Sunday, May 31, 2015

(29) Ayu Lismana Putri : Pelajaran yang Berharga dari Ordik

Pada awal memasuki Perguruan Tinggi Negeri, setiap mahasiswa harus mengikuti kegiatan Ordik (Orientasi pendidikan). Begitupun dengan aku, aku harus mengikuti kegiatan Ordik selama 3 hari. Dalam kegiatan tersebut, aku tidak hanya merasakan apa itu arti kesamaan, tapi juga arti kekeluargaan, kemanusiaan dan kesukarelaan.

Kami, para mahasiswa tidak hanya berasal dari satu atau dua daerah saja, tapi dari berbagai daerah mulai dari Sabang sampai Merauke. Awalnya saya merasa sangat heran, karena biasanya saya hanya mengenal orang dari suku – suku jawa saja. Tapi pada hari itu, saya melihat mahasiswa dari berbagai suku di negara ini.


Diawal perkenalan, kami merasa canggung dan malu – malu untuk bercanda. Tapi lama kelamaan, terlihat sekali kekompakan diantara kelompok kami. Kami bercanda bersama, bersorak bersama, makan bersama dan saling tertawa. Pada ordik tersebut, kami tidak membedakan satu sama lain, meskipun kami berbeda agama, suku , bangsa, daerah, adat istiadat kami tetap sama. Kami sama – sama mahasiswa baru disana, dan sama – sama memiliki cita – cita dan tujuan sama yaitu ingin sukses.

Tidak hanya itu, kakak – kakak angkatan yang menjadi panitia ordik juga tidak membedakan kami dengan mereka. Kita semua sama, tidak ada kakak angkatan karena kita semua sama. Kami sangat bahagia sekali, karena ordik terlihat sangat menyenangkan. Dan disitu kami juga merasakan, apa itu kekeluargaan. Setiap ada teman yang membutuhkan, sebisa mungkin kami saling membantu.

Selain itu, pada ordik tersebut kami juga belajar prinsip kemanusiaan dan kesukarelaan. Karena pada hari terakhir ordik kami diajak melakukan kegiatan bakti sosial untuk mereka yang membutuhkan. Tiap – tiap kelompok mendapatkan satu buah tas yang berisi sembako, dan tugas kami adalah mencari orang – orang yang dianggap layak dan sangat membutuhkan sembako tersebut. Selain itu, kami juga harus menanyakan kegiatan sehari – hari orang tersebut.

Pada saat itu, aku dan teman – teman satu kelompokku bertemu dengan seorang bapak petugas pemungut sampah. Beliau berusia 45 tahun, dan sudah 10 tahun berprofesi sebagai tukang pemungut sampah dari satu perumahan – ke perumahan lain. Dan beliau memiliki 3 orang anak, meskipun hanay berprofesi seperti itu, bapak tersebut memiliki cita – cita ingin menyekolahkan anak – anaknya samapi tamat sekolah. Sungguh cita – cita yang sangat mulia bagi kami. Kami memberikan sembako tersebut kepada bapak itu.


Setelah itu, kami harus memberikan laporan hasil baksos kami kepada panitia dengan melakukan presentasi kedepan. Semua kelompok memberikan hasil laporan mereka satu persatu, dan kami sangat berkesan dengan semua laporan – laporan dari kelompok lain. Dan pada hari itu, kami mendapat banyak pelajaran akan artinya berbagi dengan sesama dan saling membantu kepada orang membutuhkan. Selain itu, kami juga mendapatkan banyak arti – arti kehidupan. Kami belajar dari para orang – orang tersebut, bagaimana mereka berjuang untuk keluarga mereka untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Dan karena kegiatan itu, kami bisa mengerti apa itu arti kesamaan, kemanusiaan dan kesukarelaan. Dan karena kegiatan tersebut, kami bisa belajar menjadi orang yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

No comments:

Post a Comment