Sunday, May 31, 2015

(31) Firsty Ukhti Molyndi : Karena Semua Manusia Sama

Beberapa tahun lalu, menjelang waktu maghrib, sebuah mobil terperosok ke dalam got tepat di depan rumahku. Ayah yang melihatnya langsung bergegas menolong. Ternyata pemiliknya orang keturunan Chineese. Tetapi karena ban mobilnya masuk cukup dalam, ayah dan pemiliknya kesulitan mengangkatnya. Alhasil setengah jam berlalu upaya mereka berdua sia-sia. Suasana sekitar sedang sepi, hanya ada ayah disana.

Tak berapa lama, serombongan anak-anak kecil yang hendak ke masjid lewat. Mereka semua pun dipanggil oleh ayah untuk membantu mengangkat ban mobil. Badan mereka yang kecil-kecil, namun terlihat bersemangat akhirnya mampu meloloskan mobil dari lobang got. Mobil pun bisa berjalan kembali tanpa hambatan. Sebagai tanda terima kasih, pemilik kendaraan memberi selembar uang lima puluh ribu kepada anak-anak itu. Tak lupa sebaris senyuman untuk ayah. Anak-anak yang tadi menolong pun bersenang hati, lalu membagi rata uang yang telah mereka terima.
Lain waktu, mobil kami mogok di tengah parkiran ketika selesai mengurus paspor di Kantor Imigrasi. Tak ada waktu untuk mencari bengkel terdekat, karena letaknya lumayan jauh dari pusat kota. Tiba-tiba ada rombongan turis asli negeri Tiongkok mendekati kami. Mereka berbicara menggunakan bahasa yang tak kami mengerti. Ayah berusaha menjelaskan dengan bahasa isyarat. Untungnya mereka semua mengerti. Kemudian, ayah bersama-sama turis tersebut mendorong mobil kami sekuat tenaga. Sesaat kemudian, mobil yang tadinya mogok pun berjalan kembali.

Berbuat baik itu ibarat menabung, ayah menjelaskan. Ketika kita menolong orang lain, suatu hari nanti kita juga pasti akan ditolong. Menolonglah tanpa mengharapkan apapun dari manussia, tetapi berharaplah hanya pada Allah SWT. Bila kita mengharapkan manusia, maka hanya sakit yang kita dapatkan. Karena boleh jadi manusia itu akan lupa kepada jasa-jasa kita. Sebaliknya ketika kita hanya mengharapkan timbal balik dari Allah, maka Allah SWT tidak akan pernah membuat kita kecewa.

Nasihat yang diberikan ayah, kuingat lekat-lekat di kepala. Kata-kata inilah yang membuatku sadar, lalu berusaha untuk dapat menjalankannya dengan baik. Ketika aku menjalankannya, benar saja hati ini jauh lebih plong. Tidak ada keraguan lagi untuk membantu orang lain. Selama itu di jalan kebaikan, insya Allah dengan keikhlasan aku merasa jauh lebih baik.


Aku juga berusaha untuk menularkan semangatku pada adik. Ketika ada yang membutuhkan bantuan, kau harus menolongnya. Tak peduli apa atau siapa, tak perlu memandang mereka apa. Terlebih itu keluarga terdekat. Tetapi kemanusiaan juga butuh etika, jangan sampai bantuan yang kita berikan itu malah membuat kita terjebak. Misalnya jika ada orang yang menyuruh kita menyerahkan bungkusan, kita juga mesti tau isinya apa. Siapa tahu didalamnya ada narkoba atau bom. Maka kita membutuhkan nurani, dengarkan kata hati saat akan menolong orang lain. Bisikan hati kita yang masih bersih bisa memberitahukan apakah sisi kemanusiaan kita diperlukan atau tidak. Itu prinsip-prinsip yang sudah kujalani dan berusaha kutularkan kepada semua orang. 

No comments:

Post a Comment