Monday, June 15, 2015

(37) Imaduddin Zamakhsyari : Herbs In My Life

Hidup ini penuh citarasa bagi anak boga seperti saya, pahit manis asam asin pedas adalah dasar hidup yang harus kita ketahui. Membuat hidup menyenangkan bagaikan mencari resep satu masakan yang tidak cukup sekali mencoba untuk mendapatkan cita rasa yang sempurna. Namun bagi saya hidup yang unik adalah hidup bagai rempah yang terlihat kering tak terlihat seperti bahan makanan namun sangat mempengaruhi satu masakan dari mulai rasa hingga aroma. Itulah salah satu analogi kehidupan bagi saya yang hingga saat ini tetap menjadi prinsip hidup dalam hidup saya. Jadi kita harus bisa bermanfaat dan saling membantu sesama manusia dalam keadaan apapun untuk memperindah kehidupan di dunia ini seperti rempah tadi yang walau porsi penggunaannya dalam satu masakan sedikit namun pengaruhnya begitu besar dan selalu menjadi kunci kekuatan satu makanan.

Walaupun orang tua saya tidak banyak mendikte dan menasihati namun secara tidak langsung mereka memberi contoh yang kemudian saya ambil dan saya jadikan prinsip dalam hidup. Prinsip hidup bermakna bagi saya sebagai guide step dalam menghadapi berbagai gejala kehidupan yang akan kita alami seperti menghadapi suatu masalah, menyelesaikan konflik, dan bergaul dengan lingkungan. Itu semua kita lalui dengan berpedoman pada prinsip kita tentunya.


Pernah suatu sore di teras rumah saya, kaka-kakaku, dan orang tua saya sedang bersantai sambil bercengkrama, tiba-tiba datang seorang pria menerobos pagar rumah dengan wajah dan baju penuh darah meminta pertolongan kepada kami yang sedang bersantai-santai di teras, seketika kami panik dan saya dan kaka-kaka saya langsung diperintahkan ayah untuk masuk ke dalam rumah. Ayah lah yang menghadapinya dan entah mereka berbincang apa tiba-tiba ayah mengungsikan pria yang penuh luka ini ke dalam kamar mandi didalam rumah, sesaat setelah pria ini masuk ke dalam kamar mandi datanglah sekelompok orang yang ternyata mau menghakimi pria tadi namun dengan gagah ayah menghadang mereka denganlangsung berdialog dan tetap menahan orang-orang ini masuk pagar rumah saya. Orang-orang ini mengejar pria tadi dengan mengikuti jejak darah yang dikeluarkan pria tadi. Bisa dibayangkan begitu banyaknya darah yg dikeluarkan pria yang kami ungsikan. Singkat cerita orang-orang yang ingin menghakimi pria berdarah tadi berhasil dibubarkan ayah saya dan pria berdarah tadi langsung dibawanya ke rumah sakit tanpa perduli masalah apa yang telah menyebabkan pria ini dihakimi orang-orang. Masalah yang dihadapi pria tadi sebenarnya bisa dimusyawarahkan namun mental masyarakat kita yang suka main hakim sendiri kadang membuat sisi kemanusiaan kita hilang.
            
Sekilas adalah kisah yang menjadikan hidup saya memiliki pedoman bahwa membantu sesama dalam keadaaan apapun dengan kemampuan yang kita miliki itu lebih penting dibandingkan kita mementingkan kepentingan kita sendiri tanpa memperhatikan orang lain. Lingkungan memang sangat mempengaruhi seseorang baik lingkungan keluarga, lingkungan bermain, lingkungan pendidikan, dan lingkungan kerja itu membentuk pribadi seseorang.

            
Lingkungan yang saya tempati cenderung banyak orang yang memiliki sifat dan karakter yang beragam dari lingkungan bermain memiliki karakter kebersamaan yang tinggi, lingkungan pendidikan yang cenderung memiliki karakter kesamaan yang kuat, dan lingkungan keluarga yang memiliki karakter kesukarelaan. Dari sekian banyak lingkungan yang saya tempati tersebut hanya satu yang menjadi pedoman bagi saya agar dapat tetap langgeng berada di lingkungan-lingkungan tersebut yaitu kebermanfaatan. Menguasahakan diri sebermanfaatkan mungkin dimana kita berada dengan diikuti oleh pedoman-pedoman lain agar tercipta keindahan hidup. Seperti memasak, bagaimana kita menciptakan satu masakan yang sempurna dengan satu bahan pokok dan berbagai bumbu rempah sebagai pendamping dan pelengkap untuk menciptakan satu karya yang menarik. 

No comments:

Post a Comment