Tuesday, June 16, 2015

(111) Hera Pangastuti : Kontribusi yang Berarti

Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai makhluk sosial pasti saling membutuhkan antar satu insan dengan insan lainnya. Tak bisa diingkari bahwa setiap makhluk tidak hanya manusia pun juga membutuhkan makhluk lain untuk menunjang kehidupannya. Namun, tidak semua insan memiliki rasa empati dan peduli terhadap sesama. Hal ini disebabkan beberapa sifat individualis yang tumbuh dalam diri seseorang. Akan tetapi masih banyak juga manusia yang memiliki rasa peduli kepada sesama dengan wujud kontribusi nyata dan berguna. Dengan beberapa prinsip dalam kehidupannya untuk mendayagunakan dirinya sebagai insan yang baik.
            Prinsip yang digunakan dalam kehidupan bukan hanya sekedar prinsip. Namun, prinsip untuk menunjang kemampuan diri dalam kehidupan masyarakat. Bagi saya pun prinsip-prinsip dasar merupakan landasan utama diri saya untuk bertindak, berperilaku, hingga berpikir. Bagaimana diri ini dalam lingkungan masyarakat yang luas, dan saling bertoleransi atas nama perbedaa bukan penghalang segalanya. Prinsip-prinsip dasar yang menjadi dasar bertindak bagi seorang untuk membantu, menjadi andil dalam berbagai hal di lingkungannya. Sedangkan ada beberapa hal atau kejadian yang menyangkutkan prinsip-prinsip dasar tersebut dengan kejadian atau hal-hal yang menimpa pada kita.  Maka ada beberapa prinsip saja yang digunakan dalam sebuah kejadian, karena tidak mungkin sebuah kejadian muncul terus sesuai dengan rencana kita.

(110) Fajar Rofik : Prinsip Dasar Sebagai Penyeimbang Kehidupan

Prinsip merupakan suatu asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb). Suatu prinsip sangat berkaitan dengan tujuan kegiatan kita. Dalam melaksanakan kegiatan sehari- hari, setiap orang atau organisasi memiliki prinsip yang berbeda. Perbedaan prinsip tersebut terjadi karena perbedaan kegiatan dan tujuan dari setiap pihak. Akan tetapi, secara tidak sadar kita semua telah menerapkan prinsip dasar.
 Mengapa? Karena prinsip dasar merupakan prinsip yang sangat penting dalam kehidupan. Prinsip dasar dapat membuat kehidupan di dunia ini menjadi seimbang dan saling melengkapi. Sehingga, seluruh manusia akan merasa saling memiliki sesuai kodrat kita sebagai makhluk social serta mampu menempatkan dirinya sebagaimana mestinya. Akibatnya, seluruh beban akan teratasi dan kebahagiaan bersama pun akan segera tercapai. 

(109) Liani : Empat Sekawan

Di ruang yang baru,suasana yang sejuk dan angin yang bertiup dengan lambaiannya membuat semua seakan adem ayem tanpa beban kedepan yang begitu panjang. Satu sama lain saling menyapa dan  memiliki latar belakang yang berbeda – beda. Membuat suasana semakin hidup, Seakan dunia ini melihat kebersamaan di ruang tersebut. Seolah – olah tak akan ada yang terpisah kedepannya.
            Hari demi hari telah terlewati bersama sehingga terbentuklah empat sekawan dengan keturunan yang berbeda. Dua Aceh asli, campuran Aceh batak  dan yang terakhir campuran Jawa dan Aceh. Sehingga dengan perbeda keturunan membuat kita saling mengisi satu sama lain baik dalam suka mau duka.  Di saat satu ada masalah yang lain ikut memberi nasehat atau solusi dalam menylesaikan masalah.

(108) Ilham Nurdian : Tanganmu untuk Alur Kebersamaan

Prinsip kesukarelaan menurut saya dianalogikan seperti angin, ketika sudah dirasakan manfaatnya maka saya ingin merasakannya kembali tanpa harus memaksa untuk merasakan angin tersebut secara terus-menerus. Teman-teman perlu kita ketahui rasa jiwa kita adakalanya terdapat dua potensi, potensi pertama adalah ketika ingin mengharapkan sesuatu dan potensi yang kedua ketika ingin memberikan sesuatu. Tentu makna yang luar biasa ketika hati kita berperasaan dan mempunyai sifat kesukarelaan, karena tiada yang lebih berharga tanpa adanyatangan-tangan kebersamaan dalam hal membantu tanpa mengharapkan kata “dibalas”.

(107) Wendy Rahmawan : Dari Jogja, “Kita” Istimewa

Sebagai manusia, tak ada seorangpun yang terlahir dengan perasaan benci, angkuh dan sifat buruk lainnya. Kita semua dilahirkan dengan naluri kebaikan yang luar biasa. Coba saja kita perhatikan, setiap tindak tanduk kita pasti akan ada saat dimana kita sadar betul hati kita berbisik untuk berbuat sebaik-baiknya. Naluri untuk saling menolong dan iba melihat yang lain dalam kesulitan. Semua itu berpadu dalam sebuah prinsip yang saya yakini sebagai prinsip kemanusiaan. 

Kemanusiaan bukan hanya sepatah kata dalam 7 prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan bukan pula sekedar ikrar Bangsa ini dalam Pancasila sila ke-2. Kemanusiaan harus dimaknai lebih dari sekedar kata, lebih dari sekedar menolong seseorang tapi menolong generasi penerus kita, lebih dari menanam satu pohon tapi menjaga setiap ciptaanNya demi terjaganya alam ini, lebih dari sekedar mendonorkan setetes darah namun berjuang mengajak semua orang untuk kembali menyadari betapa pentingnya memanusiakan manusia.

(106) Ade Dwi Harisna : Menjadi Pribadi yang Bermanfaat Bagi Orang Lain

Akal merupakan hadiah istimewa dari Tuhan untuk kita. Dan berbicara tentang kehidupan, kehidupan itu sendiri adalah panggung keputusan yang diperankan oleh manusia sebagai pemainnya. Berbekal dengan akal, kita diberikan gambaran untuk belajar dan menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.
Tak pula luput dengan hakikat kita sebagai makhluk sosial, terdapat fase di mana kita akan berhadapan dengan berbagai macam individu dengan banyak karakter. Fase ini merupakan fase pendewasaan diri dan kita akan mengenal berbagai macam prinsip dasar kehidupan. Prinsip tersebut pada akhirnya mulai melekat dengan tiap individu sehingga membentuk karakter seseorang. Saya mengambil tiga contoh dari prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yaitu kemanusiaan, kesukarelaan dan kesamaan. Prinsip-prinsip dasar ini menjadi pengingat bagi saya bahwa di atas langit terdapat langit, dan di bawah langit masih ada tanah.

(105) Sularsih : Prinsipku

Pernahkah kita berfikir bahwa menolong tidak harus melihat suku, agama dan makhluk yang ditolong. Saya selalu percaya sekecil apapun kita peduli, bertindak positif,  kepada siapapun dan apapun bentuknya kita akan merasakan kebahagiaan. Dan sekecil apapun kita berlaku tidak baik kepada siapapun kita juga akan merasakan penyesalan dan timbal baliknya. Manusia adalah salah satu mahkluk ciptaan-Nya yang mampu berfikir dengan baik dan bertindak dengan baik. Prinsip hidup yang baik akan menjadikan langkah hidup menjadi baik. Prinsip-prinsip dasar adalah suatu pegangan, dasar seseorang berfikir dan bertindak secara benar.
Prinsip bagi saya memudahkan saya untuk menggapai mimpi, dia menjadi pengingat saya ketika saya melakukan hal yang menyimpang dari prinsip yang saya pegang. Bagi saya prinsip hidup adalah menjadi orang yang jujur dalam bertindak dan berucap. Menjadi orang yang bermanfaat dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan yang positif. Itu sudah mencakup semua prinsip dasar gerakan manusia.

(104) Stefanus Ryan Kurniawan : Kesukarelaan Seorang Teman

Kesukarelaan menurut saya berarti rela berkorban dan keikhlasan akan sesuatu, tanpa kita meminta balasan atau mengungkit-ngungkit lagi kejadian itu lagi. Juga, kesukarelaan datang dari diri sendiri dan tanpa paksaan (dibujuk seseorang). Contohnya seperti pahlawan di komik-komik maupun yang ada di dunia nyata. Ada lho pahlawan di sekitar kita, bahkan di dekat kita, hanya saja kita tak menyadarinya. Karena seperti yang saya bilang, mereka tak meminta balasan ataupun mengungkit hal yang telah mereka lakukan. Langsung saja seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan bercerita tentang kejadian saya. Semoga anda menikmatinya dan tak mengantuk saat membaca.

(103) Rizqi Taufiqurahman : Kenetralan dalam Menyikapi Berbagai Informasi Masa Kini

Informasi saat ini sangat mudah didapat dari berbagai media. Akan tetapi, sering kali informasi dari suatu media itu memihak ke salah salah satu pihak. Sehingga, informasi yang diperoleh menjadi kurang netral dan tidak sesuai dengan salah satu dari tujuh prinsip dasar gerakan palang merah. Maka dari itu, kenetralan merupakan hal yang penting dalam menyikapi berbagai informasi masa kini.
            Saat saya SMP, saya merupakan aktivis PMR. Dalam organisasi tersebut saya mendapatkan banyak ilmu. Salah satunya adalah tujuh prinsip dasar gerakan palang merah.  Tujuh prinsip dasar gerakan palang merah adalah kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan,  kesemestaan. Tujuh prinsip tersebut sangat bermakna bagi saya karena dengan menerapkan prinsip tersebut akan membuat manusia yang menerapkannya menjadi manusia yang sukses di berbagai bidang dan menjadikan manusia yang benar-benar manusia. Selain itu, dengan menerapkan tujuh prinsip tersebut dapat membuat lebih dekat kepada sesama manusia maupun alam.

