harus memberikan perhatian ekstra untuk peserta itu karena peserta ini  harus makan 4 jam sekali dan harus minum obatnya. Ada lagi salah satu peserta yang mengalami mabuk kendaraan mulai tiba ditempat hingga keesokkan paginya,dan dia baru sembuh keesokan paginya. 

(21) Hikmatul Maulidiyah : Prinsip Kesukarelaan yang Kuterapkan

Pengalamanku selama kurang lebih 3 tahun mengikuti kegiatan ekstrakulikuler PMR yang ada di SMK mulai mengenalkan aku tentang tujuh prinsip PMI. Satu dari tujuh prinsip PMI yang aku terapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu prinsip PMI yang ke-5 yaitu kesukarelaan.

Sukarela menurut aku sendiri yang berarti melakukan sesuatu hal dengan ikhlas tanpa mengharapkan suatu apapun. Dalam prinsip ini aku berusaha menjadi orang yang dibutuhkan saat orang lain membutuhkanku tanpa aku mengharapkan sesuatu darinya. Seperti halnya pada hari senin upacara bendera dilakukan setiap minggunya dan setiap minggunya pula anggota PMR bergantian bertugas untuk berjaga di barisan belakang upacara.

(20) Chintia Piranawati : Kesamaan Dan Persatuan

Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam konsistensinya memberikan banyak makna yang terkandung dalam prinsi-prinsip dasarnya. Prinsip-prinsip dasar itu sendiri terdiri dari: prinsip kemanusiaan (humanity), prinsip kesamaan (impartiality), prinsip kenetralan (neutrality), prinsip kemandirian (independence), prinsip kesukarelaan (voluntary service), prinsip kesatuan (unity), dan prinsip kesemestaan (university). Setiap prinsip mengajarkan hidup saling membantu, gotong royong dan tolong menolong sesama manusia. Tak ada yang membedakan setiap personalnya, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai penghuni bumi. 

Bagi saya sendiri prinsip kesamaan dan prinsip kesatuan sangat berkesan dalam hidup saya. Sudah banyak perpecahan yang saya lihat hanya karena perbedaan suku, agama, ataupun ras. Saya pikir keberagaman seharusnya membuat kita merasa lebih kaya dan tentu saja menjadi kelebihan sendiri sebagai warga negara Indonesia. Keberagaman budaya, bahasa, dan tradisi pada setiap jengkal tanah Indonesia dapat kita manfaatkan dengan baik jika setiap warga negara Indonesia sadar akan kesamaan hak asasi manusia yang menjadikan rasa persatuan tumbuh dalam hati pribadi masing-masing.

Monday, May 25, 2015

(19) Mandon Febriyanto : Kami Sukarela Melakukannya

Dan saya ingat kembali masa itu, ketika prinsip kesukarelaan yang artinya gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan mencari keuntungan apapun, kami implementasikan dalam hal lain. Bantuan yang umumnya dikonotasikan dengan bantuan untuk mereka yang sedang tertimpa bencana atau yang sedang menghadapi konflik. kami anggap dengan membuat eksis gerakan ini dengan tetap adanya relawan muda dimulai dari sekolah kami. Karena kami yakin relawan adalah aset bagi berdirinya gerakan ini, ketika relawan tidak ada maka gerakan ini akan mati dan hanya tinggal sejarah. Relawan menggerakkan gerakan ini dan yang mengindahkan, melaksanakan, serta menyosialisasi prinsip gerakan dan visi misi gerakan. Bermula dari pikiran kecil tersebut kami anak yang baru menginjak usia 17 tahun tergerak untuk melakukannya di sekolah kami.

