Sunday, May 31, 2015

(34) Chirana Suprihatin : Sosialisasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan untuk Indonesia Lebih Baik

Kasus kecelakan masih menjadi masalah besar di negeri ini. Angka korban kecelakaan setiap tahun bahkan makin meningkat. Seiring pesatnya kenaikan jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat pula kasus-kasus kecelakaan di jalan raya. 

Pemerintah sudah berupaya untuk mengurangi jumlah kasus kecelakaan berkendara di jalan raya dengan menerapkan beberapa peraturan, diantaranya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan helm SNI,menyalakan lampu di depan disiang hari, memakai sabuk pengaman, menaati rambu-rambu lalulintas, dan lain sebagainya. Meskipun sudah diberi peraturan beserta sanksi bagi yang melanggarnya, namun masih saja dijumpai pengendara motor yang ‘nakal’, tidak menghiraukan segala peraturan tersebut. 

Melihat upaya pemerintah yang sudah cukup banyak untuk menurunkan angka kecelakaan di jalan raya namun masih kurang signifikan mengurangi jumlah kecelaakaan, maka pertanyaannya apalagi yang harus dilakukan untuk menangulangi permasalahan kecelakaan berkendara di jalan raya ini? Sebagai salah satu bagian dari masyarakat kita mempunyai kewajiban memikirkan masalah yang terjadi disekitar kita. 

Hal yang bisa kita lakukan bila ada korban kecelakaan pastilah dengan menolongnya. Sebagai makhluk sosial manusia harus memiliki kesadaran akan pentingnya tolong menolong. Namun dalam menolong korban kecelakaan kita tidak boleh sembarang, karena penanganan terhadap korban kecelakaan memiliki prosedur-prosedur medis tersendiri. Prosedur medis ini memang tidak semua orang mengetahuinya, seperti tidak diperbolehkan sembarangan memindahahkan korban kecelakaan, sebisa mungkin membantu menghentikan pendarahan dll. Mungkin hanya orang yang berkerja di lingkungan kesehatan, atau orang yang memiliki dasar pengetahuan tentang ilmu kesehatan yang mengetahuinya. Padahal kecelakaan bisa terjadi setiap saaat dan dimana saja. Saya dan teman seangkatan mencoba memberikan solusi terhadap permasalah tersebut. 

Kami memiliki dasar pengetahuan tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang diajarkan sewaktu kami menjadi anggota ekskul PMI dan organisasi semacam itu. Saya dan tim membuat program sosialisasi P3K kepada tukang ojek dan tukang becak daerah solo. Kenapa sasaran kegiatan ini tukang ojek dan tukang becak sasaran sosialisasi program ini? Karena menurut kami saat itu, mereka merupakan orang-orang yang masih minim pengetahuan tentang P3K sedangkan profesi mereka sering kali menjumpai kecelakaan di jalan raya. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud kepedulian kami sebagai generasi muda kepada masyarakat khususnya bagi mereka tingkat pengetahuannya tentang P3K masih kurang dan upaya untuk penanganan meningkatnya kasus kecelakaan bermotor di jalan raya. Kami menghubungi ketua paguyupan tukang ojek dan tukang becak untuk mengatur jadwal kegiatan sosialisasi P3K. Tidak disangka antusias mereka dalam mengikuti sosialisasi P3K sangat besar. 

Menurut pengakuan salah satu tukang becak, sering kali menjumpai kecelakaan namun beliau menolong sebisanya dengan membawanya kepinggir jalan kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat. Setelah diberikan sosialisasi tentang P3K, beliau mulai memahami bahwa menolong korban kecelakaan tidak boleh sembarangan. Karena kadang kala tindakan panik si penolong malah akan menambah cidera si korban. Jiwa kemanusiaan masyarakat kita memang cukup tinggi. Tolong menolong, tengang rasa, sukarela merupakan nilai-nilai yang sudah tertanam pada diri bangsa ini dari jaman dahulu.  Tidak heran kalau Indonesia terkenal dengan penduduknya yang ramah tamah karena memang nilai-nilai kemanusiaan sudah menjadi akar bangsa. Oleh karena itu alangkah baiknya sebagai generasi muda kita membantu memupuk dan mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa ini. 

No comments:

Post a Comment