Monday, May 25, 2015

(14) Dina Noris : Menggali Rasa Peduli Lewat Tujuh Prinsip Dasar Gerakan PMI

Pada suatu senja yang gerimis, saya disodorkan oleh sepupu saya sebuah cakram film alias DVD. Saya memang hobi nonton film yang bagus dan bermutu, film ber-genre apapun itu. Kala itu saya menonton film hindia. Judulnya Jay Ho, diperankan oleh Salman Khan. Film ini jauh dari kisah percintaan dua insan seperti mana film-film Hindia pendahulunya. Namun ia bercerita tentang perjuangan dan pengorbanan di tengah episode kritis dunia, di mana masyarakat semakin kehilangan simpati dan empati, miskinnya rasa kemanusiaan, serta nyaris tak lagi memiliki rasa peduli.
Barangkali kisah ini terlalu didramatisir. Meski demikian, pesan Jay, pemeran utama dalam film tersebut, sampai sekarang masih terngiang di benak saya: “untuk melayani bangsa dan negara, kita tak harus menjadi tentara, polisi atau politisi. Tapi bantulah orang lain sebisamu.”

Sangat mengerikan memang, ketika melihat dunia bergerak ke arah yang aneh dan menakutkan untuk ditinggali. Orang-orang lebih memilih fokus pada gadget daripada membantu orang tua yang hendak menyeberang jalan. Orang-orang menutup mata pada sosok yang tertindas akibat dicaci dan dibully. Bahkan lebih parah lagi, kita sama-sama tertawa menyaksikan lawakan-lawakan slapstick seolah-olah hal tersebut layak dijadikan tontonan. Orang-orang berebut memamerkan harta dan kuasa, tapi absen membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan. Akan tetapi di satu sisi, tergugah apabila bantuan-bantuan tadi diliput media. Banyak lagi hal-hal yang memantik kegeraman kita jika melihat kondisi dunia sekarang ini.

Tak mudah untuk menjadi sosok ringan tangan dan membantu orang tanpa mengharap imbalan, sebab seperti kata mereka, di dunia ini‘there’s no free lunch’. Akan tetapi, bukti kerja nyata Gerakan Palang merah dengan prinsip-prinsip dasar gerakannya yaitu: Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan membawa saya pada satu kesimpulan, bahwa masih ada orang-orang baik dan peduli di muka bumi.

Tujuh prinsip dasar gerakan tersebut tentu memberi makna yang sangat apik dan berguna bagi semua orang yang ingin berusaha menjalankannya. Tentu saja, bagi saya pribadi prinsip-prinsip ini terasa sangat memengaruhi saya dalam kehidupan sehari-hari. Saya belajar untuk membantu orang lain sebisa saya, dimulai dari hal-hal kecil, yang dapat meringankan beban orang lain. Setidaknya dapat membuat mereka lega, bahwa mereka tidak sendiri.

Seperti kata Jay, kita memang bukan seorang tentara, polisi, ataupun politisi yang sejatinya memiliki akses dan kuantitas untuk meringankan beban orang yang membutuhkan. Akan tetapi, kita tentu memiliki hati yang luas untuk menyisihkan sedikit empati dan rasa peduli, serta tidak menutup mata ketika ketidak adilan dan kesewenang-wenangan hadir di sekitar kita. Dengan tulus dan ikhlas membantu orang lain tanpa pamrih, selanjutnya, biarkan Tuhan yang menjalankan tugasNya, memberi balasan yang setimpal dari setiap perbuatan baik kita.

Jangan sampai kehidupan ini berubah menjadi tragedi karena lenyapnya kemanusiaan dan kepedulian dari hati. Jika kita adalah orang-orang yang terlahir dengan berjuta keberuntungan, maka mari membantu sesama, meringankan beban orang lain, berempati pada setiap permasalahan mereka. Seperti kata Enstein, nilai manusia terletak pada apa yang bisa dia berikan, bukan pada apa yang bisa dia terima.

No comments:

Post a Comment