Sunday, May 31, 2015

(25) Nadia Rizka Avianti : Memanusiakan Manusia

Tiga tahun lalu, saya menuliskan tiga kata di antara ribuan kata lainnya pada sebuah buku tak bergaris yang bertuliskan “Nadia’s Bucket List” di halaman pertamanya. Tiga kata tersebut adalah “donate my blood”. Walaupun sampai detik ini saya belum dapat mendonorkan darah dikarenakan umur saya yang masih tujuh belas tahun kurang tiga bulan, mendonorkan darah adalah salah satu hal pertama yang saya akan lakukan saat saya sudah menginjak umur tujuh belas. Kebanyakan teman dekat saya mengernyitkan dahi saat membaca tiga kata tersebut karena memang saya dikenal takut dengan darah. Ya, memang benar saya merasa lemas jika melihat darah. Lalu, mengapa saya mempunyai impian untuk mendonorkan darah? Karena saya adalah manusia.

Mungkin saya belum bisa berkontribusi banyak terhadap masyarakat saat ini. Namun kelak, saat saya mendonorkan darah nanti, saya berharap bahwa darah yang akan saya sumbangkan akan menolong seseorang yang akan berguna bagi keluarganya, lingkungan sekitarnya, bangsanya, serta seluruh manusia di dunia. Saya akan sangat berharap bahwa resipien dari darah yang kelak akan saya donorkan nantinya adalah manusia yang memanusiakan manusia.

Sesungguhnya terdapat banyak manfaat dari mendonorkan darah. Namun, alasan terkuat saya pada keinginan saya untuk mendonorkan darah adalah alasan kemanusiaan karena manusia tidak terbatas sebagai seekor Homo sapiens. Bagi saya, manusia lebih dari itu. Manusia adalah makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain.

Penggambaran dari potensi kecerdasan manusia pun tidak terbatas pada IQ (Intelligent Quotient), melainkan adanya EQ (Emotional Quotient), serta SQ (Spiritual Quotient). Dalam mengasah potensi tersebut, dibangunlah sebuah lembaga pendidikan. Menariknya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Indonesia Bersatu II, M. Nuh pada sebuah sambutannya mengatakan bahwa pendidikan tak hanya menyelesaikan atau menjawab persoalan yang sifatnya sangat teknis dan kekinian semata. Melainkan lebih jauh dari itu, pendidikan pada hakikatnya adalah upaya memanusiakan manusia untuk membangun peradaban yang unggul.


No comments:

Post a Comment