Beberapa
tahun lalu, menjelang waktu maghrib, sebuah mobil terperosok ke dalam got tepat
di depan rumahku. Ayah yang melihatnya langsung bergegas menolong. Ternyata
pemiliknya orang keturunan Chineese. Tetapi karena ban mobilnya masuk cukup
dalam, ayah dan pemiliknya kesulitan mengangkatnya. Alhasil setengah jam
berlalu upaya mereka berdua sia-sia. Suasana sekitar sedang sepi, hanya ada
ayah disana.
Tak
berapa lama, serombongan anak-anak kecil yang hendak ke masjid lewat. Mereka
semua pun dipanggil oleh ayah untuk membantu mengangkat ban mobil. Badan mereka
yang kecil-kecil, namun terlihat bersemangat akhirnya mampu meloloskan mobil
dari lobang got. Mobil pun bisa berjalan kembali tanpa hambatan. Sebagai tanda
terima kasih, pemilik kendaraan memberi selembar uang lima puluh ribu kepada anak-anak
itu. Tak lupa sebaris senyuman untuk ayah. Anak-anak yang tadi menolong pun
bersenang hati, lalu membagi rata uang yang telah mereka terima.
Berbuat baik itu ibarat menabung,
ayah menjelaskan. Ketika kita menolong orang lain, suatu hari nanti kita juga
pasti akan ditolong. Menolonglah tanpa mengharapkan apapun dari manussia,
tetapi berharaplah hanya pada Allah SWT. Bila kita mengharapkan manusia, maka
hanya sakit yang kita dapatkan. Karena boleh jadi manusia itu akan lupa kepada
jasa-jasa kita. Sebaliknya ketika kita hanya mengharapkan timbal balik dari
Allah, maka Allah SWT tidak akan pernah membuat kita kecewa.
Nasihat yang diberikan ayah, kuingat
lekat-lekat di kepala. Kata-kata inilah yang membuatku sadar, lalu berusaha
untuk dapat menjalankannya dengan baik. Ketika aku menjalankannya, benar saja
hati ini jauh lebih plong. Tidak ada keraguan lagi untuk membantu orang lain.
Selama itu di jalan kebaikan, insya Allah dengan keikhlasan aku merasa jauh
lebih baik.
Aku juga berusaha untuk menularkan
semangatku pada adik. Ketika ada yang membutuhkan bantuan, kau harus
menolongnya. Tak peduli apa atau siapa, tak perlu memandang mereka apa. Terlebih
itu keluarga terdekat. Tetapi kemanusiaan juga butuh etika, jangan sampai
bantuan yang kita berikan itu malah membuat kita terjebak. Misalnya jika ada
orang yang menyuruh kita menyerahkan bungkusan, kita juga mesti tau isinya apa.
Siapa tahu didalamnya ada narkoba atau bom. Maka kita membutuhkan nurani,
dengarkan kata hati saat akan menolong orang lain. Bisikan hati kita yang masih
bersih bisa memberitahukan apakah sisi kemanusiaan kita diperlukan atau tidak.
Itu prinsip-prinsip yang sudah kujalani dan berusaha kutularkan kepada semua
orang.
No comments:
Post a Comment