Sunday, May 31, 2015

(36) Martha Syivia : Prinsipku

Aku adalah pemudi Indonesia umurku belasan tahun namun mimpiku melebihi siapapun. Bagiku prinsip-prinsip dasar adalah kepridian setiap manusia, seperti apa diriku maka itulah prinsip dasar hidupku. Dan prinsiplah yang membangun jiwa kehidupan batinku. jadi, kita harus memiliki prinsip hidup yang baik jika kita ingin kehidupan kita baik. Menurutku ke tujuh prinsip dasar PMI adalah prinsip yang mulia dan prinsip tersebutlah yang harus tertanam di dalam benak kita, ke tujuh prinsip tersbut mengajarkan kita akan kepribadian seorang manusia sebenarnya.

Akhir kehidupan taklah sepahit penderitaan ketika proses kehidupan di mulai, karena itu jika kesulitan menghampirimu hal tersebut bukanlah racun bagi masa depanmu. Jika aku mengatakan aku adalah manusia sempurna maka aku adalah manusia yang sombong, jika aku mengatakan aku manusia yang baik, hanya orang yang dapat menilaiku. Maka dari itu aku bukanlah orang yang tak luput dari dosa dan kekurangan namun dibalik semuanya ku mencoba menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain, termasuk bundaku.


Aku adalah seorang siswi SMA yang tidak seberuntung teman-temanku, yang di lahirkan dalam keluarga yang kaya dan memiliki segalanya. Aku hanyalah anak seorang petani yang alhamdulillah bisa makan 3 x sehari sudah sangat bersyukur. Namun kekuranganku tidak menjadikankanku anak yang berputus asa. Bahkan dengan kekurangan yang kumiliki dan pengalamanku, menjadikaknku seorang anak yang igin menolong. 

Dari sejak aku SD aku sudah bisa berjualan, yaaa setidaknya mengurangi beban bunda untuk uang jajanku. Berkebun membantu orang tua dan kesawah. Semuanya kulakukan semata-mata karena  tak sanggup melihat orang tuaku  berkeringat di sawah sementara aku hanya tinggal diasrama, jadi ketika minggu perpulangan jika anak lain mengahabiskan liburnya bertamasya, maka aku akan menolong bundaku ke sawah. Dari sejak kecil bunda tidak pernah menyuruhku kesawah, bunda hanya menyuruhku belajar dan terus belajar agar kelak aku tak seperti dirinya. Namun  menurutku ilmu pertanian, perkebunan dan jualan kecil-kecilanku hari ini akan sangat berguna untuk kehidupanku kelak. Karena kerelaan tersebutlah menjadikanku tidak merasa terpaksa, sedih dan malu dengan kehidupanku hari ini.

Di sela-sela waktu yang sempit kusempatkan diri untuk membantu anak-anak lain, baik yang seumuran maupun yang tidak. Setidaknya dengan memiliki sedikit kemampuan dalam pelajaran maka kusempatkan mengajarkan ilmu-ilmu yang kupunya. Walaupun terkadang ilmu yang kusampaikan hanyalah hal biasa namun bagi adik-adik kecil di TPA kampungku hal tersebut adalah hal yang luar biasa. Tanpa meminta balasan dan bahkan gajipun hanya ada setahun 1 x, namun bukan itu yang kuperlukan mencerdaskan anak bangsa adalah kewajiban bersama. Mimpiku adalah mendirikan perusahaan dimana para pekerjanya adalah wanita yang berekonomi rendah, agar mereka tidak memperkerjakan anak-anaknya. Aku ingin semua ibu sama seperti ibuku yang tidak memaksa anak-anaknya untuk bekerja namun, menimba ilmu yang setinggi-tingginya.


Sebenarnya semua prinsip itu sama yang berbeda hanyalah tingkatan keseriusan  dalam memegang teguh prinsip yang kita punya. Jika aku berprinsip kesukarelaan adalah hal yang utama, bagiku memberi haruslah dengan hati yang tulus dan berharap agar orang yang kita beri akan menjadi lebih baik dengan bantuan yang kita berikan. Untuk apa memberi 1 peti emas jika menyusahkan orang yang kita beri karena kesulitan dalam menjaganya, bukankah lebih baik memberi sesuap ilmu agar hidupnya lancar untuk kedepan.            

1 comment: