Tuesday, June 16, 2015

(79) Eka Rahmawati : MASANEMASUSASE

MASANEMASUSASE. “Manusia sama netral, mandiri sukarela, satu semesta. Ada yang tau?”. Masih teringat jelas, bagaimana seorang kakak kelas SMA saya beserta teamnya memberikan materi tentang prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional kepada saya dan teman-teman saya, anggota baru PMR Unit SMA, pada saat saya duduk dibangku SMA tahun 2006-2009.
“Seperti itulah adik-adik cara mudah atau bisa dibilang “tips and trik” dari kakak kepada adik-adik untuk menghafal Sapta Prinsip Palang Merah”. Ehm, sebenarnya bukan hanya dihafalkan saja ya adik-adik?, tapi kita juga bisa mengaplikasikan prinsip tersebut ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena, yang namanya prinsip itu, asalnya dari bahasa latin “principium” yang berarti dasar. “Gimana, paham adik?”

Nama saya Eka, saya seorang tenaga kesehatan serta seorang anggota KSR PMI di kabupaten tempat saya tinggal. Mungkin sedikit aneh rasanya kalau saya mengatakan saya ini anggota KSR PMI, karena bisa dibilang didunia kepalangmerahan saat ini, saya tak seaktif saat saya duduk dibangku SMA ataupun dibangku kuliah dulu. Meski, tahun 2014 kemarin, saya baru saja mengikuti kegiatan diklat sar ksr pmi tingkat kabupaten.
Bagi saya menjadi seorang tenaga kesehatan sekaligus sebagai anggota ksr pmi merupakan suatu kebanggaan tersendiri, karena tak semua orang bisa punya kesempatan seperti ini. Banyak pengalaman seru yang saya dapatkan dari dunia kesehatan serta dunia kepalangmerahan, yang menurut saya, hal tersebut, terkadang saling berkaitan atau mungkin juga sebaliknya, ada kalanya apa yang saya dapatkan didunia kepalangmerahan, tidak saya dapatkan dari profesi saya.
Contohnya saja, saat saya mengikuti diklat sar ksr pmi kabupaten, saya bertemu dengan rekan-rekan baru sesama peserta diklat, yang datang dari beberapa kecamatan yang ada dikabupaten, kurang lebih saat itu ada 3 kecamatan yang paling banyak mengirimkan peserta. Diklat sar ksr pmi kabupaten kemarin dibagi menjadi 6 gelombang dan saya ikut gelombang terakhir, gelombang 6, juni 2014.
Meski awalnya sempat merasa aneh, karena saya mendaftar langsung ke markas pmi kabupaten, tidak lewat kecamatan terlebih dahulu, hanya bermodalkan pengalaman saya saat ikut ksr pmi unit perguruan tinggi (2010-2012). Sehingga saat itu dari kecamatan saya, hanya ada saya sendiri yang tergabung kedalam peserta diklat dari kecamatan yang dijadwalkan diklat diperiode terakhir tahun 2014.
Hal tersebut merupakan pengalaman baru bagi saya dan sangat menyenangkan. Bagaimana tidak?, pada saat pembukaan kegiatan, saya menemukan fakta bahwa sebagian besar rekan-rekan saya berusia 2 tahun lebih muda dari usia saya, hanya beberapa orang saja yang seumuran atau lebih tua beberapa tahun dari saya.
Demikian pula, saat ditanya satu persatu, pekerjaannya apa? Jawabannya macam-macam, ada yang bekerja sebagai mahasiswa, kuli bangunan, juragan penjual kayu, pegawai pabrik kosmetik, guru, tenaga kesehatan, perangkat desa. Begitu juga saat ditanya, ada yang pernah bergabung diPMIkah sebelumnya? Jawaban terbanyak, belum pernah, bahkan peserta tertua diangkatan diklat saya kemarin, mengatakan bahwa beliau baru mendengar istilah PMI saat itu, sehingga beliau bergabung karena merasa penasaran, tertarik dan ingin mengenal dan memperdalam lebih lanjut apa sih PMI itu.
Diklat sar ksr pmi kabupaten tahun 2014 kemarin, bagi saya sudah menunjukkan salah satu implementasi prinsip dasar dalam aktivitas kepalangmerahan (prinsip no 2, kesamaan). Dimana, didalam kegiatan tersebut, PMI tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, suku, agama, golongan atau pandangan politik. Segala perbedaan antara pribadi dikesampingkan. Tujuannya semata-mata memberikan bantuan. 

No comments:

Post a Comment