Prinsip kesukarelaan menurut saya dianalogikan seperti angin,
ketika sudah dirasakan manfaatnya maka saya ingin merasakannya kembali tanpa
harus memaksa untuk merasakan angin tersebut secara terus-menerus. Teman-teman perlu
kita ketahui rasa jiwa kita adakalanya terdapat dua potensi, potensi pertama
adalah ketika ingin mengharapkan sesuatu dan potensi yang kedua ketika ingin
memberikan sesuatu. Tentu makna yang luar biasa ketika hati kita berperasaan
dan mempunyai sifat kesukarelaan, karena tiada yang lebih berharga tanpa
adanyatangan-tangan kebersamaan dalam hal membantu tanpa mengharapkan kata
“dibalas”.
Prinsip kesukarelaan seseorang dalam memengaruhi semua khalayak
haruslah bisa kita terapkan sejak dini, supaya bisa menimbulkan kesan dalam
berpikir rasional bukan berpikir mendapatkan balas jasa. Seseorang yang
berpengaruh dalam hidup orang lain adalah suatu kebutuhan lingkungan juga agar
terciptanya kondisi dunia yang saling sukarela tolong-menolong.
Ketika saya dulu
menolong orang di jalan raya, ada barang orang lain jatuh dari motornya lantas
saya pun peka terhadao masalah yang sedang terjadi. Itu kondisi dimana rasa
kemanusiaan saya harus diterapkan dengan landasan pancasila. Sesudah menolong
terkadang memang segelintir atau sebagian orang ada yang mengucapkan terima
kasih saja atau memberikan suatu imbalan atas pertolongannya. Perlu kita
ketahui, saya tidak sama sekali mengaharapkan imbalan atau balas jasa tersebut.
Biarlah saya menolak dengan alasan yang mungkin sebagian orang juga tahu dengan
keadaan dimana saya harus menerapkan prinsip kesukarelaan dalam menolong orang
lain.
Prinsip kesukarelaan adalah prioritas yang harus dipersiapkan sejak
dini agar tidak timbulnya perasaan ingin dilihat orang lain atau mengharapkan
imbalan. Modal kita harus sesuai dengan kemampuan kita. Tangan kita diciptakan
untuk bahu membahu membantu sesama manusia. Ketika tangan dibawah itu dirasa
lebih baik, maka itu adalah suatu keinginan balas jasa atau menerima karena
kita sudah menolong, itu bukan merupakaan prinsip kesukarelaan dalam diri kita.
Terkadang, sifat egoisme kita masih saja ada pada diri kita, mulai
dari enggannya kita membantu sesama dan sampai lari dari masalah yang terjadi.
Momen penting kesukarelaan kita itu harus secara sadar penting kita lakukan
dalam makna kehidupan. Banyak hikmah yang bisa dipetik dan banyak inspirasi
kita untuk menjalani kehidupan ini demi kepentingan bersama dan yang paling
penting ikhlas dalam keadaan apapun serta menerapkan pancasila dalam setiap aktifitas
kita.
No comments:
Post a Comment