Aku terpilih mewakili kabupaten luwu utara untuk mengikuti JUMBARA PMR VIII
Provinsi Sulawesi selatan.Senang rasanya bisa lolos jumbara dan mewakili kabupaten luwu utara, sebenarnya aku tak peduli
lolos atau pun tidak aku tahu bahwa PMR sudah bersamaku selama hampir
3 tahun ini,Untuk pengabdian,menjadi bagian dari PMI itu sangat menyenangkan,penuh kebersamaan dan rasa persaudaraan yang kental,tidak peduli siapapun itu karna disini tidak ada DISKRIMINASI.
Kebersamaan, suasana persaudaraan yang kental
itu sangat terasa, namun tiba-tiba ada berita
yang sangat mengejutkan, menyakitkan
hati,Sehari sebelum jumbara
akan dimulai, saat kami telah menyiapkan segala
sesuatunya untuk berangkat ke pangkep ,ternyata jumbara
ditunda.berita ini sangat menghancurkan hati relawan
muda PMR se sulawesi
selatan.Begitu pula denganku,
aku merasa putus asa dan
kecewa.Aku Rela meninggalkan porseni disekolah hanya untuk
kegiatan ini Pulang balik hanya untuk
berjuang dalam kegiatan
ini.
Tapi aku mencoba tegar dan berusaha menyemangati teman-teman jumbaraku ‘’Haruskah kita mundur ? Kurasa tidak,sepertinya tidak dan pada akhirnya tidak akan. Kita punya kekuatan,yah kekuatan untuk menyelamatkan jiwa yang rapuh. Masih banyak yang harus kita lakukan,bukan hanya sampai disini.
Ku tahu kita pasti pernah merasa kecewa tapi akankah kekecewaan ini akan mematahkan semangat kita ? Persaudaraan kita dan pengabdian untuk kemanusiaan’’ kataku pada kontingen Jumbara Luwu Utara.
Ketika jumbara ditunda teman-temanku sudah banyak yang memundurkan diri dan
tak ingin mengikuti jumbara yang direncanakan
akan dilaksanakan tanggal
2 sampai 7 februari 2015 lagi. tapi aku tetap semangat untuk melanjutkan
misi kemanusiaan.Hingga aku mendapatkan
banyak sekali ledekan dari teman-temanku.tapi aku tetap tersenyum dan tetap
optimis bahwa Jumbara yang tertunda itu akan terlaksana.
Hingga akhirnya tanggal 2-7 februari 2015 Jumbara betul-betul terlaksana dan akupun
berangkat membawa nama baik
luwu utara,aku akan membuktikan
pada mereka bahwa PMR
adalah yang terbaik bagiku.Disana aku mengikuti
lomba KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi) yang akhirnya mendapatkan juara harapan
dua dari 22
kabupaten yang hadir saat Jumbara
PMR Se Sulsel.
Setelah Jumbara Berakhir,mereka yang tadinya
mengejekku s ekarang tidak lagi.Aku sangat menikmati
tugasku sebagai relawan masa depan,aku mengabdikan diriku melatih
PMR Di SMP 1 Bone-Bone,aku sangat bahagia bisa berbagi
ilmu kepalangmerahan dengan mereka.
Tapi tidak dengan Bapakku
yang menyuruhku
untuk keluar dari
PMR,tapi aku tidak
menurutinya.
Secara diam-diam aku tetap pergi untuk
melatih PMR dan
mengikuti kegiatan-kegiatan PMR.
Masalah tak sampai disitu
saja saat aku juga harus
memilih antara pacar
atau PMR ? pacarku menyuruhku untuk keluar dari PMR,dia bilang PMR tidak berarti apa-apa.
Tapi aku tidak mendengarkannya,aku
kemudian memutuskan pacarku dan lebih memilih
PMR.setelah putus,dia mengataiku ‘’makan itu PMR,dasar kau itu dian jelek
sifatmu,kau putuskanka hanya karena
PMR tidak berguna
itu’’ perkataan itu yang selalu memotivasiku untuk terus
mengabdikan diri untuk kemanusiaan.
Aku melalui masa-masa sebagai pengurus PMR dengan
cukup berat,semua semakin bertambah buruk ketika satu per satu teman-teman seangkatanku keluar dari
PMR.akupun mencari ide bagaimana membuat PMR tetap bertahan
disekolahku.
Bahkan sampai aku
mencetak,mengcopy buku-buku PMR dengan uang sendiri,membuat pin PMR
hingga aku harus berutang sampai ratusan
ribu, membersihkan ruang uks yang kotor dan tak terurus,kasur yang lapuk,seprai,selimut
dan sarung bantal yang kumal tak pernah diganti,lantai kotor,lemari tua penuh debu kami bergantian membersihkannya setiap minggu.Menolong ? Mengabdi ? Ketulusan ?
Persaudaraan ? Persahabatan ? Cinta ? Tanggung jawab ? Kepedulian dan
kepemimpinan.Semua aku temukan
di PMR.
Sebutan munafik ? Sok baik ? Cari perhatian ? Cari sensasi dan semacamnya aku tak peduli kata itu,karna aku menolong dengan hati,Ikhlas dan tulus tanpa niat apapun,aku mengabdi karna memang ini kemauanku,ini yang aku tahu,ini yang aku lakukan.Aku ikhlas dengan semuanya.
Diskriminasi ? Itu telah banyak kurasakan,PMR ? Dianggap ekskul tak penting dan hanya sekedar nama saja.biarlah karna aku tak butuh penghargaan.
3 tahun ini tak cukup bagiku dan aku akan melanjutkan ini di KSR nantinya, InsyaAllah !
Ini bukan tentang sekedar mengejar lambang atau sebuah penghargaan melainkan sebuah kewajiban dan tanggung jawab tentang kemanusiaan.
Mereka mengatakan aku terobsesi dengan PMR ? Tidak,ini hanya bagian dari perjalanan hidupku karna dengan menolong orang lain aku merasa hidupku lebih berarti dan bermakna.
Terimakasih untuk semua teman -teman,kakak –kakak dan guru yang telah memperkenalkan organisasi PMR ini padaku,aku bahagia bisa menjadi bagian dari PMI .aku berjanji akan terus berkarya,menciptakan sesuatu yang baru untuk PMR dan tentunya memajukan PMR disekolahku SMANSA BONE-BONE dan semua PMR di Luwu Utara. Inilah aku meski selalu dianggap buruk,meski selalu dicelah tapi aku ada untuk pengabdian untuk ketulusan dengan kemanusiaan.”
Tentang kerisauan yang menjelma akankan kelak kutemukan
sesuatu yang membuatku menyayangi seperti ini mencintai
setulus hatiku tentang
perjuangan apapun harus kulakukan
untuk dia yah Dialah Organisasi
PMI entah bagaimana menjelaskan semua ini tapi
kelak akankah ada yang bisa menggantikannya membuatku tergila –gila hingga melakukan
apapun demi PMI. ini hal konyol menyibukkan diri dengan sebuah organisasi dan berpisah hanya untuk sebuah impian Dengan ketulusan
yang ku pupuk bertahun-tahun demi kemanusiaan.” Terimakasih PMI.
Terimakasih pmi 😁😂😍🙌
ReplyDelete