Meminta-minta merupakan hal yang dilakukan oleh orang-orang yang kekurangan
dalam hal ekonomi. Bahkan, usia tidak menjadi alasan bagi sebagian mereka.
Seperti yang dilakukan oleh seorang nenek tua renta yang ku kenal saat pertama kalinya ku merantau di kota Jakarta. Beliau bernama
Aisyah kelahiran Tanah Abang 70 tahun yang lalu, tetapi biasa dipanggil
nenek Chece. Beliau tinggal di Pondok Karya RT 02/ RW 03 Bintaro bersama tiga
orang cucunya setelah suaminya meningal dunia. Beliau mempunyai empat orang
anak, dua laki-laki dan dua perempuan. Namun, semua anaknya telah berkeluarga dan dalam kondisi ekonomi yang
kurang.
Satu bulan yang lalu suaminya telah
meninggal dunia. Sebelum meninggal suaminya dalam kondisi sakit dan lumpuh.
Beliau merawat seorang diri, mulai dari mengurusi makan, minum, dan urusan
kebersihannya. Terkadang beliau harus pulang cepat karena khawatir kondisi
suaminya.
Dalam sehari beliau mendapat 30 ribu sampai 40 ribu. Namun, harus
terpotong untuk transport angkutan sekitar 10 ribu. Hasil pendapatannya hanya
dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari bersama cucu-cucunya sekarang.
Terkadang pendapatan itu kurang untuk memenuhi kebutuhannya, dalam kondisi yang
kurang anak-anaknya juga terkadang memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhannya. Cucu-cucunya tekadang juga membantunya. “Kalau ada uang cucu
nenek biasanya membantu nenek, itupun harus bekerja dulu dan kerjanya juga
jarang.” Ujar nenek Chece saat berdiskusi bersamaku. Setiap minggu
beliau juga mendapatkan santunan dari ibu-ibu pengajian, berupa sembako : minyak, gula, teh, indomie, dan uang
senilai 50 ribu.
Walaupun usianya sudah tua, tetapi
beliau masih semangat untuk belajar. Setiap malam, setelah maghrib beliau
belajar mengaji dan menulis bersama ibu-ibu di lingkungannya. Sesuatu yang luar
biasa dari beliau adalah kesadaran untuk shadaqah, walaupun dalam kondisi
kekurangan. “Nenek sebisa mungkin menyisihkan uang nenek untuk anak-anak
yatim. Walaupun hanya 3 ribu rupiah atau lebih jika ada rezeki lebih.” Ujar
nenek Chece saat berdiskusi bersamaku. Beliau selalu
istiqamah dalam shadaqah, setiap minggu beliau selalu menyisihkan rezekinya.
Rezeki yang kecil bukan menjadi alasan beliau untuk tidak shadaqah, karena
disetiap rezeki yang didapat ada rezeki orang lain didalamnya.
Banyak orang yang melihat sesuatu yang kecil dianggap tidak
penting. Padahal untuk mencapai sesuatu yang besar harus dimulai dari yang
kecil, termasuk melakukan hal-hal yang kecil. Shadaqah
dalam jumlah kecil terabaikan banyak orang, apalagi dalam
jumlah yang besar?. Oleh karena itu, ada sebuah nilai moral dari nenek Chece yang harus dicontoh oleh kalangan bawah dan khususnya
kalangan atas tentang bagaiamana beramal, walaupun dalam
jumlah kecil. Seperti itulah pengalamanku, yang ku dapatkan
saat pertama kali ke kota Jakarta untuk merantau dari desa.
No comments:
Post a Comment