Keterkaitanku
dengan kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) secara langsung barangkali tidak
ada namun dikarenakan kantor kami yang berdekatan maka kami sering meminjam
aula PMI untuk tempat rapat. Karena bekerja di bagian umum dan kepegawaian maka
akulah yang sering berkomunikasi dengan pihak PMI. Hanya saja pada waktu masih
sekolah aku ikut kegiatan ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR). Semua ilmu
yang kita pelajari entah kapan waktunya pasti akan berguna, demikian juga
keikutsertaanku di kegiatan PMR.
Suatu
sore sewaktu asyik menonton sepakbola di tanah lapang dekat rumah. Tiba-tiba
ada anak kecil yang kejang-kejang, berkeringat disertai mulut yang mengeluarkan
buih. Waktu itu aku berpikir anak ini pasti keracunan karena gejalanya seperti
orang keracunan. Segera saja sesuai tindakan yang diajarkan pembina waktu
kegiatan ekstrakulikuler aku meminta ruang sehingga tidak banyak yang
berkerumun agar anak tersebut bisa mendapatkan oksigen secara leluasa. Sedapat
mungkin aku berusaha membantu agar anak tersebut bisa muntah sehingga zat yang
mengandung racun bisa keluar. Syukurlah anak tersebut bisa muntah-muntah. Aku
pun segera bagi-bagi tugas ada yang kuminta tolong untuk mencarikan kelapa
hijau untuk diminumkan sebagai penawar racun. Kebetulan di pinggir lapangan
banyak ditanam pohon kelapa. Segera saja kuminumkan air kelapa tersebut. Yang
lain kuminta untuk memberitahukan pada orang tua anak tersebut. Begitu orang
tuanya datang kami pun membawanya ke puskesmas. Untunglah anak tersebut bisa
diselamatkan dari bahaya keracunan. Bahkan aku masih ingat sampai sekarang, pak
dokter mengucapkan terima kasih atas tindakan tepat yang telah kulakukan.
Kejadian lain yang aku ingat adalah saat pulang dari kegiatan PMR, di jalan aku menemukan seorang anak kecil yang terjatuh dari sepedanya. Kulihat anak kecil tersebut meringis kesakitan. Segera saja kuhampiri anak tersebut, kuajak menepi dari jalan raya. Kumintakan air kepada ibu-ibu yang sedang duduk-duduk di halaman rumahnya untuk membersihkan luka. Kebetulan setiap kegiatan PMR aku selalu membawa obat merah, kapuk, perban, dan minyak kayu putih dalam tas kecilku. Setelah dibersihkan luka tersebut aku olesi dengan obat merah lalu kututup kapuk dengan perban biar tidak lepas. Walaupun masih agak pincang tapi anak tersebut sudah bisa naik sepeda lagi. Demikian sedikit pengalamanku yang menerapkan prinsip kemanusiaan dengan menolong sesama.
Kejadian lain yang aku ingat adalah saat pulang dari kegiatan PMR, di jalan aku menemukan seorang anak kecil yang terjatuh dari sepedanya. Kulihat anak kecil tersebut meringis kesakitan. Segera saja kuhampiri anak tersebut, kuajak menepi dari jalan raya. Kumintakan air kepada ibu-ibu yang sedang duduk-duduk di halaman rumahnya untuk membersihkan luka. Kebetulan setiap kegiatan PMR aku selalu membawa obat merah, kapuk, perban, dan minyak kayu putih dalam tas kecilku. Setelah dibersihkan luka tersebut aku olesi dengan obat merah lalu kututup kapuk dengan perban biar tidak lepas. Walaupun masih agak pincang tapi anak tersebut sudah bisa naik sepeda lagi. Demikian sedikit pengalamanku yang menerapkan prinsip kemanusiaan dengan menolong sesama.
No comments:
Post a Comment