(103) Devi Puji Lestari : Arti Hidup yang Sesungguhnya

Pertama kali saya tahu prinsip dasar Palang Merah Indonesia (PMI) adalah ketika duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimana saya ikut ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR). Menurutku ketujuh prinsip dasar tersebut sangat bermakna dan berarti bagiku. Masing-masing prinsip mengajarkanku tentang arti hidup yang sesungguhnya.
Pada prinsip kemanusiaan mengajarkanku makna untuk selalu menolong orang lain yang butuh bantuan baik di lingkungan sekolah maupun di tempat umum lainnya. Sementara prinsip kesukarelaan mengajarkanku untuk selalu menolong orang tanpa pamrih, tidak mengharap suatu imbalan. Sedangkan prinsip kesamaan mengajarkanku untuk senantiasa berteman dengan siapa saja tanpa memandang ras, agama atau golongan apapun. Selanjutnya prinsip kenetralan mengajarkanku untuk berlaku netral dan adil kepada siapa saja tanpa membanding-bandingkan. Lain lagi dengan prinsip kemandirian yang mengajarkanku untuk selalu mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Kemudian prinsip kesatuan mengajarkanku untuk menjadi satu kesatuan antar anggota. Prinsip terakhir adalah prinsip kesemestaan yang mengajarkanku untuk melaksanakan hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

(102) Inayati Sofiah : Prinsip untuk Memanfaatkan Hidup dan Berguna Bagi Orang Lain

Prinsip merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran individual atau seklompok orang yang dijadikan oleh seseorang sebagai pedoman hidup untuk dapat berfikir dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.

Dalam keseharian yang sering saya lakukan adalah membantu orang lain tanpa menerima imbalan. Karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial maka sudah sewajarnya menjadi kewajiban (terutama untuk saya sendiri) agar dapat tolong menolong dengan sesama.

(101) Farah Husnika Fauziyah : Desa di balik Awan

SKN (Sekolah Kerja Nyata) adalah kegiatan wajib bagi siswa tahun kedua sekolah kami. Semacam KKN ketika kuliah, SKN juga akan mengantarkan kami ke suatu desa terpencil yang kelak akan mendidik kami menjadi ‘orang’ karena kami akan berprofesi sesuai kewajiban kami disini:guru SD,guru ngaji,dll. Desa Cupunagara adalah tujuan kami.desa di balik awan yang harus melewati jalan yang super rusak untuk mencapainya.Bahkan saya tak yakin pemerintah pernah melewatinya.

Di Cupunagara, saya mempunyai orang tu angkat, Bu Entar dan Pak Atang. Rumah Bu Entar bisa dikatakan ‘layak’ dibanding rumah penduduk lainnya. Walaupun lantainya masih beralaskan semen yang sudah mulai retak, dan seperti kebanyakan rumah lainnya rumah Bu Entar tidak terdapat WC sehingga untuk buang air saja kami harus sedikit ‘mendaki’ menuju WC umum. Dan ternyata WC umum ini benar-benar umum, bahkan ayam saja bisa melihat kami di WC karena WC tak berpintu!.Sungguh tak bisa disebut layak,ditambah minimnya cahaya sehingga harus membawa senter saat hari mulai gelap.

(100) Dian Pratiwi : Sehari Merajut Ceria

Setiap orang pasti memiliki satu hari dalam hidupnya yang tidak akan mungkin dilupakan. Bagiku hari tersebut adalah hari dimana aku bisa berbagi dengan para anak-anak thalasemia Bandung. Pada hari Sabtu, 6 Juni 2015 yang lalu, Aku bersama ke 23 teman yang tergabung dalam self transformation training berkumpul di selasar Gedung Kuliah Umum ITB untuk melaksanakan acara bersama anak-anak thalasemia dengan tema ‘Share and Care’ .

Di pagi yang cerah itu, 32 anak-anak thallasemia dengan rentang usia antara 10-15 tahun yang didampingi oleh orang tua masing-masing datang untuk melaksanakan kegiatan bersama kami. Kegiatan dimulai dengan ice breaking dance dengan menarikan gerakan “Shark Family”. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan foto bersama, bermain games dan angklung. Awalnya mereka masih terlihat canggung dan senyuman mereka belum merekah. Namun, sepanjang acara kami selalu berusaha untuk menyatu dengan mereka. Lambat laun mereka sudah dapat tertawa lepas, berlari kesana kemari dan bermain bersama kami. 

(99) Joshua Ivan : Tujuh Prinsip Kehidupanku

Sepertinya aku telah salah memilih menuliskan kata-kata ini tetapi aku 100% menyadarinya: aku bukanlah anggota resmi kesehatan namun aku selalu berusaha menerapkan tujuh Prinsip Dasar Gerakan. Terlihat bodoh jika diriku hanya bercerita, kuakui diriku sendiri tidak bergabung dalam keanggotaan PMI, banyak alasan yang menghambatku menuju kesana tetapi aku benar menyadarinya, akulah yang selalu kagum dengan mereka. Kekaguman itulah yang membawaku pada arus ini, aliran Prinsip Dasar Gerakan yang tak pernah lekang oleh waktu. Cerita ini bukanlah menjadi ajang pencarian ‘kesombongan’ diriku tapi sebuah lilin yang nyata terang bagi diriku sendiri atau bahkan bisa menerangi orang lain, aku berharap seperti itu.

(98) Rini Widayati : Semangat Kebersamaan di Negeri Sebrang

Kebersamaan ini terbangun dengan secara alamiah. Awalnya karena kami terbentuk dalam satu kelompok keberangkatan ke tanah suci. Sebelum ke sana beberapa kali kami telah dipertemukan dalam acara pembekalan. Tetapi tidak terlalu intensif sehingga hanya saling kenal wajah. Akan tetapi kebersamaan selama 40 hari di negeri orang telah membentuk koloni baru.
Aku masuk dalam kloter 15 dari Kepulauan Riau. Namanya rombongan haji, pasti campur baur yang muda sekali, yang dewasa, yang tua dan yang renta sekali karena berumur di atas delapan tahun. Ada ibu Dalmatasyiah dalam rombonganku. Sebenarnya beliau akan berangkat bersama anaknya. Tetapi Allah berkehendak lain, anak dan suaminya telah dipanggil terlebih dahulu sebelum berangkat ke tanah suci. Beliau perlu seseorang yang bisa mendampinginya selama di tanah suci karena kondisi fisiknya yang sudah agak lemah. Tidak kuat kalau berjalan jauh. Dengan rasa kekeluargaan, kelompok kami mengumpulkan uang untuk membeli kursi. Secara bergantian kami mendorong beliau saat harus thawaf mengelilingi ka’bah. Begitupun ketika naik turun bis, membeli makanan, dan mengurus kesehatan beliau.

(97) Maria Putri : Siapalah Aku Ini Tanpa Mereka?

Perkenalkan namaku Putri. Aku berasal dari Palembang, Sumatera Selatan namun kini aku sedang menata masa depan di daerah yang sangat istimewa bagiku, Yogyakarta. Kenapa Yogya istimewa? Bukan saja karena namanya, tapi memang karena Yogya memberikan banyak pelajaran bagiku. Aku datang ke Yogya hanya bermodalkan tekad dan kemauan kuat untuk belajar di salah satu universitas negeri ternama, tanpa seorangpun yang aku kenal di sana. Saat pertama kali menginjakkan kaki di Yogya, aku merasa sangat ‘kerdil’. Ketika aku melihat sekumpulan orang yang sedang bercanda, aku merasa iri karena aku hanya seorang diri dan hanya diam.
            Hari selanjutnya, aku datang ke tempat yang akan aku tinggali beberapa tahun ke depan dan hari itu aku resmi menyandang status sebagai ‘anak asrama’. Mungkin sebagian orang akan bertanya ‘Ih, ngapain masuk asrama? Kan sudah kuliah? Kok mau sih diatur-atur?’ Ya, itu pertanyaan lumrah. Aku memang ingin merasakan kehidupan di asrama. Setelah beberapa waktu menjalani hidup di asrama, aku mulai yakin bahwa keputusanku untuk tinggal di asrama memang tidak salah. Banyak hal baru yang kutemukan di sini. Aku tidak hanya mendapatkan teman baru, tapi juga ‘keluarga’.

(96) Margaretha Dewi : Prinsip Kesamaan dalam Aksi

Indonesia merupakan negara yang unik. Negara yang kaya akan berbagai hal. Kaya akan budaya, ras, bahasa, tingkat sosial, pandangan politik maupun agamanya. Sungguh Negara kita adalah negara yang majemuk. Kemajemukan masyarakat di Nusantara ini berdampak pada perbedaan yang dapat mempengaruhi segala aktivitas dan kestabilan bangsa Indonesia sendiri. Kita pun sadar akan hal tersebut, bukan? Saya pun demikian.
Tujuh prinsip dasar dikenal dalam kepalang-merahan. Prinsip ini harus dikenal, dihayati dan dipahami oleh setiap anggotanya. Prinsip yang dikenal dengan Seven Fundamental Principle of Red Cross and Red Crescent ini terdiri dari : Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, dan Kesemestaan. Ketujuh prinsip ini sungguh mempunyai makna terkhusus bagi saya. Esensi dari prinsip-prinsip ini mengandung semangat. Bukan sekedar semangat, namun ini merupakan semangat yang ditujukan bagi sesama juga lingkungan yang penuh kepedulian dan ketulusan bagi kelangsungan hidup sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

(95) Raniar Firdaus : My Principles My action

Makna prinsip dasar bagiku adalah sebuah tonggak kehidupan bagi masyarakat dimana semua yang tertera dalam prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai penuntun bagi masyarakat agar mampu untuk menjalani kehidupan diantara masyarakat yang sebenarnya mereka tak mampu umtuk hidup secara individualisme dan pada hakikatnya mereka saling membutuhkan antara satu sama lain. Dengan adanya prinsip dasar ini manusia mampu mengatur kehidupannya dan mampu mempertimbangkan kehidupanya untuk menjalani kehidupan di masa depan nanti dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut. 

