Tuesday, June 16, 2015

(104) Stefanus Ryan Kurniawan : Kesukarelaan Seorang Teman

Kesukarelaan menurut saya berarti rela berkorban dan keikhlasan akan sesuatu, tanpa kita meminta balasan atau mengungkit-ngungkit lagi kejadian itu lagi. Juga, kesukarelaan datang dari diri sendiri dan tanpa paksaan (dibujuk seseorang). Contohnya seperti pahlawan di komik-komik maupun yang ada di dunia nyata. Ada lho pahlawan di sekitar kita, bahkan di dekat kita, hanya saja kita tak menyadarinya. Karena seperti yang saya bilang, mereka tak meminta balasan ataupun mengungkit hal yang telah mereka lakukan. Langsung saja seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan bercerita tentang kejadian saya. Semoga anda menikmatinya dan tak mengantuk saat membaca.

Hari itu adalah hari kamis, dan saat itu adalah jam pelajaran terakhir, yaitu pendidikan kewarnegaraan. Ada suatu kejadian menimpa kelasku. Salah satu teman kelasku kehilangan tasnya. Kami disuruh ibu guru yang mengajar mencari tasnya. Alhasil setelah beberapa menit, kami menemukan tas tersebut tak jauh dari kelas kami. Bu guru menduga ada yang sengaja menyembunyikan tas tersebut, ia pun menanyakan siapa yang menyembunyikan kepada kami. Namun tak ada yang mengaku, sehingga ibu guru tersebut marah dan menyuruh kami berdiri di atas kursi kami hingga si pelaku mengaku, meskipun bel tanda pulang berbunyi. Namun, tetap saja tidak ada yang mengaku. Bu guru berkata bahwa ia tidak masalah jika jam pelajarannya habis untuk ini, karena ia mengajarkan pendidikan kewarnegaraan, yang berarti mengajarkan akhlak. Ia juga mempertanyakan di manakah tanggung jawab dan keberanian si pelaku.
25 menit berlalu, namun tak ada yang mau mengaku. Ibu tersebut pun geram, dan memanggil wali kelas kami. Kami pun takut akan hal tersebut. Saat ibu tersebut ingin melangkah keluar kelas, terdengar suara, “saya, bu.” Seluruh kelas melihat ke arah suara tersebut, dan ternyata dia adalah Refa. Ia adalah anak yang biasa saja dan cukup pendiam di kelas. Seluruh orang di kelas pun kaget karena tidak mengira, tak terkecuali aku dan bu guru. Bu guru menanyakan kebenarannya dan alasannya menyembunyikan tas tersbut. Ia hanya menggaruk-garuk kepala dan mengatakan bahwa ia hanya iseng belaka. Ia pun dihukum PR untuk minggu depan dikerjakan dua kali lipat. Kelas pun dilanjutkan dan terdapat bisikan mengenai Refa di dalam kelas.

Seusai kelas, karena penasaran, aku menanyakan Refa apa alasannya mengaku seperti itu, karena aku tahu ia bukan orang yang seperti itu. Pertama ia masih mengelak bahwa itu memang keusilannya, namun ia menceritakan bahwa beberapa teman kita harus pulang tepat waktu. Karena mereka ada yang les, ada yang harus menjaga adiknya ataupun menjaga ibunya yang sedang sakit. Saat mendengar itu, aku merasa tersentuh dan kagum terhadapnya. Aku pun memutuskan membantu PRnya. Awalnya ia menolak, namun aku memaksanya.

No comments:

Post a Comment