Monday, May 25, 2015

(10) Niken Karlina : Karena Bersedekah Bisa Dimulai dari Donor Darah

Aku mulai mengenal donor darah sejak kelas 2 SMA. Sama seperti remaja umumnya, niatku untuk mendonorkan darahku sangat menggebu-gebu, namun niat yang tulus ini tidak terlaksana karena salah satu syarat yang tidak bisa terpenuhi yaitu umurku yang kurang beberapa bulan dari penetapan PMI yaitu 17 tahun. Sedih? Pasti. Karena niat yang sangat tulus dari seorang remaja SMA sepertiku tidak bisa tersampaikan. Sejak saat itu aku berpikiran untuk tidak akan mendonorkan darahku apapun yang terjadi. Aku merasa kecewa karena hanya satu syarat yang tidak terpenuhi padahal syarat lainnya sudah kupenuhi.


Kemudian ku lanjutkan pendidikanku di sebuah universitas negeri terkemuka di Kota Malang. Beberapa bulan menyandang gelar sebagai mahasiswa tidak membuat pikiranku tentang donor darah untuk berubah. Sampai seorang teman mengajakku ke perayaan ulangtahun pramuka di kampusku. Disana diadakan berbagai kegiatan sosial seperti kerja bakti, pemberian beberapa buku dan juga donor darah. Dia memintaku menemaninya untuk donor darah, dia sangat antusias meskipun bulan lalu dia tidak diijinkan untuk donor darah  karena HB nya kurang. Setelah mengisi administrasi dia memulai pengecekan tensi, berat badan, dan HB. Namun lagi-lagi takdir berkata lain HB nya kurang dari syarat yang ditentukan.
            
Dia tampak sangat sedih, ketika kutanya mengapa  tak pernah menyerah  donor darah padahal dulu pernah ditolak, dia mulai bercerita. Menurutnya donor darah merupakan kegiatan bersedekah paling mudah. Karena kita tak perlu modal dari luar, kita hanya perlu modal dari dalam yaitu keberanian, ketulusan, dan kesukarelaan. Sedangkan tidak semua orang yang mempunyai itu. Mungkin banyak orang berpikir sedekah harus berbentuk barang padahal kenyataannya tidak. Hanya dengan memberikan 350 cc darah kita selama beberapa menit kita bisa membantu memperpanjang kesempatan hidup orang lain selama bertahun-tahun, bukankah itu hal yang sangat bermanfaat tidak hanya bagi kesehatan kita namun juga kehidupan orang lain?
            
Jujur, butuh waktu cukup lama bagiku untuk memikirkan hal ini. Namun dengan niat yang tulus untuk bersedekah dan membantu orang lain seperti yang dikatakan temanku tadi aku mulai mendaftarkan diri untuk mendonor dan ternyata Tuhan melancarkan niatku. Aku diberi kesempatan untuk donor darah pertama kalinya dan rasanya gak semenakutkan yang aku kira. Justru ada rasa bahagia dan harapan yang tak terhingga suapaya kantong darah itu sampai ditangan yang tepat dan membutuhkan.

No comments:

Post a Comment