Adanya prinsip-prinsip dasar tersebut memungkinkan manusia untuk  melakukan segala tindakannya tanpa memikirkan kesenjangan-kesenjangan yang secara tidak langsung sudah tercipta di antara masyarakat. Sehingga memungkin masyarakat mempunyai rasa toleransi yang tinggi kepada sesama manusia. Adanya semboyan gotong-royong di kehidupan Negara Indonesia merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat di Indonesia sangat menegedepankan rasa sosialisasnya.

(94) Laila Nurjannah : Berbagi Itu Indah

Nama saya Laila Nurjannah. Saya seorang pelajar di SMA N 1 Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara. Di sekolah saya tidak terlalu aktif berorganisasi. Saya hanya mengikuti satu organisasi yaitu OSIS. Di OSIS saya belajar banyak hal anatara lain, saya belajar untuk menghargai pendapat orang lain, bekerja sama dengan orang lain, dan tolong menolong dengan sesama yang membutuhkan.
Di sekolah kami, OSIS mempunyai banyak program. Di ramadhan tahun lalu, kami mengadakan kegiatan bagi – bagi takjil untuk warga sekitar  sekaligus menggalang dana bagi warga Palestina, yang saat itu sedang diserang oleh Israel. Dana untuk membuat takjil kami peroleh dengan menarik infaq dari seluruh siswa di sekolah kami. Pihak sekolah sangat mendukung kegiatan kami.

(93) Nuruddin Afandi : Menolong dengan Bermain

Sikap untuk saling tolong menolong memanglah sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu pembelajaran tentang arti dari tolong menolong seharusnya ditanamkan sejak usia dini. Tidak hanya pendidikan formal dari sekolah tetapi pendidikan budi pekerti yang luhur yang menjadi tugas utama orang tua sebagai guru pertama bagi anak-anak mereka.

Seperti yang terjadi pada saya, Toni, dan Angga. Kami bertiga hanyalah anak kecil seperti anak pada umumnya yang hidup di perkampungan sederhana. Kami bermain dengan mainan anak kampung, dan kami sudah merasa sangat bahagia.

(92) Yusuf Efendi : Ini Ceritaku, Mana Ceritamu?

Bencana di Indonesia terdiri dari bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Bencana sosial merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat. Contoh bencana sosial yaitu “Konflik Balinuraga” yang terjadi di Propinsi Lampung, Kabupaten Lampung Selatan.

Konflik Balinuraga merupakan peristiwa yang miris. Akibat konflik tersebut sebagian penduduk Balinuraga mengungsi di SPN Kemiling, Bandarlampung dikarenakan bentrok masih terjadi di desa tersebut. Semua Organisasi yang berkaitan dengan sosial dan kemanusiaan membantu korban Balinuraga di SPN Kemiling seperti BPBD Propinsi Lampung, SAR Lampung, PMI Propinsi Lampung, PMI Kota Bandarlampung, KSR PMI Unit Unila dan lainnya.

(91) Robertha Lutfi Andreani : Save Your Time to Beneficence

Waktu kadang lambat bagi yang menunggu, tapi terlalu cepat bagi yang terburu-buru. Terlalu panjang bagi yang gundah, tapi terlalu pendek bagi yang bahagia. Namun, bagi yang selalu bersyukur waktu akan selalu menyenangkan. Bersyukur, membuka kekayaan hidup. Bersyukur, mengubah apa yang kita miliki menjadi cukup, bahkan lebih.
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial kita memiliki kedudukan yang sama dihadapan Tuhan, tak memandang dari suku, agama, ras, antar golongan manapun. Sebagai makhluk individu kita secara mandiri berusaha memenuhi kebutuhan fisik namun secara kodrati manusia tak lepas dari sikap saling tolong-menolong. Sikap menolong yang baik ialah tanpa mengharapkan imbalan demi tercipta kesatuan dan kerukunan serta bersahabat dengan alam sehingga terbentuk keharmonisan dan perdamaian dalam semesta. Akan tetapi, kita tidak bisa mendapat pemenuhan kebutuhan psikis sendiri, kita membutuhkan orang lain dalam pemenuhannya.

(90) nathan hartono : Dengan Peduli Kita Berbagi

Sekolahku adalah salah satu sekolah yang menerima program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) PAPUA 2013 hingga kini. Putra putri terbaik papua dikirim ke jawa dan bali untuk menimba ilmu agar ketika kembali ke tanah leluhurnya dapat memberikan sumbangsih pemikiran maupun tindakan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat papua.


Tentu siswa papua dengan segala keterbatasannya cukup sulit beradaptasi disekolahku karena memang kita berbeda secara kultural dan fisik namun satu dalam kebhinekaan. Untuk itu, aku sebagai kawan sekelas dan beberapa teman baik dari kelas 10 maupun kelas 11 memberikan bimbingan agar siswa papua dapat nyaman selama tinggal disini. Walaupun berbeda kultur dan fisik namun prinsip kesamaan tetap kami pegang teguh karena kita berbeda hanya dari luar dan perbedaan bukan halangan untuk maju.

(89) Wildan Muhammad : Apa yang Akan Kamu Lakukan?

Sekitar tahun 2007
Di sela kuliah tiba-tiba sebuah pesan menggetarkan ponselmu. Seseorang membutuhkan pertolonganmu di PMI. Kata-kata di dalamnya menggerakkan nalurimu. Tanpa berpamitan kamu keluar ruang kuliah. Tidak kamu pedulikan dosenmu samar-samar bilang, “Hei kamu mau ke mana? Ini masih kuliah.”
Kamu ambil motor dan pacu secepat mungkin. “Beruntung darahmu cocok. Ibu itu sudah nyaris putus asa,” ujar petugas PMI selesai merapikan kantong darah. Kamu dekati wanita paruh baya itu. Tanpa disangka ia menangis di depanmu sambil mengulurkan lembaran sepuluh ribu.

(88) Eno Trianti : Bukanlah Pintu Itu

Sabtu itu matahari begitu terik dan terlalu semangat menyinari dunia, bahkan kupikir hari ini lebih terik dari biasanya. Keringat mengucur deras dikepalaku yang tertutup kerudung coklat.  Kutengok jam yang muncul di layar screensaver HP-ku, pukul 12.30. Pantas saja. Aku masih duduk di kursi semen dekat lapangan, menunggu temanku yang sedang ada acara eksul pecinta alam. Kebetulan hari ini aku akan bermain ke rumah temanku, Futri.
Aku duduk terdiam, kepalaku menengadah ke langit lepas. Karena matahari sudah terlalu terik, akhirnya mataku mengalah dengan teriknya. Aku menoleh sebentar ke sebelah kiriku melihat segerombolan siswa yang sedang ekskul pecinta Alam. Beberapa dari mereka terlihat begitu serius membicarakan sesuatu, entah apa itu. Kupikir pecinta alam merupakan wadah untuk para siswa mengenal alamnya dan setahuku anak-anak pecinta alam itu punya rasa solidarias yang tinggi, apalagi ketika mereka pergi naik gunung, pastinya mereka saling menjaga satu sama lain. Walaupun status sosial, suku ataupun agama mereka berbeda-beda. Tapi karena penyakit asmaku, kuurungkan niatku mengikuti ekskul itu.

(87) Deni Iwan Dahlan : Sedekah

Prinsip kesukarelaan sangat penting untuk terus ditegakkan. Apalagi zaman sekarang banyak orang yang lebih mengutamakan egoisme mereka daripada ikut membantu orang lain yang kesusahan. Banyak orang berpikir, “Apa yang akan saya dapatkan dari orang ini?” daripada “Apa yang bisa saya berikan kepada orang ini?” sehingga muncul egoisme berlebihan dan tidak mau menolong sesama. Kalau semua orang di dunia ini egois, dan tidak peduli dengan yang lain, maka dunia ini akan terjadi perang dimana-mana. Dan saya tidak ingin perang itu terjadi.
Artinya, saya ingin dunia ini damai. Salah satu cara untuk membuat perdamaian di dunia ini adalah melawan egoisme dengan prinsip kesukarelaan. Sukarela menolong dan membantu sesama yang membutuhkan. Salah satu bentuk dari penerapan prinsip tersebut adalah melalui kegiatan sedekah. Dengan sedekah, saya melatih diri saya agar tidak terlalu egois dan lebih peka terhadap sesama.

(86) Fitri Novianti : Palang Merah Indonesia Tak Sekedar Dalam Jiwa, Namun Juga Raga

PMI merupakan sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Definisi tersebut diambil dari Wikipedia Bahasa Indonesia. Secara sederhana PMI merupakan wadah penyalur bantuan (sumbangsih darah) yang berjiwa kemanusiaan. Di sini memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari dan tentunya sangat berperan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk seseorang yang ingin berbagi dengan sesama. Dengan demikian, rasa kemanusiaan akan semakin erat dalam hati sanubari manusia.
Sayasebagai wanita yang berusaha peduli kemanusiaan merasakan bagaimana sulitnya seseorang dalam mendapatkan properti bantuan di bidang kemanusiaan. Misalnya sumbangsih darah pada umumnya. PMI di sini sangat berperan aktif dalam kemudahan perihal pemberian bantuan donor darah secara khususnya. Perlu anda ketahui bahwa PMI tidak sekedar wadah, tetapi juga memiliki dan menerapkan aturan tertentu yang dinamakan prinsip-prinsip dasar.

