Tuesday, June 16, 2015

(70) Yose Rizal Triarto : Relawan PMI Berbakti Bagi Kemanusiaan

Saya memiliki pengalaman menjadi seorang relawan PMI beberapa tahun sebelum berpindah rumah mengikuti tugas dinas orang tua, pada saat itu saya masih menjadi relawan Palang Merah Indonesia Kabupaten Pemalang khususnya dan Palang Merah Indonesia pada umumnya. Pada hari itu Sabtu pagi  tepatnya tanggal 2 Oktober 2010 ketika saya dan beberapa orang warga sedang berjaga ronda kurang lebih jam 02.50 WIB tiba-tiba terdengar dentuman dan suara geritan gesekan benda keras yang sangat keras. 
Dari informasi segera saya mengetahui terjadi sebuah kecelakaan kereta api segera saya bergegas berangkat dengan memakai seragam PMI  dan  ID Card-nya. Kurang lebih pukul 05.30 WIB saya sampai di lokasi kejadian saya bersama relawan lain segera melakukan evakuasi korban, proses evakuasi dipusatkan pada 3 gerbong yang terguling dan 2 gerbong lainnya yang hancur dari Kereta Api Senja Utama. Evakuasi mengutamakan untuk menemukan korban yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.

Kami tidak kenal lelah, menahan haus, lapar karena belum sempat sarapan namun tetap semangat dalam melaksanakan tugas kemanusiaan mengevakuasi korban karena saat itu ada keterbatasan mobil ambulance.  Saya dan teman-teman tidak canggung dalam melakukan tindakan pertolongan pertama, bagian-bagian tubuh yang hancur dikumpulkan pada kantong kantong jenazah, dengan sigapnya mengambil potongan bagian tubuh tanpa ragu ragu memasukannya ke dalam kantong jenazah. Ada satu korban yang terjepit diantara gerbong kereta yang terguling dengan kerjasama antara relawan dan berbagai pihak pada akhirnya setelah 6 jam korban yang terjepit bisa dikeluarkan dengan selamat dan segera dievakuasi oleh relawan PMI ke Rumah Sakit Umum dr.M.Ashari Pemalang.
Dari berbagai relawan yang dipanggil untuk membantu indentitivikasi korban meninggal oleh Tim Medis dan dokter adalah relawan PMI. Saya dan relawan PMI yang lain merasa bangga karena dipercaya untuk ikut serta dalam mengindentifikasi korban meninggal dunia. Kami relawan secara bergantian ikut serta dalam proses menolong korban, saya ikut membantu dalam mengindentifikasikan korban meninggal dunia dengan luka kepala sobek, isi perut terbuka dan patah tulang anggota gerak bawah, dengan menahan bau darah yang tidak sedap, anyir dan bau busuk. Saya juga ikut membantu membersihkan korban dan membantu menyatukan kembali tubuh korban, luka luka yang robek dan putus dilakukan penjahitan oleh dokter dan tim medis. Alhamdulillah ada kiriman makanan dari anggota TAGANA Kabupaten Pemalang di bawah binaan Kantor Sosnakertrans Kabupaten Pemalang jelang siang harinya. Setelah mencuci tangan saya dan teman-teman lahap menyantap makanan. Kebetulan sejak pagi belum sarapan karena saat itu PMI Kabupaten Pemalang belum berkoordinasi tentang makan relawan.

Hidup adalah bagaimana menjadi berkah bagi hidup orang lain, bisa berbagi dengan sesama juga merupakan sikap mulia. Sikap berbagi yang benar adalah memberikan apa yang bisa kita berikan dengan tulus kepada orang lain. Saya tahu hidup di dunia ini tidaklah panjang karena itu saya telah bertekad untuk terus berusaha bermanfaat bagi masyarakat melalui PMI. Hidup belum berarti apapun, selama kita hanya hidup untuk diri sendiri, hari esok bukanlah milik kita, oleh karena itu, syukurilah setiap  saat yang ada buatlah menjadi berarti bukan hanya buat diri sendiri tetapi juga bagi sesama. Semoga kisah singkat saya ini dapat menjadi sumber motivasi untuk terus berbagi. Salam kemanusiaan. 

No comments:

Post a Comment