Nama saya Laila Nurjannah. Saya
seorang pelajar di SMA N 1 Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara. Di sekolah saya
tidak terlalu aktif berorganisasi. Saya hanya mengikuti satu organisasi yaitu
OSIS. Di OSIS saya belajar banyak hal anatara lain, saya belajar untuk
menghargai pendapat orang lain, bekerja sama dengan orang lain, dan tolong
menolong dengan sesama yang membutuhkan.
Di sekolah kami, OSIS mempunyai
banyak program. Di ramadhan tahun lalu, kami mengadakan kegiatan bagi – bagi
takjil untuk warga sekitar sekaligus menggalang
dana bagi warga Palestina, yang saat itu sedang diserang oleh Israel. Dana
untuk membuat takjil kami peroleh dengan menarik infaq dari seluruh siswa di
sekolah kami. Pihak sekolah sangat mendukung kegiatan kami.
Kami membelanjakan bahan – bahan untuk
membuat takjil sendiri dan membuatnya sendiri. Membuat takjil apalagi dengan
jumlah yang cukup banyak tak semudah yang saya kira. Cukup rumit dan intinya
harus sabar. Di situ, saya dan teman – teman belajar untuk bekerja sama
menyelesaikan suatu pekerjaan. Setelah jadi semua kami membawa takjil ke depan
sekolah untuk di bagi – bagikan. Kami juga membawa kardus bertuliskan save
Palestine.
Awalnya saya takut untuk terjun
langsung membagi – bagikan takjil. Karena ini baru pertama kali saya lakukan.
Jujur saya orang yang sangat pemalu dengan orang yang belum saya kenal. Akan
tetapi, ketika melihat teman saya yang begitu berani saya menjadi tertarik
untuk terjun langsung. Hati saya bergetar setiap kali memberikan takjil kepada
warga yang melintas. Apalagi ketika anak – anak yang lewat, saya merasa
terharu. Saya sangat senang bisa berbagi dengan mereka. Ada satu kejadian yang
saya ingat betul. Saat itu ada anak kecil yang meminta takjil kepada kami.
Namun, ibunya tidak memperbolehkan. Entah apa alasannya saya tidak tahu.
Padahal kami berniat baik untuk berbagi.
Dengan penuh semangat kami juga
meminta sumbangan kepada warga yang melintas untuk membantu korban di
palestina. Semangat saya terus membara, apalagi ketika mengingat anak – anak di
palestina yang menjadi korban. Semangat saya dan teman – teman terus membara.
Setelah takjil sudah habis kami bagikan dan maghrib sudah hampir tiba, kami
bergegas ke sekolah untuk buka bersama. Alhamdulillah uang yang kami peroleh
lumayan banyak dan segera kami setorkan ke Pembina kami untuk segera disalurkan
ke korban palestina.
Kegiatan ini menjadi pengalaman
yang luar biasa bagi saya. Yang pertama saya bisa menyingkirkan ketakutan saya.
Selain itu, saya juga belajar bahwa tidak selalu niat baik diterima dengan
baik. Saya juga belajar untuk membantu saudara kita yang membutuhkan dengan
ikhlas. Bantuan sekecil apapun sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Dan
pastinya saya belajar betapa pentingnya kebersamaan dalam kehidupan. Berbagi
itu indah. Berbagi dengan sesama tidak akan mengurangi apa yang kita miliki,
tetapi akan memberikan ketentraman di dalam hati.
No comments:
Post a Comment