(85) Muchamad Alfan : Indahnya Berbagi Setetes Harapan

Dalam dunia sosial, menolong sesama manusia merupakan sikap yang harus ditanamkan oleh setiap umat manusia sejak dini. Menolong sesama manusia dapat berupa menolong korban kecelakaan, memberikan bantuan terhadap korban bencana alam, bencana sosial, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa sikap tersebut mencerminkan Prinsip Kemanusiaan. Prinsip ini sangat bermanfaat bagi saya dalam menjalani kehidupan, utamanya hidup bermasyarakat.
 Dalam lingkungan bermasyarakat, kita saling membutuhkan satu sama lain. Apabila seseorang hanya ingin menjalani hidup tanpa adanya sikap saling tolong-menolong, maka orang tersebut belum merasakan betapa nikmat dan indahnya melakukan kegiatan sosial seperti kemanusiaan. Hal tersebut selalu saya tanamkan dalam kehidupan sehari-hari dan sangat bermakna dalam kehidupan saya.

(84) Aprilia Abriani : Dunia Tanpa Perbedaan

Berteman dengan siapa saja sudah saya praktikan sejak kecil. Desa saya dihuni masyarakat yang memeluk empat agama yaitu Kristen, Islam, Katolik dan Hindu. Kristen dan Islam merupakan agama mayoritas. Dalam menjalani kehidupan bertetangga, kami tidak pernah membeda-bedakan agama. Jika ada yang mengalami kesulitan, tangan-tangan tetangga akan membantu sesuai kemampuannya tanpa memikirkan apakah ia seagama dengan kita atau tidak.
            Jika kalian mengunjungi desa saya, tempat ibadah seperti masjid, pura dan gereja yang berbaris rapi akan menyambut kalian. Begitu menginjakkan kaki di desa senyuman ramah penduduk akan menemani aktivitas kalian. Gotong royong juga masih dilakoni penduduk desa. Semua penduduk dengan sukarela mengalokasikan waktunya untuk bekerja sama membangun jalan, tempat ibadah atau kegiatan lainnya. Semuanya dilakukan tanpa memandang agama teman kerja.

(83) Milda Utari : Mengambil Hikmah dari Penderita Kanker

Tuhan menganugerahkan kehidupan bagi ciptaanNya di dunia ini dalam keadaan tidak ada yang sempurna. Ketidaksempurnaan yang diciptakan Tuhan merupakan kehendakNya, supaya manusia tidak menyombongkan diri dalam menjalani hidup. Namun, tidak ada satupun yang sia-sia. Meskipun tidak sempurna, setiap ciptaan tersebut dijadikan memiliki kelebihan masing-masing yang bisa membantu kekurangan dari ciptaan Tuhan yang lainnya.
Dari segenap ciptaan, manusia adalah makhluk terbaik yang diamanahkan untuk menjaga dan melestarikan alam. Kelebihannya terletak pada akal, keinginan, panca indera yang lengkap serta hati untuk merasakan. Apabila manusia mendayagunakan semua unsur yang dimilikinya, maka atas izinNya akan tercipta kelangsungan hidup yang sejahtera.

(82) May Widya Hastuti : Makna Baksos Bersama PMI

Bakti sosial atau lebih dikenal sebagai baksos merupakan salah satu kegiatan wujud dari rasa kemanusiaan antara sesama manusia, seperti tercantum dalam 7 Prinsi palang Merah, yaitu Kemanusiaan . Bakti Sosial adalah salah satu dari wujud kepedulian kepada pihak sosial atau masyarakat.ini bertujuan untuk mewujudkan rasa cinta kasih , rasa saling menolong,rasa saling peduli mahasiswa kepada masyarakat luas yang sedang membutuhkan uluran tangan mereka.
KSR PMI Unit POLINES pada (9/4) telah mengadakan Bakti Sosial di Desa Deliksari, Gunugoati, Semarang. Acara ini di tujukan untuk masyarakat desa tersebut. Kegiatan bakti sosial ini diberikan dalam bentuk pemberian bantuan seperti sembilan bahan pokok, pengobatan gratis, pengabdian masyarakat, dan Sosialisasi. Sosialisasi ini telah di nilai dari kebutuhan masyarakat akan kebutuhan sosial, melihat dari keadaan sosial lingkungan desa tersebut (observasi) juga wawancara kepada warga setempat.Pada acara ini , sosialisasi yang diberikan untuk sasaran anak- anak seperti,  cara menggosok gigi yang benar, Cara mencuci tangan, Pencegahan pembuang sampah sembarangan. Untuk Remaja dan Orang tua diberikan pengetahuan tentang Bahaya HIV/AIDS dan Tanggap Bencana.

(81) Hepi Nuriyawan : Bagiku, Satu Lambang untuk Semua

Beberapa waktu lalu saya pernah berkomunikasi dengan salah satu pihak yang mengikuti kegiatan Bulan Sabit Merah Indonesia via BBM. Saya mengatakan bahwa “Lagi ngerayain hari jadi PMI Internasional ya de?”. Namun saya tercengang dengan jawabannya yang berbunyi, “I’m not talking about Red Cross kak, it’s about Red Cressent."
Saya semakin menyadari bahwa ternyata negara kita tercinta ini menganut dua lambang sekaligus, palang merah dan bulan sabit merah. Mungkin orang awam menyebutnya ini dengan hal yang biasa. Namun, di sisi lain, 7 prinsip kepalangmerahan sangat jelas mengatur bahwa bunyi “KESATUAN” adalah dalam satu negara HANYA boleh menggunakan satu lambang. Saya semakin bingung bagaimana untuk membalas pernyataan dari pihak tersebut.

(80) Devita Ariestiana Prabowo : Pelajaran Berharga dari Kakek Penjual Gorengan

Kisah ini saya torehkan dengan sesekali mengusap air mata yang tak sengaja jatuh. Ya, ini kisah nyata tentang Penerapan Prinsip Kemanusiaan, dengan menolong orang lain yang lebih membutuhkan bantuan, saya persempit menjadi “indahnya berbagi dengan sesama”.

Saya tinggal di Bogor, tidak jauh dari rumah saya, ada seorang kakek. Satu hal yang paling menyentuh hati saya adalah, beliau masih berjualan gorengan di usianya yang senja. Usia yang menurut saya sudah sepantasnya beristirahat dirumah, bermain dan bercengkrama bersama cucu dan keluarganya. Tapi inilah hidup, getirnya menggetarkan hatiku.

(79) Eka Rahmawati : MASANEMASUSASE

MASANEMASUSASE. “Manusia sama netral, mandiri sukarela, satu semesta. Ada yang tau?”. Masih teringat jelas, bagaimana seorang kakak kelas SMA saya beserta teamnya memberikan materi tentang prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional kepada saya dan teman-teman saya, anggota baru PMR Unit SMA, pada saat saya duduk dibangku SMA tahun 2006-2009.
“Seperti itulah adik-adik cara mudah atau bisa dibilang “tips and trik” dari kakak kepada adik-adik untuk menghafal Sapta Prinsip Palang Merah”. Ehm, sebenarnya bukan hanya dihafalkan saja ya adik-adik?, tapi kita juga bisa mengaplikasikan prinsip tersebut ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena, yang namanya prinsip itu, asalnya dari bahasa latin “principium” yang berarti dasar. “Gimana, paham adik?”

(78) Oktaviani Puspita Sari : Kemandirian Demi Masa Depan

Bagi saya kemandirian adalah salah satu sifat yangharus dimiliki oleh setiap orang. Karena dengan kemandirianlah kita dapat hidup. Kita di dunia ini tak selamanya akan bergantung kepada orang tua ataupun kepada orang lain. Hidup kita adalah tanggungjawab kita sendiri.
Menurut saya, jika ada orang tua yang terlalu memanjakan anaknya itu saya tidak suka. Karena tindakan itu sangat tidak tepat. Walaupun kita sayang dengan orang itu, entah itu teman ataupun anak, namun dengan memanjakannya dan menuruti semua yang dia inginkan bukanlah jalan untuk membuat dirinya menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Namun memanjakan anak justru akan membuat masa depannya tidak baik. Karena mereka akan berpikir dan bergantung kepada orang lain. Mereka hanya akan berfikir bahwa masih ada orang lain yang akan menolongnya jika mereka mendapatkan masalah.

(77) Azka Shabrina : Anomali

Ibu saya selalu marah setiap saya lupa berterima kasih, apalagi bersikap kurang ramah, pada orang. Terutama yang seringkali terasa remeh jasanya; asisten rumah tangga, pelayan restoran, pramuniaga, kasir… siapa pun. Alhasil saya jadi terus berusaha ramah, meski selama bertahun-tahun tidak pernah benar-benar mengerti mengapa. Saya pernah berpikir: buat apa? Mereka dibayar untuk membantu kita, kan?
Sampai akhirnya, semesta yang menjawab.

Satu tahun silam, saya menerima tawaran pekerjaan di sebuah sekolah Yoga. Saya mengisi posisi sebagai resepsionis. Saya harus menyapa peserta kelas Yoga yang datang setiap pagi dengan senyum di wajah, tutur manis, serta sikap ramah. Syukurlah hampir semua orang yang datang ke sana memang mencari ketenangan sehingga mereka pun berlaku sama; manis, ramah, tersenyum.