(18) Ayu Rizqy : Aku Bangga Menjadi Relawan

Pagi ini Aku seperinya akan telat masuk ke sekolah karena Aku berangkat dari rumah pukul 06.45 sedangkan waktu untuk sampai ke sekolahku sekitar 20 menit. Akhirnya Aku memutuskan untuk dianter oleh Ayahku menggunakan motor, setidaknya menggunakan motor bisa lebih cepat dari pada menggunakan angkutan umum. Ditengah perjalanan ketika Aku sedang asyik melihat pemandangan sekitar yang penuh dengan pohon-pohon, ada kejadian yang membuatku histeris.

(17) Ridwan Allegro : Palang Merah Remaja

Sebelumnya saya ucapkan selamat Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia tanggal 8 Mei 2015 , semoga semakin sukses dan semakin jaya kedepannya !!

Saya pertama kali kenal PMI pas saya masih SMP , nggak tahu kenapa pas disuruh milih ekstrakulikuler salah satunya saya pilih PMR (Palang Merah Remaja) , mulai saat itu saya menjadi anggota PMR dan mulai dilatih dari mulai prinsip , dasar - dasar pertolongan pertama , cara merawat pasien , mengganti seprei kasur saat ada maupun tanpa ada pasien dan banyak hal yang sangat bermanfaat lainnya.

(16) Andi Ardianto : Saat Sama - Sama Butuh

Kisah ini terjadi sekitar tahun 2012 yang lalu saat aku masih kuliah semester enam. Kata orang, mahasiswa adalah pengangguran yang dibayar. Tidak perlu bekerja, uang kiriman datang tiap bulan. Tidak sepenuhnya salah memang karena kebanyakan mahasiswa memang dituntut untuk fokus belajar sehingga orangtua biasanya tidak sungkan mengirim uang berlebih. Namun kita tidak bisa menutup mata pada segelintir mahasiswa yang keluar dari zona nyaman bernama “pengangguran tidak kelihatan” dengan menyambi bekerja. Diantara mereka memang ada yang memilih bekerja karena alasan ingin mandiri meski orangtua masih sanggup membiayai. Namun ada pula yang sambil bekerja karena tuntutan, saat biaya bulanan dari orangtua tidak mencukupi.

(15) Kurnia Icus : Indahnya Menlong Sesama

Aku punya sebuah cerita pendek yang mungkin bisa menginspirasi teman-teman. Pertama perkenalkan dulu yaa nama saya Kurnia Icus Yuliana. Teman teman bisa panggil aku icus, saya siwa kelas X di salah satu sekolah swasta di Banjarnegara. SMK Kesehatan Bhakti Husada Purwareja Klampok dengan program keahlian farmasi. Dan saya adalah salah satu anggota eksrakulikuler PMR di sekolah , saya juga sebagai KKR (Kader Kesehatan Remaja) di sekolah.

(14) Dina Noris : Menggali Rasa Peduli Lewat Tujuh Prinsip Dasar Gerakan PMI

Pada suatu senja yang gerimis, saya disodorkan oleh sepupu saya sebuah cakram film alias DVD. Saya memang hobi nonton film yang bagus dan bermutu, film ber-genre apapun itu. Kala itu saya menonton film hindia. Judulnya Jay Ho, diperankan oleh Salman Khan. Film ini jauh dari kisah percintaan dua insan seperti mana film-film Hindia pendahulunya. Namun ia bercerita tentang perjuangan dan pengorbanan di tengah episode kritis dunia, di mana masyarakat semakin kehilangan simpati dan empati, miskinnya rasa kemanusiaan, serta nyaris tak lagi memiliki rasa peduli.

(13) Dody Lintar : PMR dan Kesamaan

Makna prinsip dasar bagi saya sangat berarti dalam melakukan tindakan pertolongan dan dalam kehidupan bersama dengan umat manusia, sangat berarti karena dengan prinsip kita sebagai bagian dari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mempunyai pedoman yang kita hayati bersama demi terwujudnya gerakan yang visioner dalam melakukan misi kemanusiaan.

