Sunday, May 31, 2015

(21) Hikmatul Maulidiyah : Prinsip Kesukarelaan yang Kuterapkan

Pengalamanku selama kurang lebih 3 tahun mengikuti kegiatan ekstrakulikuler PMR yang ada di SMK mulai mengenalkan aku tentang tujuh prinsip PMI. Satu dari tujuh prinsip PMI yang aku terapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu prinsip PMI yang ke-5 yaitu kesukarelaan.

Sukarela menurut aku sendiri yang berarti melakukan sesuatu hal dengan ikhlas tanpa mengharapkan suatu apapun. Dalam prinsip ini aku berusaha menjadi orang yang dibutuhkan saat orang lain membutuhkanku tanpa aku mengharapkan sesuatu darinya. Seperti halnya pada hari senin upacara bendera dilakukan setiap minggunya dan setiap minggunya pula anggota PMR bergantian bertugas untuk berjaga di barisan belakang upacara.

Tugas kami menolong siswa yang tidak kuat mengikuti upacara sampai selesai entah karena lelah, kepanasan, sakit, bahkan ada yang sampai pingsan. Kita betugas menolong mereka membawa ke UKS memberi obat, memberi minum dan lain lain, hal yang paling melelahkan yaitu saat tiba-tiba ada siswa yang pingsan kita berlarian ke barisan dan mengangkatnya ke tandu lalu membawa ke uks, menunggu sampai dia tersadar, jika memang dia membutuhkan kita karena masih dalam keadaan lemah, kita rela absen dari pelajaran, menunggu dia sampai benar-benar pulih dan menenangkanya saat ia merasa kesakitan. 


Seringkali kita mengalami hal ini, merawat siswa yang lagi pingsan sesekali ia sadar
tapi jatuh pingsan lagi dan seterusnya, padahal kita sudah kasih obat dan bantuan alat seadanya yang ada di UKS, sampai pada akhirnya kita mutusin untuk bawa siswa itu ke puskesmas terdekat dari sekolah,memanggil bapak becak yang ada di depan sekolah. Sesampainya di puskesmas kita harus mengurus hal-hal yang diperlukan baik pihak puskesmas, pihak sekolah mengabari jika siswa ini tidak bisa mengikuti pelajaran, menelepon orang tua atau saudaranya untuk dijemput agar dibawa pulang saja untuk beristirahat. 



Sampai pernah ada suatu cerita, temenku yang terlalu paniknya ia mengantar siswa yang pingsan ke puskesmas dengan diantarkan mobil sekolah, ia hanya beralaskan kaos kaki menuju puskesmas. Sepulang dari puskesmas ia baru tersadar ia tidak memakai sepatu, untung saja jarak puskesmas ke sekolahan tidak terlalu jauh sehingga dapat  ditempuh dengan jalan kaki meskipun hanya memakai kaos kaki. Itu suatu hal yang tidak wajar memang dan sangat diketawakan oleh orang, tapi tidakkah orang itu berpikir seberapa besar pengorbanan kita demi membantu teman kita dan adik kelas kita sampai kita sendiri pun lupa dengan hal yang ada di diri kita.

Hal kecil yang lain, ada siswa sakit magh atau lainya yang terbaring di UKS, namun mereka belum sempat sarapan sebelum berangkat sekolah, kita belikan mereka makan minum dan kasih ia obat sampai mereka sembuh dan bisa ngelanjutin pelajaranya. Padahal kita sendiri yang merawat mereka kita juga belum sempat sarapan tapi setidaknya kita masih bersyukur karena kita masih bisa menolong orang lain yang keadaanya lebih lemah dari kita. Karena kita sadar semua yang kita lakuin itu tak akan sia-sia karena "setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula".

No comments:

Post a Comment