(76) Luqman Gumelar : Remaja Penuh Berkah

Bulan ramadhan 1434 Hijriah atau tepatnya 2 tahun yang lalu, saya dan teman-teman kalangan remaja yang di naungi sebuah organisasi kerakyatan yaitu karang taruna. Di karang taruna kami mencoba untuk membuat sebuah kegiatan yang bermanfaat dan berguna untuk rakyat-rakyat menengah ke bawah, lalu kami berfikiran untuk membuat sebuah kegiatan kemanusiaan yang bisa membuat seluruh warga untuk menjadi bagian dalam kegiatan tersebut dan membuat warga peduli dengan sesama. Akhirnya kami memutuskan untuk mengadakan bakti social. Bakti sosial tersebut berupa memberi sumbangan berupa materi atau sembako untuk panti asuhan di sekitar desa kami.

(75) Christia Dwi : Untuk Apa Down, Kita kan SAMA

Negara Indonesia, Singapura, Amerika, atau negara lainnya pasti penduduknya tidak bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain. Kita harus sadar bahwa kita ini sama semua, tanpa terkecuali. Maka dari itu kita tidak boleh sombong, dengan kehidupan ini. Kita harus sadar dari mana kita berasal dan kemana kita akan kembali.
Tak lepas dari itu semua, di dalam hidup ini kesehatan juga harus diutamakan, mengapa ? banyak masyarakat dalam dunia ini sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, tapi tidak mementingkan kesehatannya sendiri. Alhasil mereka bisa jatuh sakit, penyebab sakitnya mungkin kurang istirahat, kurang berolahraga, kurang minum dan makan yang banyak gizi. Itu semua karena mereka terlalu terobsesi dengan pekerjaan. Apakah manusia didunia ini tidak berfikir, jika jatuh sakit siapa yang akan rugi ? pastinya adalah diri sendiri dan juga orang lain. Kita boleh saja bekerja, tapi kita juga harus memperhatikan kesehatan agar tidak jatuh sakit.

(74) Raihanah Fathindya Pratiwi : PMR dan Cita-citaku

Palang merah remaja (PMR) adalah ekstrakulikuler pertama yang menjadi incaran saya saat pertama kali memasuki dunia sekolah menengah keatas,mengapa demikian? Karena saya ingin mengenal dunia kesehatan begitu dalam dan ingin membantu orang-orang terdekat saya .
            Hari pertama latihan kami diberi materi mengenai tri bakti PMR dan 7 prinsip kepalangmerahan dari hari pertama ini saya dapat menyimpulkan bahwa jiwa PMR itu tidak hanya ada saat dibutuhkan saja,tetapi saat apapun juga kita harus siap menjadi seorang PMR entah itu saat mendadak,dan terdesak, mendahulukan yang lebih membutuhkan tanpa pilih kasih dan melihat suku ataupun status sosial. 

(73) Rahajeng Anindya Setyoko : Perbedaan yang Tak Seharusnya Dibedakan

“Tuhan memang satu. Kita yang tak sama. Haruskah aku lantas pergi?”, sepenggah lirik lagu Peri Cintaku  itu seakan mengingatkan kita bahwasannya setiap manusia memiliki sebuah perbedaan dan karenanya setiap manusia tidak dapat dipersatukan. Apakah hal tersebut benar? Tentu saja TIDAK! Banyak yang perlu kita perdalam, yaitu tentang perbedaan, seperti sampai batas manakah kita menegakkan perbedaan tersebut. Jawabannya tentu saja sebatas tidak menggoyahkan keimanan dan kepercayaan kita. Diluar  itu kita haruslah menegakkan bahwasannya setiap manusia adalah sama, sama-sama diciptakan untuk saling menolong satu sama lain tanpa adanya melihat agama, ras, dan golongan. Aku adalah salah satu orang yang banyak diberikan kesempatan mengalami indahnya perbedaan.
Aku adalah seorang muslim yang lahir prematur, lahir disaat yang tak terduga, jauh dari waktu yang diperkirakan. Kurang lebih 20 tahun yang lalu, Ibu dan Ayahku sedang mengunjungi suatu daerah dimana bukan kediaman mereka. Ditengah perjalan mereka, tiba-tiba Ibuku merasakan sakit di perutnya yang luar biasa. Akhirnya, Ibuku dirujuk ke Rumah Sakit Katolik. Meskipun itu Rumah Sakit Katolik, mereka tidak menelantarkan Ibuku yang sedang berjuang menahan rasa sakitnya, mereka tetap memberikan pertolongan terbaik agar dapat menyelamatkan Ibuku. Akhirnya dokter dengan tanggap datang dan memutuskan untuk operasi caesar di tengah malam. Notabennya di tengah malam, dokter spesialis kandungan tersebut tidak sedang dalam jam praktek, pihak Rumah Sakit sangat mengusahakan dokter spesialis kandungan hadir di masa-masa yang sangat krusial tersebut.

(72) Hanan Wiyoko : Mengajak Donor Darah Sukarela Lewat Facebook

SELAIN bermanfaat bagi kesehatan, donor darah juga memiliki manfaat sosial, yakni menolong sesama yang membutuhkan darah. Karenanya, ajakan untuk berdonor harus terus digaungkan. Termasuk lewat media sosial seperti Facebook, Twitter, dan lainnya.

Mengajak kawan-kawan untuk berdonor biasa saya lakukan setiap hari. Secara sukarela, saya memasang informasi jadwal donor darah di facebook saya. Aktivitas seperti ini belum banyak dilakukan orang.
Kebiasaan mengupdate jadwal donor darah mobile unit (MU) harian sudah saya lakukan setahun terakhir. Tiap sore, saya kirim SMS meminta jadwal donor kepada petugas Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Banyumas. Setelah memperoleh SMS balasan, jadwal kemudian saya upload di akun FB saya dengan nama akun Hanan Wiyoko yang memiliki daftar pertemanan lebih dari 2.000 orang. Terkadang jadwal juga saya sebar lewat Twitter.

(71) Nova Nur Aziyah : Bangga Padamu, Sobat!

Terkadang tanpa kita sadari kita sudah menerapkan perinsip dasar dalam kehidupan sosial sebagai individu dalam suatu bangsa. Seperti ungkapan Aristoteles  “manusia adalah mahluk sosial” Manusia memelukan interaksi atau mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak.
Prinsip sebagai pedoman yang mendasari pola pikir seseorang untuk bertindak. Prinsip datang dari dalam diri seseorang tanpa paksaan. Seseorang itu mampu menghayati lalu menerapkan prinsipnya dalam kehidupan sehari harinya. Sesungguhnya tanpa prinsip, seseorang kurang memiliki pendirian dalam hidup. Hidup akan terasa hambar tanpa prinsip.

(70) Yose Rizal Triarto : Relawan PMI Berbakti Bagi Kemanusiaan

Saya memiliki pengalaman menjadi seorang relawan PMI beberapa tahun sebelum berpindah rumah mengikuti tugas dinas orang tua, pada saat itu saya masih menjadi relawan Palang Merah Indonesia Kabupaten Pemalang khususnya dan Palang Merah Indonesia pada umumnya. Pada hari itu Sabtu pagi  tepatnya tanggal 2 Oktober 2010 ketika saya dan beberapa orang warga sedang berjaga ronda kurang lebih jam 02.50 WIB tiba-tiba terdengar dentuman dan suara geritan gesekan benda keras yang sangat keras. 
Dari informasi segera saya mengetahui terjadi sebuah kecelakaan kereta api segera saya bergegas berangkat dengan memakai seragam PMI  dan  ID Card-nya. Kurang lebih pukul 05.30 WIB saya sampai di lokasi kejadian saya bersama relawan lain segera melakukan evakuasi korban, proses evakuasi dipusatkan pada 3 gerbong yang terguling dan 2 gerbong lainnya yang hancur dari Kereta Api Senja Utama. Evakuasi mengutamakan untuk menemukan korban yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.

Monday, June 15, 2015

(69) Tri Cahyanti : Berbagi itu indah

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Organisasi ini sangat layak didirikan karena dengan organisasi ini sebagai wadah kita yang peduli sesama dan para relawan Indonesia untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia  yang disebabkan karena bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, baik secara nasional maupun internasional. 
Palang Merah Indonesia (PMI) ini memiliki beberapa anggota yaitu Anggota remaja usia 10-20 tahun yang dihimpun dalam wadah Palang Merah Remaja (PMR). Yang kedua  anggota biasa, usia 19 tahun keatas dan dapat menjadi anggota Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR). Yang ketiga anggota kehormatan adalah WNI yang berjasa kepada PMI. Yang terakhir anggota luar biasa adalah warga negara non Indonesia yang bekerja kepada PMI untuk membiayai seluruh kegiatannya PMI memperoleh dana yang bersumber dari, Bulan Dana PMI (oleh PMI cabang selama 2 bulan dalam setiap tahun), sumbangan masyarakat yang tidak mengikat, dan usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Palang Merah.

(68) Muhdar : Menolong, Bukan Hanya Untuk Persoalan Besar. Tetapi, juga hal kecil.

Sudah diketahui, sacara umum manusia hidup dalam dua ruang lingkup wilayah. Yang pertama, manusia sebagai individu, yakni manusia sebagai makhluk yang terdiri dari satu kesatuan unsur dalam dirinya tidak dapat dibagi, unsur tersebut adalah unsur jasmani dan rohani. Yang kedua adalah manusia sebagai makhluk sosial, maksudnya manusia yang tidak bisa lepas dari orang lain, membutuhkan bantuan sesama. Karena ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan sendiri, yang membutuhkan bantuan orang lain. Intinya, manusia sebagai makhluk yang berinteraksi dalam ruang lingkup wilayah sosial. Di dalam wilayah manusia sebagai mankhluk sosial inilah, ada yang namanya tolong menolong.

Berbicara mengenai tolong menolong, secara hakikatnya tidak pandang bulu dalam melakukan hal tersebut. Siapapun yang membutuhkan pertolongan harus kita bantu, selama kita bisa dan mampu menolongnya mengapa tidak. Karena sewaktu-sewaktu, mungkin di lain hari kita juga membutuhkan pertolongan orang lain dan tidak menutup kemungkinan, orang yang telah kita tolong akan kembali menolong kita.