(12) Dian Hamza : Semua Hanya untuk Kemanusiaan

Aku  terpilih  mewakili  kabupaten  luwu utara  untuk mengikuti  JUMBARA  PMR  VIII  Provinsi Sulawesi selatan.Senang  rasanya  bisa  lolos jumbara  dan mewakili  kabupaten  luwu utara, sebenarnya aku  tak  peduli  lolos atau pun tidak  aku  tahu  bahwa  PMR  sudah  bersamaku  selama hampir  3 tahun ini,Untuk pengabdian,menjadi bagian dari PMI itu  sangat  menyenangkan,penuh  kebersamaan  dan rasa persaudaraan yang kental,tidak  peduli  siapapun  itu  karna  disini  tidak ada DISKRIMINASI. 

(11) Maya : Untuk Nyawa yang Akan Terlahir ke Dunia

Pagi itu, Senin 26 Mei 2014 aku mendapat informasi dari bidang Pengabdian Kepada Masyarakat tentang kebutuhan sekantong darah golongan O. Seorang ibu yang akan melahirkan sedang berada di rumah sakit membutuhkannya untuk operasi persalinan. Saat itu UDD PMI sedang kehabisan stok darah O sehingga meminta bantuan pada KSR PMI Unit Universitas Jember untuk mengusahakan pendonor. Ya, sebagai anggota memang selalu menjadi alternatif bagi organisasi kami untuk mengusahakan pendonor, baik dari anggota sendiri maupun UKM tetangga.

(10) Niken Karlina : Karena Bersedekah Bisa Dimulai dari Donor Darah

Aku mulai mengenal donor darah sejak kelas 2 SMA. Sama seperti remaja umumnya, niatku untuk mendonorkan darahku sangat menggebu-gebu, namun niat yang tulus ini tidak terlaksana karena salah satu syarat yang tidak bisa terpenuhi yaitu umurku yang kurang beberapa bulan dari penetapan PMI yaitu 17 tahun. Sedih? Pasti. Karena niat yang sangat tulus dari seorang remaja SMA sepertiku tidak bisa tersampaikan. Sejak saat itu aku berpikiran untuk tidak akan mendonorkan darahku apapun yang terjadi. Aku merasa kecewa karena hanya satu syarat yang tidak terpenuhi padahal syarat lainnya sudah kupenuhi.

(9) Fasial Bosnia : Kesukarelaan berbagi untuk sesama

Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, Kesemestaan adalah prinsip yang mendasari atau melandasi hakikat manusia sebagai mekhluk sosial. Sudah sepatutnya pemikiran dan tindakan kita sehari-hari didasari atas prinsip-prinsip dasar tersebut.

Dari 7 prinsip dasar gerakan di atas, prinsip kesukarelaan adalah prinsip yang paling sering saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari. Membantu orang tua membereskan pekerjaan rumah dan menolong teman saat terkena musibah tanpa mengharapkan imbalan.

Sunday, May 17, 2015

(8) Rahmatika : Ini Aksi Kemanusiaanku

Senin, 29 Desember 2014 adalah hari pertama diselenggarakannya LDK OSIS dan Eskul sekolahku di salah satu tempat perkemahan di Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dasar kepemimpinan dan kekompakkan dari masing-masing calon pengurus OSIS dan eskul periode satu tahun kedepan. Aku ditunjuk sebagai salah satu tim kesehatan dalam acara ini. Pada hari pertama, semua kegiatan terlaksana sesuai jadwal dan tidak ada kendala yang cukup berarti.

(7) Nurul Tri : Melawan Ketakutan Mencegah Kehilangan

Masyarakat modern mulai menganggap donor darah sebagai sebuah gaya hidup dan tindakan yang terpuji dalam kaitannya dalam hal menolong sesama.  Namun seringkali orang mengurungkan niatnya untuk melakukan donor darah dengan berbagai faktor, contohnya takut terhadap jarum. Hal ini tentunya wajar mengingat jarum yang dipergunakan untuk proses donor darah cukup besar. Penggunaan jarum yang besar itu tentunya untuk mempercepat proses pendonoran darah dan meminimalisir rasa sakit yang dirasakan oleh pendonor.

