Tuesday, June 16, 2015

(100) Dian Pratiwi : Sehari Merajut Ceria

Setiap orang pasti memiliki satu hari dalam hidupnya yang tidak akan mungkin dilupakan. Bagiku hari tersebut adalah hari dimana aku bisa berbagi dengan para anak-anak thalasemia Bandung. Pada hari Sabtu, 6 Juni 2015 yang lalu, Aku bersama ke 23 teman yang tergabung dalam self transformation training berkumpul di selasar Gedung Kuliah Umum ITB untuk melaksanakan acara bersama anak-anak thalasemia dengan tema ‘Share and Care’ .

Di pagi yang cerah itu, 32 anak-anak thallasemia dengan rentang usia antara 10-15 tahun yang didampingi oleh orang tua masing-masing datang untuk melaksanakan kegiatan bersama kami. Kegiatan dimulai dengan ice breaking dance dengan menarikan gerakan “Shark Family”. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan foto bersama, bermain games dan angklung. Awalnya mereka masih terlihat canggung dan senyuman mereka belum merekah. Namun, sepanjang acara kami selalu berusaha untuk menyatu dengan mereka. Lambat laun mereka sudah dapat tertawa lepas, berlari kesana kemari dan bermain bersama kami. 

Kegiatan yang kami lakukan hari itu sangat sederhana tetapi melalui kegiatan tersebut kami berusaha berbagi harapan dan berbagi kecerian. Kami ingin berbagi kecerian pada mereka agar mereka melupakan sejenak segala kekhawatiran tentang batas waktu mereka di dunia. Selain berbagi kecerian, kami juga memberikan berbagai macam barang untuk rumah singgah mereka. Melalui barang-barang tersebut, kami berharap dapat manambah kecerian dan mengurangi kebosanan mereka pada saat menunggu giliran pengobatan.
Hari itu adalah hari yang bersejarah untukku. Aku melakukan kegiatan dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan sepeserpun dan aku merasa menjadi orang yang sangat bermanfaat. Tetapi tahukah kawan? Ketika kita melakukan sesuatu dengan ikhlas dan tulus maka kita akan memperoleh banyak hal dan lebih berharga dibandingkan uang. Hal yang berharga tersebut adalah aku mendapatkan keluarga baru dan mendapatkan banyak pelajaran. Aku belajar banyak hal dari mereka. Aku belajar semangat, belajar bersyukur, belajar optimis, dan belajar keikhlasan. Aku sangat mengagumi mereka. Mereka tetap semangat untuk meraih cita-cita walaupun mereka tahu bahwa tak ada jaminan bahwa mereka masih bisa menghirup udara segar keesokkan harinya. Mereka tetap berharap dan yakin bahwa suatu hari nanti akan ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit mereka. Mereka juga sangat ceria, tidak ada kesedihan yang tampak. Mereka terlihat sangat ikhlas dan bersyukur dengan apapun kondisi yang ada pada mereka.
Setelah kegiatan ini, aku berjanji pada diri sendiri bahwa akan senantiasa menerapkan prinsip kemanusian dan kesukarelaan karena aku merasa menjadi orang yang bermanfaat ketika menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Aku akan lebih peka dengan lingkungan sekitar, bergerak sigap apabila ada orang-orang sekitar yang membutuhkan pertolongan. Aku juga akan aktif di berbagai kegiatan kemanusian seperti menjadi relawan pada saat bencana alam dan sebagainya. Selain prisnsip kemanusian dan kesukarelaan, aku juga akan berusaha menerapkan prinsip kesamaan, kenetralan, kesatuan ,kemandirian  dan kesemestaan). Bagiku dunia akan lebih indah bila kita bisa berkolaborasi dengan orang-orang di berbagai tempat dengan berbagai latar belakang. Semoga semua orang di dunia memegang teguh prinsip-prinsip kehidupan agar dunia menjadi lebih aman dan damai.

No comments:

Post a Comment