Tuesday, June 16, 2015

(87) Deni Iwan Dahlan : Sedekah

Prinsip kesukarelaan sangat penting untuk terus ditegakkan. Apalagi zaman sekarang banyak orang yang lebih mengutamakan egoisme mereka daripada ikut membantu orang lain yang kesusahan. Banyak orang berpikir, “Apa yang akan saya dapatkan dari orang ini?” daripada “Apa yang bisa saya berikan kepada orang ini?” sehingga muncul egoisme berlebihan dan tidak mau menolong sesama. Kalau semua orang di dunia ini egois, dan tidak peduli dengan yang lain, maka dunia ini akan terjadi perang dimana-mana. Dan saya tidak ingin perang itu terjadi.
Artinya, saya ingin dunia ini damai. Salah satu cara untuk membuat perdamaian di dunia ini adalah melawan egoisme dengan prinsip kesukarelaan. Sukarela menolong dan membantu sesama yang membutuhkan. Salah satu bentuk dari penerapan prinsip tersebut adalah melalui kegiatan sedekah. Dengan sedekah, saya melatih diri saya agar tidak terlalu egois dan lebih peka terhadap sesama.

Prinsip kesukarelaan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari saya secara tidak langsung. Kadang, jika ada orang datang meminta-minta kepada saya, entah itu tua renta atau pun yang masih muda, sekeping uang logam saya berikan untuk mereka. Setelah itu, mereka biasanya membalas dengan do’a agar dimudahkan rezekinya. Kalaupun mereka tidak mendo’akan, tidak apa-apa. Toh tujuan saya memberi bukan karena ingin dapat do’a dari mereka, tapi lebih kepada menolong mereka. Syukur-syukur kalau dihitung sebagai amal ibadah kepada Allah.
Selain mampu membangkitkan rasa ingin menolong sesama, sedekah juga membantu saya untuk berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai kalangan, mulai dari pengemis atau pengamen, anak jalanan, sampai pensiunan pegawai negeri. Dengan begitu, tali silaturahmi dapat lebih luas. Namun jika saya sendiri sedang belum bisa memberikan uang, saya ganti dengan sedekah tenaga. Misalnya dengan membantu membawakan barang berat. Atau bisa juga dengan do’a dalam hati. Misalnya ketika saya tidak bisa memberi uang kepada pengemis, saya do’akan semoga Allah memberi rezeki yang melimpah kepada beliau.
Sedekah juga bisa membantu distribusi harta dari yang mampu kepada yang kurang mampu. Dulu, ketika Indonesia berada di bawah rezim komunisme, distribusi harta hanya untuk beberapa pihak saja. Pun sama dengan sekarang, yang menerapkan pemerintahan demokrasi atau liberalisme dimana terdapat kondisi “yang kaya bertambah kaya, yang miskin bertambah miskin”. Tapi jika ada sedekah, maka distribusi harta yang merata ke seluruh lapisan masyarakat akan lebih mudah tercapai, sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan.
Jadi, daripada mengeluh kenapa sistem pemerintahan sekarang semakin menyejahterakan yang kaya dan semakin menelantarkan kaum proletar, pemerintah yag tidak adil, atau menyalahkan pihak lain atas perekonomian yang buruk, lebih baik bersedekah saja.
Sedekah diberikan untuk siapapun. Tidak peduli apakah dia orang yang kita kenal atau tidak, tua renta atau muda segar, pengemis yang asli membutuhkan pertolongan atau pengemis bohong-bohongan (karena ada beberapa orang berpura-pura menjadi pengemis yang menjadikan dia kaya raya). Karena kalau kita pilih-pilih pada saat kita bersedekah, itu namanya tidak menerapkan prinsip sukarela.
Sedekah tidak harus banyak karena ini bukan acara kontes bakat, yang semakin banyak maka semakin besar peluang menang. Juga tidak harus dipamerkan, karena ini juga bukan acara pameran gelar produk. Sedekah tidak usah memandang berapa nominal atau ada yang memuji sedekah kita atau tidak. Sedekah ya sedekah saja, maka Insya Allah barokah.

No comments:

Post a Comment