Hidup ini penuh citarasa bagi anak boga
seperti saya, pahit manis asam asin pedas adalah dasar hidup yang harus kita
ketahui. Membuat hidup menyenangkan bagaikan mencari resep satu masakan yang
tidak cukup sekali mencoba untuk mendapatkan cita rasa yang sempurna. Namun
bagi saya hidup yang unik adalah hidup bagai rempah yang terlihat kering tak
terlihat seperti bahan makanan namun sangat mempengaruhi satu masakan dari
mulai rasa hingga aroma. Itulah salah satu analogi kehidupan bagi saya yang
hingga saat ini tetap menjadi prinsip hidup dalam hidup saya. Jadi kita harus
bisa bermanfaat dan saling membantu sesama manusia dalam keadaan apapun untuk
memperindah kehidupan di dunia ini seperti rempah tadi yang walau porsi
penggunaannya dalam satu masakan sedikit namun pengaruhnya begitu besar dan
selalu menjadi kunci kekuatan satu makanan.
Walaupun
orang tua saya tidak banyak mendikte dan menasihati namun secara tidak langsung
mereka memberi contoh yang kemudian saya ambil dan saya jadikan prinsip dalam
hidup. Prinsip hidup bermakna bagi saya sebagai guide step dalam menghadapi berbagai gejala kehidupan yang akan
kita alami seperti menghadapi suatu masalah, menyelesaikan konflik, dan bergaul
dengan lingkungan. Itu semua kita lalui dengan berpedoman pada prinsip kita
tentunya.
Pernah
suatu sore di teras rumah saya, kaka-kakaku, dan orang tua saya sedang
bersantai sambil bercengkrama, tiba-tiba datang seorang pria menerobos pagar
rumah dengan wajah dan baju penuh darah meminta pertolongan kepada kami yang
sedang bersantai-santai di teras, seketika kami panik dan saya dan kaka-kaka
saya langsung diperintahkan ayah untuk masuk ke dalam rumah. Ayah lah yang
menghadapinya dan entah mereka berbincang apa tiba-tiba ayah mengungsikan pria
yang penuh luka ini ke dalam kamar mandi didalam rumah, sesaat setelah pria ini
masuk ke dalam kamar mandi datanglah sekelompok orang yang ternyata mau
menghakimi pria tadi namun dengan gagah ayah menghadang mereka denganlangsung
berdialog dan tetap menahan orang-orang ini masuk pagar rumah saya. Orang-orang
ini mengejar pria tadi dengan mengikuti jejak darah yang dikeluarkan pria tadi.
Bisa dibayangkan begitu banyaknya darah yg dikeluarkan pria yang kami ungsikan.
Singkat cerita orang-orang yang ingin menghakimi pria berdarah tadi berhasil
dibubarkan ayah saya dan pria berdarah tadi langsung dibawanya ke rumah sakit
tanpa perduli masalah apa yang telah menyebabkan pria ini dihakimi orang-orang.
Masalah yang dihadapi pria tadi sebenarnya bisa dimusyawarahkan namun mental
masyarakat kita yang suka main hakim sendiri kadang membuat sisi kemanusiaan
kita hilang.
Sekilas
adalah kisah yang menjadikan hidup saya memiliki pedoman bahwa membantu sesama
dalam keadaaan apapun dengan kemampuan yang kita miliki itu lebih penting
dibandingkan kita mementingkan kepentingan kita sendiri tanpa memperhatikan
orang lain. Lingkungan memang sangat mempengaruhi seseorang baik lingkungan
keluarga, lingkungan bermain, lingkungan pendidikan, dan lingkungan kerja itu membentuk
pribadi seseorang.
Lingkungan
yang saya tempati cenderung banyak orang yang memiliki sifat dan karakter yang
beragam dari lingkungan bermain memiliki karakter kebersamaan yang tinggi,
lingkungan pendidikan yang cenderung memiliki karakter kesamaan yang kuat, dan
lingkungan keluarga yang memiliki karakter kesukarelaan. Dari sekian banyak
lingkungan yang saya tempati tersebut hanya satu yang menjadi pedoman bagi saya
agar dapat tetap langgeng berada di lingkungan-lingkungan tersebut yaitu kebermanfaatan.
Menguasahakan diri sebermanfaatkan mungkin dimana kita berada dengan diikuti
oleh pedoman-pedoman lain agar tercipta keindahan hidup. Seperti memasak,
bagaimana kita menciptakan satu masakan yang sempurna dengan satu bahan pokok
dan berbagai bumbu rempah sebagai pendamping dan pelengkap untuk menciptakan
satu karya yang menarik.
No comments:
Post a Comment