Prinsip kesukarelaan sangat
penting untuk terus ditegakkan. Apalagi zaman sekarang banyak orang yang lebih
mengutamakan egoisme mereka daripada ikut membantu orang lain yang kesusahan.
Banyak orang berpikir, “Apa yang akan saya dapatkan dari orang ini?” daripada
“Apa yang bisa saya berikan kepada orang ini?” sehingga muncul egoisme
berlebihan dan tidak mau menolong sesama. Kalau semua orang di dunia ini egois,
dan tidak peduli dengan yang lain, maka dunia ini akan terjadi perang
dimana-mana. Dan saya tidak ingin perang itu terjadi.
Artinya, saya ingin dunia ini
damai. Salah satu cara untuk membuat perdamaian di dunia ini adalah melawan
egoisme dengan prinsip kesukarelaan. Sukarela menolong dan membantu sesama yang
membutuhkan. Salah satu bentuk dari penerapan prinsip tersebut adalah melalui
kegiatan sedekah. Dengan sedekah, saya melatih diri saya agar tidak terlalu
egois dan lebih peka terhadap sesama.
Prinsip kesukarelaan sangat
mempengaruhi kehidupan sehari-hari saya secara tidak langsung. Kadang, jika ada
orang datang meminta-minta kepada saya, entah itu tua renta atau pun yang masih
muda, sekeping uang logam saya berikan untuk mereka. Setelah itu, mereka
biasanya membalas dengan do’a agar dimudahkan rezekinya. Kalaupun mereka tidak
mendo’akan, tidak apa-apa. Toh tujuan saya memberi bukan karena ingin dapat
do’a dari mereka, tapi lebih kepada menolong mereka. Syukur-syukur kalau
dihitung sebagai amal ibadah kepada Allah.
Selain mampu membangkitkan rasa
ingin menolong sesama, sedekah juga membantu saya untuk berinteraksi dengan
banyak orang dari berbagai kalangan, mulai dari pengemis atau pengamen, anak
jalanan, sampai pensiunan pegawai negeri. Dengan begitu, tali silaturahmi dapat
lebih luas. Namun jika saya sendiri sedang belum bisa memberikan uang, saya
ganti dengan sedekah tenaga. Misalnya dengan membantu membawakan barang berat.
Atau bisa juga dengan do’a dalam hati. Misalnya ketika saya tidak bisa memberi
uang kepada pengemis, saya do’akan semoga Allah memberi rezeki yang melimpah
kepada beliau.
Sedekah juga bisa membantu
distribusi harta dari yang mampu kepada yang kurang mampu. Dulu, ketika
Indonesia berada di bawah rezim komunisme, distribusi harta hanya untuk
beberapa pihak saja. Pun sama dengan sekarang, yang menerapkan pemerintahan demokrasi
atau liberalisme dimana terdapat kondisi “yang kaya bertambah kaya, yang miskin
bertambah miskin”. Tapi jika ada sedekah, maka distribusi harta yang merata ke
seluruh lapisan masyarakat akan lebih mudah tercapai, sehingga dapat mengurangi
angka kemiskinan.
Jadi, daripada mengeluh kenapa
sistem pemerintahan sekarang semakin menyejahterakan yang kaya dan semakin
menelantarkan kaum proletar, pemerintah yag tidak adil, atau menyalahkan pihak
lain atas perekonomian yang buruk, lebih baik bersedekah saja.
Sedekah diberikan untuk siapapun.
Tidak peduli apakah dia orang yang kita kenal atau tidak, tua renta atau muda
segar, pengemis yang asli membutuhkan pertolongan atau pengemis bohong-bohongan
(karena ada beberapa orang berpura-pura menjadi pengemis yang menjadikan dia
kaya raya). Karena kalau kita pilih-pilih pada saat kita bersedekah, itu
namanya tidak menerapkan prinsip sukarela.
Sedekah tidak harus banyak karena
ini bukan acara kontes bakat, yang semakin banyak maka semakin besar peluang
menang. Juga tidak harus dipamerkan, karena ini juga bukan acara pameran gelar
produk. Sedekah tidak usah memandang berapa nominal atau ada yang memuji
sedekah kita atau tidak. Sedekah ya sedekah saja, maka Insya Allah barokah.
No comments:
Post a Comment