Setiap
orang pasti memiliki satu hari dalam hidupnya yang tidak akan mungkin
dilupakan. Bagiku hari tersebut adalah hari dimana aku bisa berbagi dengan para
anak-anak thalasemia Bandung. Pada hari Sabtu, 6 Juni 2015 yang lalu, Aku
bersama ke 23 teman yang tergabung dalam self
transformation training berkumpul di selasar Gedung Kuliah Umum ITB untuk
melaksanakan acara bersama anak-anak thalasemia dengan tema ‘Share and Care’ .
Di
pagi yang cerah itu, 32 anak-anak thallasemia dengan rentang usia antara 10-15
tahun yang didampingi oleh orang tua masing-masing datang untuk melaksanakan
kegiatan bersama kami. Kegiatan dimulai dengan ice breaking dance dengan
menarikan gerakan “Shark Family”.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan foto bersama, bermain games dan angklung. Awalnya mereka masih
terlihat canggung dan senyuman mereka belum merekah. Namun, sepanjang acara kami
selalu berusaha untuk menyatu dengan mereka. Lambat laun mereka sudah dapat
tertawa lepas, berlari kesana kemari dan bermain bersama kami.
Kegiatan
yang kami lakukan hari itu sangat sederhana tetapi melalui kegiatan tersebut
kami berusaha berbagi harapan dan berbagi kecerian. Kami ingin berbagi kecerian
pada mereka agar mereka melupakan sejenak segala kekhawatiran tentang batas
waktu mereka di dunia. Selain berbagi kecerian, kami juga memberikan berbagai
macam barang untuk rumah singgah mereka. Melalui barang-barang tersebut, kami
berharap dapat manambah kecerian dan mengurangi kebosanan mereka pada saat
menunggu giliran pengobatan.
Hari
itu adalah hari yang bersejarah untukku. Aku melakukan kegiatan dengan sukarela
tanpa mengharapkan imbalan sepeserpun dan aku merasa menjadi orang yang sangat
bermanfaat. Tetapi tahukah kawan? Ketika kita melakukan sesuatu dengan ikhlas
dan tulus maka kita akan memperoleh banyak hal dan lebih berharga dibandingkan
uang. Hal yang berharga tersebut adalah aku mendapatkan keluarga baru dan
mendapatkan banyak pelajaran. Aku belajar banyak hal dari mereka. Aku belajar
semangat, belajar bersyukur, belajar optimis, dan belajar keikhlasan. Aku
sangat mengagumi mereka. Mereka tetap semangat untuk meraih cita-cita walaupun
mereka tahu bahwa tak ada jaminan bahwa mereka masih bisa menghirup udara segar
keesokkan harinya. Mereka tetap berharap dan yakin bahwa suatu hari nanti akan
ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit mereka. Mereka juga sangat ceria,
tidak ada kesedihan yang tampak. Mereka terlihat sangat ikhlas dan bersyukur
dengan apapun kondisi yang ada pada mereka.
Setelah
kegiatan ini, aku berjanji pada diri sendiri bahwa akan senantiasa menerapkan
prinsip kemanusian dan kesukarelaan karena aku merasa menjadi orang yang
bermanfaat ketika menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Aku akan lebih peka
dengan lingkungan sekitar, bergerak sigap apabila ada orang-orang sekitar yang
membutuhkan pertolongan. Aku juga akan aktif di berbagai kegiatan kemanusian
seperti menjadi relawan pada saat bencana alam dan sebagainya. Selain prisnsip
kemanusian dan kesukarelaan, aku juga akan berusaha menerapkan prinsip
kesamaan, kenetralan, kesatuan ,kemandirian dan kesemestaan). Bagiku dunia akan lebih
indah bila kita bisa berkolaborasi dengan orang-orang di berbagai tempat dengan
berbagai latar belakang. Semoga semua orang di dunia memegang teguh
prinsip-prinsip kehidupan agar dunia menjadi lebih aman dan damai.
No comments:
Post a Comment