(67) Ayu Jati Puspitasari : Kita Semua Sama, Kita Semua Bersaudara

Sepuluh tahun yang lalu merupakan waktu ketika saya mengenal kepalangmerahan, tepatnya saat awal menduduki bangku sekolah menengah. Ketika harus memilih ekstrakurikuler, tanpa pikir panjang, saya langsung memilih PMR. Tidak ada yang memaksa, semua dari diri saya. Saya jatuh cinta pada dunia kepalangmerahan sejak awal mengikuti latihan. Meski perkenalan saya kepada kepalangmerahan berawal hanya dari ekstrakurikuler, namun seiring bertambahnya usia, saya menjadi lebih belajar dan memahami apa makna dari ketujuh prinsip kepalangmerahan. Mengedepankan rasa kemanusiaan dan kenetralan, tidak membeda-bedakan ras, suku, agama, bangsa, dan warna kulit. Kesamaan. Ya, kita sama-sama manusia yang memiliki hati dan rasa kepedulian.
            Kepalangmerahan tidak hanya menjadi kegiatan untuk mengisi waktu luang atau pengalihan sejenak dari dunia belajar. Tapi dari sanalah, saya belajar banyak hal. Saya belajar untuk memberikan pertolongan dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung pada gerakan palang merah. Beberapa kali saya membantu memberikan pertolongan pertama kepada teman saya mengalami kecelakaan. Meskipun saya tidak dapat menyembuhkan, tapi dengan memberikan pertolongan pertama dapat mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti infeksi.

(66) Dastyargo Hartono : Prinsip Kenetralan Sebagai Pembuka Pintu Kebijaksanaan

Prinsip, merupakan sebuah kata yang sangat unik, Mengapa demikian? Dengan kata tersebut manusia dapat bertahan hidup, dengan kata itu manusia bisa saling membunuh, dengan kata itu manusia bisa menyentuh sisi terdalam dari dirinya sendiri dan lain sebagainya banyak hal yang dapat diperbuat oleh penerapan kata prinsip. Bukankah semua Negara memiliki prinsipnya masing-masing yang dibungkus kedalam ideologi sebuah negara, bukankah semua agama memiliki tata cara dan prinsipnya masing-masing yang disimpan didalam kitab suci sebuah agama dan atas nama prinsip yang terendap dalam jiwa, seorang manusia menjalani proses dalam kehidupannya. Oleh karena itu prinsip dasar atau nilai awal yang dipercaya dan digunakan oleh seseorang akan menentukan bagaimana dia menjalani hari-hari dan mekanisme dalam diri pribadi untuk menghadapi kehidupannya.

(65) Rey Andreson : Ini Prinsipku

Prinsip dasar gerakan menurut saya adalah suatu prinsip yang sangat penting untuk dimiliki oleh semua orang untuk mencapai kedamaian karena prinsip ini sangat menjunjung nilai-nilai yang mengingatkan kembali bahwa manusia adalah makhluk sosial yang artinya kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Prinsip ini sangat memiliki manfaat yang sangat besar baik terhadap sesama manusia maupun terhadap perdamaian dunia. Karena dengan menerapkan prinsip ini, kita akan saling bantu-membantu untuk mencapai kedamaian, sehingga tidak akan ada lagi perang ataupun perselisihan.

Prinsip ini juga sangat membantu saya karena saya sadar bahwa dalam hidup ini, kita harus saling membantu sesama. Prinsip ini memberikan dampak positif bagi saya baik secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung maksudnya adalah jika saya membantu teman yang sedang sedang membutuhkan bantuan, misalnya meminjamkan uang ketika mereka membutuhkan uang, maka secara tidak langsung saya merasa senang karena dapat meringankan sebagian beban mereka. Dan secara langsung maksudnya adalah disaat saya membutuhkan bantuan, terkadang teman-teman saya juga sering memberikan bantuan kepada saya. Oleh karena itu, menurut saya, saya telah mendapatkan dampak yang positif bagi kehidupan saya. Selain dapat meringankan beban sesama, prinsip dasar ini juga dapat memberikan keakraban lebih antar sesama.

(64) Zuhudil Ashar : Aksiku dan Prinsipku

Palang merah adalah suatu wadah organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan baik nasional maupun internasional, itu adalah palang merah. Yaitu organisasi yang bersatu dalam 7 prinsip atau yang disebut organisasi palang merah.
Menolong sesame tanpa membedakansi kaya dan si miskin tanpa membedekan ras, suku, agama itu tugas palang merah yang tercantum dalam prinsip pertama yaitu kamanusiaan dalam setiap aksinya anggota palng merah tidak meluoakan tugasnya yaitu kemanusiaan atau menolong sesame tanpa membedakan status atau kedudukan seseorang dan tanpa imbalan apapun.

(63) Tasya Adelia Amany : Hari Palang Merah Indonesia

Palang Merah mempunyai arti yaitu suatu perhimpunan yang anggotanya memberikan pertolongan secara sukarela kepada setiap manusia yang sedang menderita tanpa membeda bedakan bangsa, golongan, agama dan politik. Organisasi palang merah dan bulan sabit ini mempunyai 7 prinsip dasar (7K) dalam menjalakan aktivitasnya, yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan.
           Organisasi ini dapat terbentuk karena berawal dari pecahnya perang antara pasukan Perancis dan Italia melawan Austria pada tahun 1859 di Selferino (Italia Utara). Lalu ada seseorang yang bernama Henry Dunant yang melihat kejadian tersebut dan dia juga melihat bahwa banyak korban yang tidak mendapat pertolongan sehingga muncul ide untuk menolong para korban. Pengalamannya dituangkan pada sebuah buku yang ditulisnya yang berjudul "A Memory of Selferino". Buku tersebut berkisah tentang kondisi yang ditimbulkan oleh peperangan dan mengusulkan agar dibentuk satuan tenaga sukarela yang bernaung di bawah suatu lembaga yang memberikan pertolongan kepada orang yang terluka di medan perang.
            

(62) Muhmad Rois Almaududy : Selalu Ada Alasan Untuk Bersatu

13 tahun pendidikan formal pertama (TK, SD, SMP, dan SMA) saya lalui di sekolah-sekolah Islam. Itu artinya, orang-orang di sekeliling saya semuanya beragama Islam. Baru pada tahun 2011, ketika saya mulai kuliah di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saya berteman dengan orang-orang yang tidak semuanya Islam. Ya, sekilas memang tidak ada yang aneh dalam hal seperti ini. Tapi sejatinya, ada masalah membahayakan yang diam-diam menyelinap. Itulah yang akan kita bahas.
                Bagi sebagian orang, ada gap yang sangat besar sekali dalam berhubungan dengan orang lain yang tidak seagama. Inilah yang saya lihat terjadi pada orang-orang yang terbiasa hidup di tempat yang semua masyarakatnya bergama yang sama dengannya. Misalnya, ini rentan terjadi pada anak-anak pesantren yang di kampung halamannya semua orang beragama Islam. Bagi mereka, berteman dengan orang-orang non-muslim itu terasa asing dan tidak nyaman. Maka mereka akan berusaha menjauh dari tempat-tempat yang di sana ada orang non-muslim.

(61) Topik Irawan : Merindukan Bulan Dana PMI

Dahulu sekali saat sekolah SD dan SMP, di bulan bulan tertentu ada kupon yang dibagikan, ya kupon bulan dana PMI, kita memberikan nominal dari nilai yang tertera di kupon, saat itu kalau tidak salah sekitaran 50 rupiah deh, sebenarnya saya paling senang dengan event tersebut, dalam benak saya, dengan uang segitu kita bisa membantu sesama, apalagi yang mengadakan event tersebut adalah Palang Merah Indonesia.

Dan menurut Bapak, PMI adalah organisasi kemanusiaan yang sangat luar biasa, ada di saat bencana di seluruh tanah air, menyediakan pasokan darah bagi yang membutuhkan, dari semua itu memang diperlukan dana, dan bulan dana PMI bagaian sumbangsih kita untuk menolong sesama, saya setuju dengan pandangan Bapak, dan setiap ada event bulan dana PMI saya pun selalu dengan sukarela memberikan uang jajan saya untuk diberikan kepada bulan dana PMI.

(60) sella listiyanti : Hal Kecil Yang Berarti Besar

Kemanusiaan, mungkin hanya sebuah kata namun punya makna dan arti yang begitu besar.  Bukan hanya bagi orang yang melakukannya tapi juga bagi orang-orang disekitarnya.  Mungkin di masa ini kita banyak melihat kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang dilakukan banyak orang. Tidak hanya lembaga-lembaga kemanusiaan saja yang melakukan aksi kemanusiaan untuk membantu orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan, tapi juga sudah banyak orang-perorangan yang peduli dengan kondisi orang-orang disekitar mereka.  Begitu banyak contoh-contoh nilai-nilai kemanusiaan disekitar kita mulai dari yang kecil hingga yang paling besar. Dan sesungguhnya hal-hal itu banyak terjadi di sekitar kita bahkan sering kita lakukan.  Mungkin kita sering tak sadar hal-hal kecil seperti menolong orang yang kesusahan, memberi makanan pada orang yang kelaparan, membantu orang yang menyeberang jalan dan masih banyak lagi.  Itu semua sebenarnya termasuk juga kedalam aksi kemanusiaan namun itu hanya aksi kecil saja, masih banyak lagi hal-hal kemanusiaan yamg ada di sekitar kita.  
            Salah satu pengalaman saya tentang kemanusiaan yang membuat saya sadar bahwa begitu pentingnya adanya kemanusiaan disekitar kita yaitu ketika saya berkunjung ke sebuah yayasan tuna netra di daerah tanggerang disana kami melakukan kunjungan sekaligus acara bakti sosial untuk membantu percetakan Al-Quran braile yang ada disana. Kami mengumpulkan dana untuk membantu percetakan dan juga untuk membantu yayasan. Kami semua tidak menyangka kami semua diterima dengan baik disana, para santri disana juga memberikan pertunjukan unyuk menyambut kami. Salah seorang diantara santri itu bercerita bahwa telah banyak orang yang mengunjungi yayasan tersebut.
           

