Saya memiliki pengalaman menjadi seorang
relawan PMI beberapa tahun sebelum berpindah rumah mengikuti tugas dinas orang
tua, pada saat itu saya masih menjadi relawan Palang Merah Indonesia Kabupaten
Pemalang khususnya dan Palang Merah Indonesia pada umumnya. Pada hari itu Sabtu
pagi tepatnya tanggal 2 Oktober 2010
ketika saya dan beberapa orang warga sedang berjaga ronda kurang lebih jam
02.50 WIB tiba-tiba terdengar dentuman dan suara geritan gesekan benda keras
yang sangat keras.
Dari informasi segera saya mengetahui terjadi sebuah
kecelakaan kereta api segera saya bergegas berangkat dengan memakai seragam PMI dan ID
Card-nya. Kurang lebih pukul 05.30 WIB saya sampai di lokasi kejadian saya
bersama relawan lain segera melakukan evakuasi korban, proses evakuasi
dipusatkan pada 3 gerbong yang terguling dan 2 gerbong lainnya yang hancur dari
Kereta Api Senja Utama. Evakuasi mengutamakan untuk menemukan korban yang masih
hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Kami tidak kenal lelah, menahan
haus, lapar karena belum sempat sarapan namun tetap semangat dalam melaksanakan
tugas kemanusiaan mengevakuasi korban karena saat itu ada keterbatasan mobil
ambulance. Saya dan teman-teman tidak
canggung dalam melakukan tindakan pertolongan pertama, bagian-bagian tubuh yang
hancur dikumpulkan pada kantong kantong jenazah, dengan sigapnya mengambil potongan
bagian tubuh tanpa ragu ragu memasukannya ke dalam kantong jenazah. Ada satu
korban yang terjepit diantara gerbong kereta yang terguling dengan kerjasama antara
relawan dan berbagai pihak pada akhirnya setelah 6 jam korban yang terjepit
bisa dikeluarkan dengan selamat dan segera dievakuasi oleh relawan PMI ke Rumah
Sakit Umum dr.M.Ashari Pemalang.
Dari berbagai relawan yang
dipanggil untuk membantu indentitivikasi korban meninggal oleh Tim Medis dan
dokter adalah relawan PMI. Saya dan relawan PMI yang lain merasa bangga karena
dipercaya untuk ikut serta dalam mengindentifikasi korban meninggal dunia. Kami
relawan secara bergantian ikut serta dalam proses menolong korban, saya ikut
membantu dalam mengindentifikasikan korban meninggal dunia dengan luka kepala
sobek, isi perut terbuka dan patah tulang anggota gerak bawah, dengan menahan
bau darah yang tidak sedap, anyir dan bau busuk. Saya juga ikut membantu
membersihkan korban dan membantu menyatukan kembali tubuh korban, luka luka
yang robek dan putus dilakukan penjahitan oleh dokter dan tim medis.
Alhamdulillah ada kiriman makanan dari anggota TAGANA Kabupaten Pemalang di bawah
binaan Kantor Sosnakertrans Kabupaten Pemalang jelang siang harinya. Setelah
mencuci tangan saya dan teman-teman lahap menyantap makanan. Kebetulan sejak
pagi belum sarapan karena saat itu PMI Kabupaten Pemalang belum berkoordinasi
tentang makan relawan.
Hidup adalah bagaimana menjadi
berkah bagi hidup orang lain, bisa berbagi dengan sesama juga merupakan sikap
mulia. Sikap berbagi yang benar adalah memberikan apa yang bisa kita berikan
dengan tulus kepada orang lain. Saya tahu hidup di dunia ini tidaklah panjang
karena itu saya telah bertekad untuk terus berusaha bermanfaat bagi masyarakat
melalui PMI. Hidup belum berarti apapun, selama kita hanya hidup untuk diri
sendiri, hari esok bukanlah milik kita, oleh karena itu, syukurilah setiap saat yang ada buatlah menjadi berarti bukan
hanya buat diri sendiri tetapi juga bagi sesama. Semoga kisah singkat saya ini
dapat menjadi sumber motivasi untuk terus berbagi. Salam kemanusiaan.
No comments:
Post a Comment