Pada
suatu senja yang gerimis, saya disodorkan oleh sepupu saya sebuah cakram film
alias DVD. Saya memang hobi nonton film yang bagus dan bermutu, film ber-genre
apapun itu. Kala itu saya menonton film hindia. Judulnya Jay Ho, diperankan
oleh Salman Khan. Film ini jauh dari kisah percintaan dua insan seperti mana
film-film Hindia pendahulunya. Namun ia bercerita tentang perjuangan dan
pengorbanan di tengah episode kritis dunia, di mana masyarakat semakin kehilangan
simpati dan empati, miskinnya rasa kemanusiaan, serta nyaris tak lagi memiliki
rasa peduli.
Barangkali
kisah ini terlalu didramatisir. Meski demikian, pesan Jay, pemeran utama dalam
film tersebut, sampai sekarang masih terngiang di benak saya: “untuk melayani bangsa dan negara, kita tak
harus menjadi tentara, polisi atau politisi. Tapi bantulah orang lain sebisamu.”
Sangat
mengerikan memang, ketika melihat dunia bergerak ke arah yang aneh dan menakutkan
untuk ditinggali. Orang-orang lebih memilih fokus pada gadget daripada membantu orang tua yang hendak menyeberang jalan.
Orang-orang menutup mata pada sosok yang tertindas akibat dicaci dan dibully. Bahkan lebih parah lagi, kita
sama-sama tertawa menyaksikan lawakan-lawakan slapstick seolah-olah hal tersebut layak dijadikan tontonan. Orang-orang
berebut memamerkan harta dan kuasa, tapi absen membantu mereka yang membutuhkan
uluran tangan. Akan tetapi di satu sisi, tergugah apabila bantuan-bantuan tadi
diliput media. Banyak lagi hal-hal yang memantik kegeraman kita jika melihat
kondisi dunia sekarang ini.
Tak
mudah untuk menjadi sosok ringan tangan dan membantu orang tanpa mengharap
imbalan, sebab seperti kata mereka, di dunia ini‘there’s no free lunch’. Akan tetapi, bukti kerja nyata Gerakan
Palang merah dengan prinsip-prinsip dasar gerakannya yaitu: Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan,
Kesatuan dan Kesemestaan
membawa saya pada satu kesimpulan, bahwa masih ada orang-orang baik dan peduli di
muka bumi.
Tujuh
prinsip dasar gerakan tersebut tentu memberi makna yang sangat apik dan berguna
bagi semua orang yang ingin berusaha menjalankannya. Tentu saja, bagi saya
pribadi prinsip-prinsip ini terasa sangat memengaruhi saya dalam kehidupan
sehari-hari. Saya belajar untuk membantu orang lain sebisa saya, dimulai dari
hal-hal kecil, yang dapat meringankan beban orang lain. Setidaknya dapat
membuat mereka lega, bahwa mereka tidak sendiri.
Seperti
kata Jay, kita memang bukan seorang tentara, polisi, ataupun politisi yang
sejatinya memiliki akses dan kuantitas untuk meringankan beban orang yang
membutuhkan. Akan tetapi, kita tentu memiliki hati yang luas untuk menyisihkan
sedikit empati dan rasa peduli, serta tidak menutup mata ketika ketidak adilan
dan kesewenang-wenangan hadir di sekitar kita. Dengan tulus dan ikhlas membantu
orang lain tanpa pamrih, selanjutnya, biarkan Tuhan yang menjalankan tugasNya,
memberi balasan yang setimpal dari setiap perbuatan baik kita.
Jangan
sampai kehidupan ini berubah menjadi tragedi karena lenyapnya kemanusiaan dan
kepedulian dari hati. Jika kita adalah orang-orang yang terlahir dengan berjuta
keberuntungan, maka mari membantu sesama, meringankan beban orang lain,
berempati pada setiap permasalahan mereka. Seperti kata Enstein, nilai manusia terletak pada apa yang bisa
dia berikan, bukan pada apa yang bisa dia terima.
No comments:
Post a Comment