Monday, June 15, 2015

(43) Fadhila Inas Pratiwi : Ketika Keikhlasan Ada Dalam Hidup Kita

Pernahkah terpikir bahwa orang yang saat ini di rumah sakit yang memerlukan darah adalah dirimu sendiri. Berharap bahwa dirimu dapat ditolong oleh sumbangan darah dari orang lain agar bisa tetap hidup. Darah adalah komponen vital dalam tubuh manusia sebagai penyangga agar manusia tetap hidup. Hal inilah mengapa donor darah penting untuk membantu manusia lainnya. Itulah yang terbersit dalam benak pada saat melihat orang-orang mendonorkan darahnya, untuk membantu orang yang kekurangan darah agar bisa tetap hidup. 

Seseorang yang menyumbangkan darahnya, entah itu didasari oleh niat untuk membantu orang lain, atau niat iseng dan ikut-ikutan trend saja. Bagiku seseorang tersebut sudah memiliki keikhlasan. Mengapa, karena ia memberikan darahnya, dan tidak tahu apakah darahnya tersebut digunakan, kalaupun digunakan tidak tahu juga digunakan kepada siapa. Para pendonor hanya tahu bahwa ia sudah memberikan darahnya, hanya itu saja. Adapun orang yang menerima darah, juga tidak tahu darah tersebut berasal dari siapa, ia mungkin hanya berbisik dalam hati dan mengatakan terima kasih, karena berkat darah tersebut ia bisa melanjutkan hidup.

Peristiwa yang saya deskripsikan di atas, adalah peristiwa yang sarat dengan kesukarelaan atau istilah lainnya keikhlasan. Prinsip keikhlasan tersebut saya amati dari berbagai pendonor yang rutin mendonorkan darahnya. Dengan sukarela, darah pendonor diambil dan setelah itu darah disimpan dan didistribusikan ke berbagai rumah sakit agar berguna bagi orang yang membutuhkan. 

Makna ikhlas dari peristiwa tersebut adalah kita memberikan apa yang kita miliki yang berasal dari dalam tubuh kita yaitu darah ke orang lain yang belum tentu akan berterima kasih langsung kepada kita. Ucapan terima kasih saja hanya didapatkan dari petugas PMI saja, bukan dari orang yang menerima darah kita langsung. Ucapan terima kasih dari orang yang menerima darah kita pada saat ia membutuhkannya saja tidak kita dapatkan. Maka sudah pasti kita tidak akan berharap lebih dengan darah yang sudah kita sumbangkan, apalagi berharap seseorang yang menerima darah kita akan memberikan imbalan sesuatu.

Para pendonor darah tidak mengharapkan apa-apa dari darah yang ia berikan. Ia hanya berharap agar darahnya dapat membantu orang yang membutuhkan dan dapat menyelamatkan hidup seseorang. Sudah. Titik. Hanya sampa disitu saja. Inilah keikhlasan, kesukarelaan sejati dari makhluk bernama manusia kepada manusia lainnya dengan hanya menginginkan agar darahnya bisa bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan.


No comments:

Post a Comment