(59) Yandi Ferdiansyah : Mempertahankan Identitas Kebudayaan

Bagi saya hidup adalah keramah tamahan. Sifat peduli antar sesama, tidak membedakan suku, status sosial atau agama seseorang. Saya beruntung dilahirkan ditengah-tengah keluarga serta lingkungan yang sangat menghormati perbedaan. Kebersamaan, kedamaian, serta kearifan lokal membuat saya bangga atas apa yang telah diberikan Tuhan. Karena tanpa campur tangan-NYA, kehidupan saya takkan pernah setentram ini. Dasar kedisiplinan yang diajarkan orangtua kepada saya, membuat saya menjadi manusia yang tangguh, tidak gampang goyah dengan berkembangnya budaya barat yang dapat menggerus nilai-nilai adab serta moralitas. Saya masih terus melangkah melawan modernitas, disaat orang-orang mulai haus akan kekuasaan dan lupa darimana kita berasal.
Saya lahir di Kepulauan Seribu Jakarta Utara, jauh dari daratan serta selalu berdamai dengan ombak dan riuhnya angin. Tinggal disini saya merasa nyaman dari kejamnya ibu kota. Rasa tanggungjawab menjadi dasar dalam menjalankan hidup. Disini semua selalu bersifat gotong royong, tidak apatis terhadap sesama. Tenggang rasa masih tercermin disaat pertumbuhan perekonomian mulai secara perlahan menggerogoti masyarakat lokal. 

(58) Johan Kuntoro : Indahnya Hidup dalam Perbedaan

Dua puluh dua tahun sudah usiaku hari ini. Banyak sesuatu dan kejadian-kejadian yang menyenangkan maupun yang tak menyenangkan yang sudah kualami. Namaku adalah Johan, aku dilahirkan di salah satu desa yang berada di selatan Pulau Sumatra. Aku bisa terlahir di desa ini karena ayahku merupakan seorang buruh tambang di perusahaan milik negara yang beroperasi di selatan Pulau Sumatra. 

Ayahku telah bekerja di perusahaan tersebut dua puluh tahun sebelum aku lahir. Sedangkan ibuku hanyalah berstatus sebagai ibu rumah tangga saat aku lahir. Namun, tak lama setelah aku lahir ayahku memutuskan untuk pensiun dini karena saat itu perusahaan tambang tempat ayahku bekerja mengalami penurunan pemasukan. Setelah ayahku pensiun dini, kami sekeluarga merantau ke kota Jakarta. Di kota ini ayahku dan ibuku membuka warung kelontong di sudut kota Jakarta bagian timur untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. 

(57) Agus Prastyo : Setetes Kebaikan

Masjid menjadi saksi atas air mataku yang tumpah membasahi kedua pipiku, un taian nasehat dari seorang penceramah membuatku sadar akan berharganya satu kebaikan di dunia ini.
            “Ingatlah akan datang suatu masa di mana perbuatan kita akan dimintai pertanggung jawaban di depan Rabbul Alamin Allah SWT, lalu apakah amalan yang dapat mengantarkan kita ke dalam surganya Allah? Kitasering kali membuat kebururkan dan sering pula kita menutup mata terhadap orang-orang di sekitar kita, ingatlah satu kebaikan akan mengantarkan kita menuju surga, mari selagi kita hidup alangkah indahnya jika kehidupan ini kita isi dengan penuh kebaikan.”
           

(56) Cut Sarah Dwindahany : Berbagi Kue Kebahagiaan

Rumah-rumah mewah, jalan-jalan yang lapang, dan mobil-mobil bagus yang terparkir di garasi seolah mencibir kami yang berjalan melewatinya dengan berjalan kaki.
Ketika sampai di ujung jalan buntu, aku melihat di sisi kirinya terhampar rumah-rumah tak layak huni, rumah-rumah triplek yang karena goncangan sedikit saja mungkin bisa runtuh. Namun, di sisi lainnya aku melihat pemandangan rumah-rumah mewah yang seolah tidak tahu ada saudara dekatnya yang sudah tak layak lagi disebut rumah.

Sore itu, aku dan teman-teman sengaja berkunjung ke “lapak” (kumpulan rumah-rumah triplek) tersebut untuk melakukan kegiatan kemanusiaan sesuai arahan pembimbing kami. Saat itu, kami sedang menjalani pelatihan kepemimpinan agar kami menjadi pemimpin-pemimpin yang baik pada organisasi yang kami pimpin dan menjadi orang-orang baik yang dapat diteladani di masa mendatang. Aku sangat bersyukur dapat berpartisipasi pada pelatihan ini. Mungkin, jika tidak melewati pelatihan ini, aku tidak pernah tahu apa rasa yang paling indah yang dapat dirasakan seseorang ketika akhirnya merasa bermanfaat untuk orang lain.

(55) Verren Eka : Suatu Hal Baru Tanpa Melihat Suatu Perbedaan


            Prinsip-prinsip dasar gerakan ini sangat membantu saya untuk membuka mata saya dalam menjalani hidup. Saya berada disuatu lingkungan organisasi yang menurut saya sangat kental rasa kebersamaannya. Didalam organisasi itu bukan hanya terdapat umur yang sepantaran saja, tetapi banyak yang berumur lebih tua dan lebih muda. Dan didalam organisasi itu kita semua yang menganut kepercayaan masing-masing disatukan tanpa melihat perbedaan dari kita semua. Prinsip-prinsip inilah yang kita pegang, sehingga sampai sekarang kebersamaan kita tidak pecah seiring berjalannya waktu. Semua prinsip selalu kita pegang selama kita bersama. Bulan Ramadhan tahun kemarin, untuk pertama kalinya angkatan kami mengadakan acara buka bersama. Acara ini bukan seperti acara-acara besar yang lainnya, acara ini hanya acara kecil-kecilan yang kami membuatnya untuk bertujuan berkumpul bersama seluruh angkatan.

(54) Ahmad Zaki Muntafi : Kelebihan dalam Kekurangan

Meminta-minta merupakan hal yang dilakukan oleh orang-orang yang kekurangan dalam hal ekonomi. Bahkan, usia tidak menjadi alasan bagi sebagian mereka. Seperti yang dilakukan oleh seorang nenek tua renta yang ku kenal saat pertama kalinya ku merantau di kota Jakarta. Beliau bernama Aisyah kelahiran Tanah Abang 70 tahun yang lalu, tetapi biasa dipanggil nenek Chece. Beliau tinggal di Pondok Karya RT 02/ RW 03 Bintaro bersama tiga orang cucunya setelah suaminya meningal dunia. Beliau mempunyai empat orang anak, dua laki-laki dan dua perempuan. Namun, semua anaknya telah berkeluarga dan dalam kondisi ekonomi yang kurang.
         Satu bulan yang lalu suaminya telah meninggal dunia. Sebelum meninggal suaminya dalam kondisi sakit dan lumpuh. Beliau merawat seorang diri, mulai dari mengurusi makan, minum, dan urusan kebersihannya. Terkadang beliau harus pulang cepat karena khawatir kondisi suaminya.

(53) Wiwik Rahmawati : Palang Merah Penyelamatku dan Penyelamatmu

Ketika aku pertama kali masuk bangku Menegah Atas jujur aku bingung akan mengikuti organisasi apa, sampai akhirnya teman semasa sekolah menengah pertamaku mengajak aku untuk mengikuti Palang Merah Indonesia ( PMI ) . Aku tidak tahu PMI itu seperti apa dan bagaimana, tapi aku memutuskan untuk mengikutinya. Aku berharap bias memiliki pengalaman baru, kia di didik menjadi seorang manusia yang mempunyai tingkat kemanusiaan yang tinggi. Sesuai dengan ke 7 prinsip PMI yaitu Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, Kesemestaan. Awalnya menjadi seorang PMI itu sangatlah sulit, banyak yang mengejek kami dan seperti menyepelekan kami. Padahal kami disini punya tujuan mulia membantu mereka.

Kami mempunyai tugas yang berat, tapi pelatih kami menekankan kami untuk selalu menerapkan ke 7 prinsip PMI. Banyak tekanan yang kita alami entah itu dari luar atau dari dalam, kita seperti tak dianggap tapi ketika sesuatu yang tak diinginkan terjadi selalu PMI yang dicari atau yang lebih parah disalahkan. Tapi kami tetap optimis mengamalkan prinsip kesukarelaan, kami rela membantu meskiun kadang bantuan kami tak dianggap.

(52) Ferly Arvidia Anindita : Jumbara PMR VIII Provinsi Jawa Timur

Pada tanggal 17 Juni 2014 lalu, sekitar pukul delapan malam kami berkumpul di Markas PMI Bojonegoro untuk keberangkatan ke Jember selama seminggu. Pukul tujuh pagi, kami tiba di Secaba Rindam V Brawijaya Jember. Kami mendapatkan nomor urut 37 yaitu nomor urut terakhir. Lalu, kami membangun tenda pleton, membangunnya gampang-gampang susah. Tenda pleton adalah tenda berukuran besar, kira-kira besarnya serumah. Dua jam kemudian tenda pun terbentuk, dan kami memasukkan barang-barang bawaan ke tenda. Setelah itu, kami membangun tiga tenda lagi yang berukuran kecil. Setiap kontingen mendapatkan kapling berukuran 10 x 14 meter. Jadi, muat untuk dibangun empat tenda.
Esok harinya tanggal 19 Juni 2014, kami mengikuti Upacara Pembukaan. Setelah upacara, kami disuguhi penampilan dari Jember Fashion Carnival (JFC) dan Jember Drum Band. Penampilan tersebut begitu luar biasa dan sangat menarik. Sore harinya, kami melakukan kegiatan Nambah Sohib yang nantinya juga dinilai. Kontingen yang pertama kami kunjungi adalah Kontingen Pacitan. Setelah itu, kami beristirahat di tenda untuk persiapan drama kemanusiaan malam harinya. Kami mendapatkan giliran terkahir. Sekitar pukul sepuluh malam kami pun tampil maksimal.

