Monday, June 15, 2015

(66) Dastyargo Hartono : Prinsip Kenetralan Sebagai Pembuka Pintu Kebijaksanaan

Prinsip, merupakan sebuah kata yang sangat unik, Mengapa demikian? Dengan kata tersebut manusia dapat bertahan hidup, dengan kata itu manusia bisa saling membunuh, dengan kata itu manusia bisa menyentuh sisi terdalam dari dirinya sendiri dan lain sebagainya banyak hal yang dapat diperbuat oleh penerapan kata prinsip. Bukankah semua Negara memiliki prinsipnya masing-masing yang dibungkus kedalam ideologi sebuah negara, bukankah semua agama memiliki tata cara dan prinsipnya masing-masing yang disimpan didalam kitab suci sebuah agama dan atas nama prinsip yang terendap dalam jiwa, seorang manusia menjalani proses dalam kehidupannya. Oleh karena itu prinsip dasar atau nilai awal yang dipercaya dan digunakan oleh seseorang akan menentukan bagaimana dia menjalani hari-hari dan mekanisme dalam diri pribadi untuk menghadapi kehidupannya.

Kita sedang  hidup di dunia yang memiliki dimensi-dimensi dualitas yang saling mengisi, kita hidup di dunia yang mengenal baik dan buruk, positif dan negatif, tinggi dan rendah, kiri dan kanan, benar dan salah serta berjuta-juta dualitas lainnya. Netral, adalah sebuah kata yang melampaui taburan batasan dualitas yang ada. Prinsip kenetralan akan membawa pemahaman diri ke posisi yang lebih tinggi dan tidak terseret arus di dalam salah satu dualitas yang ada, pemahaman yang tidak memihak kepada salah satu hal akan membawa diri untuk bersikap bijaksana terhadap persoalan yang terjadi. Oleh karena itu Prinsip kenetralan sangat berpengaruh di dalam kehidupan saya, walaupun entah bagaimana penilaian lingkungan kepada diri saya terhadap penerapan prinsip saya, terkadang dalam penerapan prinsip hidup akan mengundang penilaian yang pro maupun kontra. Apapun bentuk penilaian terhadap diri saya, saya akan terus mencoba untuk selalu bersikap netral dan menganggap penilaian dari lingkungan sebagai bagian dari proses dalam menuju kebijaksanaan tertinggi dan penilaian yang sejati dari Tuhan yang Maha Esa.
Prinsip Kenetralan, telah menjadi pengaruh yang signifikan dalam kehidupan saya, sebagai seorang Mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta yang kebetulan saya turut aktif pula dalam Organisasi Kemahasiswaan internal kampus, Prinsip Kenetralan telah memberikan saya pandangan yang sangat luas terhadap keadaan-keadaan yang terjadi. Berkesempatan menjadi pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) menciptakan ruang dalam diri saya untuk berinteraksi secara horizontal dan vertikal, yang saya maksud horizontal disini adalah kondisi mahasiswa dengan mahasiswa, sedangkan untuk interaksi vertikal yang dimaksud adalah kondisi mahasiswa dengan birokrasi internal kampus, birokrasi eksternal kampus dan mahasiswa dengan masyarakat. 
Semenjak awal saya berkecimpung di organisasi kemahasiswaan kampus sedari semester awal saya menerapkan prinsip kenetralan yang saya terapkan dalam keadaan horizontal dan vertikal, seketika ada polemik atau permasalahan yang bersinggungan dari keduanya saya pun berusaha untuk tetap selalu tidak memihak kepada salah satu sudut tetapi mencoba melihat permasalahan dari luar permasalahan yang terjadi dan tidak pernah saya sangka sebelumnya bahwa dalam penerapan prinsip kenetralan dalam kehidupan sehari-hari ini saya dipercaya oleh lingkungan kampus saya untuk menjadi ketua BEM atau yang biasa disebut Presiden Mahasiswa.
Kenetralan akan membawa diri kita semua untuk tidak melihat sesuatunya hanya dari satu sudut pandang tetapi dengan sudut pandang yang lebih banyak. Kita bisa mengambil pengetahuan dari orang yang berpengetahuan, tetapi kita tidak bisa mengambil kebijaksanaan dari orang yang bijaksana. Kebijaksanaan adalah proses yang dilakukan pribadi dan terus bertumbuh.

No comments:

Post a Comment