(6) Aldy : Salam Kemanusiaan dari Para Sukarelawan

“Mari jadilah manusia yang memanusiakan orang lain”

Perkenalkan, saya adalah seorang relawan KSR PMI dari salah satu kota di Jawa Barat dan juga di kampus tempat saya kuliah. Saya bergabung menjadi relawan PMI karena saya ingin membantu sesama dan mereka yang membutuhkan.

(5) Jefri : Ceritaku Bersama PMI

Hobiku adalah fotografi. Awalnya bergabung menjadi sukarelawan PMI, aku lebih suka mendokumentasikan setiap kegiatan di PMI. Namun, di dalam hati merasa tidak tega dan tidak sejalan dengan 7 prinsip Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dimana setiap kegiatan dan kebencanaan yang menimbulkan korban. Dari situ hati ini merasa terpanggil.

Friday, May 15, 2015

(4) Marla Nur : Aku Donor Karena Tuhan

Anak muda sekarang memang memiliki kisah menarik sendiri-sendiri baik itu kisah positif maupun kisah negatif atau suram. Begitu juga dengan saya merupakan mahasiswa di salah satu universitas negeri di Kota Semarang. Sebagai seorang mahasiswa saya banyak mendengar bahwa anak tetangga saya  meninggal karena kehabisan darah, saya juga pernah melihat ada orang tua yang kebingungan mencari stok darah untuk anaknya. Saya juga sering menerima sms, broadcast message di Blackberry Messenger tentang seorang bapak yang membutuhkan donor darah.

(3) Arif : Tak Ada yang Lebih Menarik, Selain Membantu Sesama

Bagaimana seharusnya melakukan tindakan yang manfaat bagi sesama?

Saya seorang karyawan di salah satu perusahaan di Bengkulu. setiap  bekerja saya menggunakan sepeda motor jepang keluaran tahun 2001. Disinilah kisah saya dimulai, dari perjalanan saya di lapangan sebagai Sales banyak kejadian yang saya alami. seperti kejadian tabrak lari yang terjadi di depan mata saya, pada saat itu kejadianya berlangsung cepat.

(2) Annisa : Dari Sini, Semua Berawal

Apa yang kalian bayangkan ketika kalian melihat atau mendengar  kata dari 7 Prinsip dasar gerakan Palang Merah? Pasti yang kalian bayangkan adalah gerakan-gerakan yang wajib di ikuti dan menghafalnya sampai kalian sangat bosan. Padahal tidak sama sekali, 7 prinsip dasar gerakan Palang Merah adalah selain kalian menghafalnya- kalian juga bisa menerapkan gerakan-gerakannya dikehidupan sehari-hari kalian. Sedikit kisah dariku mengawali sebuah cerita untuk kalian semua. Semoga bisa bermanfaat. 

Makna dari prinsip dasar bagi kehidupan saya adalah ketika dimana saya bisa menerapkan dasar-dasar gerakan palang merah tanpa harus melihat atau membedakan siapa dia, status apakah ia, berjenis kelamin apakah ia. Karena semua itu bermuncul dalam kesadaran kita, untuk menolong, membantu, menghargai, menghormati bahkan berteman dengan siapapun.

(1) Kusnandar : Ilmu yang Berguna

Keterkaitanku dengan kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) secara langsung barangkali tidak ada namun dikarenakan kantor kami yang berdekatan maka kami sering meminjam aula PMI untuk tempat rapat. Karena bekerja di bagian umum dan kepegawaian maka akulah yang sering berkomunikasi dengan pihak PMI. Hanya saja pada waktu masih sekolah aku ikut kegiatan ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR). Semua ilmu yang kita pelajari entah kapan waktunya pasti akan berguna, demikian juga keikutsertaanku di kegiatan PMR.