Sunday, May 31, 2015

(27) Annisa Nurfitria : Kami Butuh Air

"Cling, cling.." Suara nada pesanku berbunyi.

            "Untuk teman kelas sembilan. Ada pengumuman nih. Jumlah siswa yang dapat ikut bakti sosial (baksos) bersama kwarcab hari minggu, maksimal cuma 30 orang, karena kapasitas truk yang ngantar kita cuma segitu. Jadi yang berminat ikut, ayo segera daftarkan diri ke aku ya. Dan, pengumpulan terakhir air mineral gelas besok sabtu. Dan bagi yang ikut, hari minggu berkumpul jam 8 pagi di sekolah. Terimakasih" aku membaca isi pesan dari Nanda. Tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab pesan itu, sekaligus mendaftarkan diri sukarela untuk ikut. Sepertinya menyenangkan. Tak sabar menanti hari lusa .



            Saat aku datang, semua sudah bersiap akan berangkat, beruntung aku tidak terlambat. Kemudian kami ikut upacara pemberangkatan dipendopo kabupaten.        

Dalam perjalanan kami bernyanyi riang. Jalannya begitu halus. Jadi tidak banyak memakan tenaga. Tapi saat hampir sampai, pertempuran dimulai. Kami semua bergoyang. Bukan karena ada lagu dangdut yang berdendang. Tetapi karena jalan tidak rata dan banyak berlubang. Kardus air mineral juga ikut bergoyang, seakan mereka akan jatuh. Dan kalian tahu siapa yang berada didekat kardus itu? Aku. Jadi aku berusaha menahan kardus itu agar tidak jatuh. Tapi dunia berkata lain.

            "Kedebuk, bruk" Kardus itu berjatuhan, tidak semua, hanya beberapa. Tapi lumayan menimpa badanku. Teman - temanku ada yang tertawa, meringis, atau menahan tawa. Aku hanya menghela napas. Kemudian dua temanku membantuku merapikan kardus itu kembali. Tidak hanya sekali mereka terjatuh, tapi berkali - kali. Hingga salah satu temanku kesal, dan ia duduk diatas kardus itu, tapi bawahnya dialasi jaket.

            Mungkin kalian bertanya - tanya. Kenapa air mineral yang kami bawa untuk baksos, biasanya kan sembako. Itu karena daerah yang akan kami tuju kekeringan air. Mereka sulit sekali untuk mendapatkan air. Untuk mandi saja susah, apalagi minum. Makanya kami membawakan air mineral. Setidaknya bisa membantu meringankan beban mereka.

            Sesampainya disana, udara sangat panas. Tidak banyak pohon yang tumbuh subur. Tanahnya juga kering. Kami prihatin dengan keadaan ini. Tanpa rasa lelah, semangat '45 dan melupakan udara yang panas, kami membantu untuk menurunkan kardus air mineral. Dengan cara estafet lebih baik, karena jalannya menurun. Jadi lebih meringankan beban. Aku ikut membantu, mengambil barisan di antara dua temanku. Hehe... tak sampai 18 menit berjalan, aku istirahat sebentar, karena masih kelelahan akibat tragedi kardus saat perjalan di truk tadi . Kemudian aku ikut dalam barisan lagi, tapi kali ini diantara kakak kwarcab. Dan lagi aku disuruh istirahat, karena mereka pikir aku lelah. Huft.. istirahat lagi deh. Dan aku ikut membantu lagi hingga akhir. Setelah itu istirahat, karena gantian drum besar yang diangkat. Itu mah anak laki - laki yang bisa.

            Aku duduk di kursi, tiba - tiba salang seorang temanku datang. Dia minta betadint. Aku berikan ke dia. Ternyata lengannya luka, dia habis terjatuh. Kasian. Tapi itu adalah sebuah perjuangan. Menurutku, ini adalah baksos yang menyenangkan dari semua baksos yang ku ikuti. Meski rasa lelah ada, tapi aku senang bisa membantu dengan ikhlas dan semangat pada sesama yang sedang membutuhkan. Tidak memandang siapa itu. Yang terpenting apa yang aku lakukan dan berikan bermanfaat bagi mereka. 

No comments:

Post a Comment