(51) Yuni Azrima : "Ma, Ini Prinsip di Umur 16 Tahunku Nanti"

Umurku genap 16 tahun pada 24 Juni mendatang. Aku salah satu dari sekian pemudi di negeri ini yang sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah atas. Aku ingat awal memasuki Juni lalu, Mama menanyakan prinsip hidupku toh aku sudah hampir 16 tahun. Sempat berpikir sejenak dan seketika itu aku ingat prinsip dasar PMR yang telah kuperlajari, kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan.
Menjadi anggota PMR tidak mudah dan harus memiliki dorongan dari diri yang kuat. Awalnya hanya ikutan teman sebangkuku dan alasan kami hanya iseng semata. Seiring berjalannya waktu, semula alasanku yang hanya iseng saja untuk menjadi anggota PMR musnah. Temanku hanya mampu bertahan 2 bulan dikarenakan kambuh hemophobia. Aku mulai menikmati tugasku sebagai anggota PMR.

(50) Cherlita Christanti : Donor Darah Turun Temurun

Waktu itu hari Sabtu sore yang cerah. Saya sedang duduk santai menunggu mama saya pulang dari kantornya. Sesaat kemudian, mama saya pulang. Saya menyambut mama dengan riang, namun ketika melihat ada plester Iuka di tangannya, saya terkejut dan bertanya: "Mama kenapa?" Mama menjawab: "Mama baru saja selesai donor darah." "Lho, siapa yang sakit?" Tanya saya lagi. Saya yang ketika itu masih berumur 14 tahun masih belum tahu apa-apa. Mama dengan sabar menjelaskan kepada saya bahwa di luar sana, pasti banyak sekali orang sakit yang membutuhkan banyak darah agar sehat kembali. Tentunya, darah dari kita akan sangat bermanfaat demi kesembuhan orang-orang yang sakit itu. Setelah mendehgar cerita mama, hati saya tersulut rasa kesukarelaan, sayapun berkata dengan lantang: "Ma, saya mau donor darah!" Mama hanya terkikik kecil dan berkata bahwa saya harus menunggu sampai umur saya 17 tahun.
Tiga tahun telah berlalu, dan semangat saya untuk ingin mendonorkan darah belum padam. Sayang, ketika hendak mendonorkan darah untuk pertama kalinya, hemoglobin saya tidak cukup dikarenakan kurang tidur dan makan yang tidak teratur. Sampai tahun berikutnya, saya tidak dapat mendonorkan darah karena tahun itu saya sempat pergi ke luar negeri dua kali, dan disarankan untuk tidak donor dulu. Saya sempat sedih karena saya selalu gagal untuk mendonorkan darah. Saya juga mau seperti mama, menolong orang lain. Mama yang tahu bahwa saya down menyemangati saya.

(49) Dwi Utari : TK Dadakan Selamatkan Mutiara Dintor

Taman kanak-kanak merupakan sekolah untuk anak usia sekitar 4-5 tahun. Di kota-kota besar bahkan di pedesaan sekarang sudah banyak berdiri taman kanak-kanak yang mengajarkan anak-anak kecil untuk belajar menggambar, bernyanyi, menari, mambaca, menulis, dan berhitung. Tetapi berbeda yang ada di pulau Flores tepatnya, mayoritas di daerah ini tidak ada yang namanya sekolah TK, sehingga siswa SD kelas 1 mereka masih diajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi dengan keadaan yang ada di kota-kota besar dan pedesaan yang ada di pulau jawa.
Dengan melihat kondisi ini maka didirikanlah taman kanak-kanak dadakan yang diadakan seminggu sekali di desa Dintor, kecamatan Satarmese Barat Kab. Manggarai – NTT. Dengan fasilitas seadanya tidak mengurungkan niat untuk mendirikan sekolah ini. Meskipun sekolah ini tidak didirikan secara formal namun antusias masyarakat Dintor sangat tinggi. Sekolah TK dadakan ini dilaksanakan di rumah salah satu penduduk desa yang bersedia untuk ditempati sebagai sekolah dan hanya memiliki satu tenaga pengajar sukarela dari guru SM-3T.

(48) Dimiar Ariesinta : Life Giving Spirit

Life Giving Spirit, kalimat ini sangat indah, tetapi tidak indah didengar dan dilihat karena tata bahasa Inggrisnya tidak benar. Ini adalah sebuah frase, dimana kehidupanmu itu justru memberikan kehidupan untuk orang lain. Dengan adanya saya ataupun anda semua, lahir untuk memberi harapan hidup.

Mengambil salah satu dari tujuh prinsip ini, perkenalkan saya seorang mahasiswa tingkat akhir, Mia, teman akrab memanggil saya dengan nama itu. Saya mempunyai satu cerita saat saya bersama teman-teman mengalami yang namanya berbagi hidup dalam hal Kemanusiaan. Beberapa bulan yang lalu,   di Yogyakarta, saya dan teman-teman merayakan hari  jadi kota Jogja yang jatuh pada tanggal 7 Oktober dengan acara membagi-bagikan bungkusan makanan untuk dibagikan di berbagai daerah Yogyakarta, seperti Ringroad Utara, Janti, Gejayan, Timoho, Terban, dan lainnya. 

(47) Yusuf Efendi : Kesukarelaan Berdonor Darah

Sering kali aku mendengar cerita bahkan melihat secara nyata bahwa saudara kita tiap hari ada yang membutuhkan darah. Kekurangan darah adalah salah satu faktor utama meninggalnya seseorang. Hanya ada dalam bisikku, apakah suatu hari aku mengalami hal yang sama.

Sebagai seorang relawan yang tergabung dalam KSR PMI Unit Unila, jiwa kemanusiaanku semakin bergejolak.  Aku memang manusia yang tidak bisa memberikan apa pun kepada sesama teman atau pun saudara. Namun, aku selalu ingat pesan Rektor Unila, bahwa uang kita tidak akan punya setiap saat, namun darah yang ada di dalam tubuh, ini yang kita punya. Setetes darah nyawa bagi mereka, ini yang menjadi patokan.

(46) Danang Firmanto : Kisah di Balik Surau Tua

Aku melangkah perlahan menuju surau kecil yang terletak di dekat tempat tinggal di kampung halaman. Hanya ada jalan setapak dan beberapa bohlam yang terpasang menerangi jalan menuju surau itu. Ada sedikit ketakutan yang menyelinap di benak karena suasana kampung yang mulai sepi.

Hayya alas salaah...
Hayya alas salaah...

Suara adzan Maghrib memantapkan langkahku untuk segera memasuki surau dan melaksanakan shalat berjamaah. Ketika sampai di depan pintu surau, aku melihat hanya ada sepasang sendal lapuk yang telah berkali-kali dipijak. Pasti Pakdhe, tidak salah lagi. Iya, beliau adalah tokoh masyarakat di kampungku sekaligus muadzin di surau itu. Jarang sekali ada yang mendahului mengumandangkan adzan selain beliau. Suaranya berat, khas dan mudah dikenali.

(45) Ahmad Khoiron : Yuk Donor Darah

Saya akan menceritakan tentang donor darah, semoga cerita ini bisa menggerakkan anda untuk melakukan DONOR DARAH.

Satu hal yang selalu saya yakini, bahwa kebaikan menarik kebaikan-kebaikan yang lain.
Dapat dipastikan kebaikan pertama yang diterima orang ketika melakukan DONOR DARAH adalah kebahagiaan yang menjalar dalam hati dan membuatnya tenang dan damai. Dan rasa itu langsung datang bahkan sebelum proses pengambilan darah selesai. Hal itulah yang saya rasakan  ketika melakukan DONOR DARAH dan beberapa hal lain.

(44) Nevi Susilawati : Kita Beda Kita Satu

Dari kecil aku selalu diajarkan oleh mama untuk berteman dengan siapa pun dari mana asalnya, agamanya atau keluarga golongan apa dia yang terpenting kata mama orang itu baik dan bisa mengarahkan aku ke-hal yang positif dan selama ini aku bersyukur tidak pernah salah berteman dangan beberapa orang yang berbeda dengan aku. Dari SD pun aku sudah mempunyai teman yang berbeda ras denganku biasanya anak SD tidak memperdulikan keadaan keluarga atau perbedaan sebagainya karena sifat anak SD masih sangat kekanak-kanakan yang ada menurutnya bahwa teman sepermainannya tidak jahat/nakal maka kita senang bermain dengannya.

Kenangan yang tidak pernah aku lupa di perjalanan 6 tahun itu. waktu SMP pun tidak kalah seru aku mempunyai teman blasteran polandia-medan namanya Belinda secara Bahasa dia memakai Bahasa yang sama dengan aku dan lainnya sekelas hanya saja pelafalan Bahasa agak cadel justru itu yang membuat bahan candaan kami sekelas, selama bersahabat dengannya di-SMP dia pribadi yang baik dan menyenangkan, anaknya pun pintar setelah lulus SMP kami pun tidak memberi kabar lagi sampai sekarang.