(35) Hana Anisa : Ojek Gratis Penjemput Pasien Pengobatan Gratis

Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. Kalimat ini merupakan salah satu prinsip hidup saya. Ketika saya bekerja keras  memperjuangkan keinginan pribadi rasa lelah dan letih sangat begitu terasa. Berbeda rasanya ketika saya bekerja keras demi memenuhi kebutuhan orang lain yang membutuhkan uluran tangan saya. Sesaat setelah membantu mereka rasa lelah pasti akan saya rasakan akan tetapi setelah melihat senyum bahagia dan ucapan terimakasih tulus dari mereka rasa lelah itu seakan sirna begitu saja. Hanya perasaan senang dan rasa bangga karena keberadaan saya bermanfaat bagi kebahagiaan orang lain.

Pengalaman ini saya rasakan beberapa tahun silam di saat saya terlibat dalam sebuah kepanitiaan bakti sosial (BAKSOS) yang diadakan oleh OSIS SMA saya. BAKSOS diadakan di salah satu desa di Boyolali selama 3 hari 2 malam. Kedatangan kami disambut dengan suasana desa yang tentram dan sangat hangat. Kami mendapatkan ijin untuk menggunakan salah satu rumah warga yang lumayan luas untuk kami mempersiapkan segala sesuatunya. Hari pertama agenda yang kami lakukan hanya mengadakan lomba untuk anak TPA dan buka bersama dengan warga sekitar. Hari pertama kami lalui dengan lancar tanpa hambatan apapun.

Hari kedua agenda yang begitu padat karena di pagi hari ada bazar pakaian dan sembako murah, di siang hari ada pengobatan gratis, di sore hari pengumuman lomba TPA dan terakhir buka bersama lagi. Banyaknya agenda membuat kami harus berbagi tugas. Beberapa anak mengurusi bazar, yang lain mempersiapkan pengobatan gratis yang bekerjasama dengan PMI cabang Solo. Beberapa anak cowok dibantu dengan pemuda desa berkeliling menggunakan motor dan mengumumkan bahwa akan diadakan pengobatan gratis di tempat kami. Setelah bazar selesai dan mobil PMI telah datang kami bersiap untuk melaksakan pengobatan gratis.

Kami berbagi tugas lagi ada yang membantu PMI mendata pasien, ada yang berjaga digerbang seandainya ada pasien yang minta digendong atau dibantu menuju ruang periksa, ada yang lanjut memberi pengumuman dan yang lain menjadi ojek gratis menjemput pasien mengingat medan yang sulit bagi pasien berjalan kaki menuju tempat kami. Saat itu saya menjadi bagian dari ojek gratis. Karena pasien yang datang tidak sesuai target akhirnya kami memutuskan untuk menjemput bola. Saya dan teman saya akhirnya berkeliling dari rumah ke rumah untuk mencari pasien.

Tiba-tiba ada seorang perempuan yang meminta tolong kepada kami untuk mampir ke rumahnya. Dia sangat senang mendengar ada pengobatan gratis karena ibunya telah lama mengidap penyakit alergi sabun sampai tidak bisa berjalan dan tidak ada yang mengantar ke tempat kami. Saya memutuskan untuk memberikan tumpangan pada ibu itu dan berjanji akan mengantarnya pulang. Saya, perempuan dan ibunya berangkat ke pengobatan gratis sedangkan teman saya tinggal sebentar menunggu rumahnya.

Sesampainya di sana teman saya yang berjaga di gerbang menggendong ibu menuju tempat pengobatan. Dia menemani ibu itu sampai selesai pengobatan sedangkan saya menunggu di luar layaknya tukang ojek yang sebenarnya. Setelah berobat saya mengantar mereka pulang dan menjemput teman saya. Sebelum pulang perempuan itu mengucapkan terimakasih dan sang ibu memeluk kami berdua sambil menangis. Suasana yang sangat mengharukan bagi saya. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menjemput pasien yang lain.