Kasus kecelakan masih menjadi
masalah besar di negeri ini. Angka korban kecelakaan setiap tahun bahkan makin
meningkat. Seiring pesatnya kenaikan jumlah kendaraan bermotor semakin
meningkat pula kasus-kasus kecelakaan di jalan raya.
Pemerintah sudah berupaya
untuk mengurangi jumlah kasus kecelakaan berkendara di jalan raya dengan
menerapkan beberapa peraturan, diantaranya meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya menggunakan helm SNI,menyalakan lampu di depan disiang hari,
memakai sabuk pengaman, menaati rambu-rambu lalulintas, dan lain sebagainya.
Meskipun sudah diberi peraturan beserta sanksi bagi yang melanggarnya, namun
masih saja dijumpai pengendara motor yang ‘nakal’, tidak menghiraukan segala
peraturan tersebut.
Melihat upaya pemerintah yang sudah cukup banyak untuk
menurunkan angka kecelakaan di jalan raya namun masih kurang signifikan
mengurangi jumlah kecelaakaan, maka pertanyaannya apalagi yang harus dilakukan
untuk menangulangi permasalahan kecelakaan berkendara di jalan raya ini?
Sebagai salah satu bagian dari masyarakat kita mempunyai kewajiban memikirkan
masalah yang terjadi disekitar kita.
Hal yang bisa kita lakukan bila ada korban
kecelakaan pastilah dengan menolongnya. Sebagai makhluk sosial manusia harus
memiliki kesadaran akan pentingnya tolong menolong. Namun dalam menolong korban
kecelakaan kita tidak boleh sembarang, karena penanganan terhadap korban
kecelakaan memiliki prosedur-prosedur medis tersendiri. Prosedur medis ini
memang tidak semua orang mengetahuinya, seperti tidak diperbolehkan sembarangan
memindahahkan korban kecelakaan, sebisa mungkin membantu menghentikan
pendarahan dll. Mungkin hanya orang yang berkerja di lingkungan kesehatan, atau
orang yang memiliki dasar pengetahuan tentang ilmu kesehatan yang
mengetahuinya. Padahal kecelakaan bisa terjadi setiap saaat dan dimana saja.
Saya dan teman seangkatan mencoba memberikan solusi terhadap permasalah
tersebut.
Kami memiliki dasar pengetahuan tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) yang diajarkan sewaktu kami menjadi anggota ekskul PMI dan
organisasi semacam itu. Saya dan tim membuat program sosialisasi P3K kepada
tukang ojek dan tukang becak daerah solo. Kenapa sasaran kegiatan ini tukang
ojek dan tukang becak sasaran sosialisasi program ini? Karena menurut kami saat
itu, mereka merupakan orang-orang yang masih minim pengetahuan tentang P3K
sedangkan profesi mereka sering kali menjumpai kecelakaan di jalan raya. Kegiatan
ini merupakan salah satu wujud kepedulian kami sebagai generasi muda kepada
masyarakat khususnya bagi mereka tingkat pengetahuannya tentang P3K masih
kurang dan upaya untuk penanganan meningkatnya kasus kecelakaan bermotor di
jalan raya. Kami menghubungi ketua paguyupan tukang ojek dan tukang becak untuk
mengatur jadwal kegiatan sosialisasi P3K. Tidak disangka antusias mereka dalam
mengikuti sosialisasi P3K sangat besar.
Menurut pengakuan salah satu tukang
becak, sering kali menjumpai kecelakaan namun beliau menolong sebisanya dengan
membawanya kepinggir jalan kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat. Setelah
diberikan sosialisasi tentang P3K, beliau mulai memahami bahwa menolong korban
kecelakaan tidak boleh sembarangan. Karena kadang kala tindakan panik si
penolong malah akan menambah cidera si korban. Jiwa kemanusiaan masyarakat kita
memang cukup tinggi. Tolong menolong, tengang rasa, sukarela merupakan
nilai-nilai yang sudah tertanam pada diri bangsa ini dari jaman dahulu. Tidak heran kalau Indonesia terkenal dengan penduduknya
yang ramah tamah karena memang nilai-nilai kemanusiaan sudah menjadi akar
bangsa. Oleh karena itu alangkah baiknya sebagai generasi muda kita membantu
memupuk dan mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa ini.
No comments:
Post a Comment