Prinsip, merupakan sebuah kata
yang sangat unik, Mengapa demikian? Dengan kata tersebut manusia dapat bertahan
hidup, dengan kata itu manusia bisa saling membunuh, dengan kata itu manusia
bisa menyentuh sisi terdalam dari dirinya sendiri dan lain sebagainya banyak
hal yang dapat diperbuat oleh penerapan kata prinsip. Bukankah semua Negara
memiliki prinsipnya masing-masing yang dibungkus kedalam ideologi sebuah
negara, bukankah semua agama memiliki tata cara dan prinsipnya masing-masing yang
disimpan didalam kitab suci sebuah agama dan atas nama prinsip yang terendap
dalam jiwa, seorang manusia menjalani proses dalam kehidupannya. Oleh karena
itu prinsip dasar atau nilai awal yang dipercaya dan digunakan oleh seseorang
akan menentukan bagaimana dia menjalani hari-hari dan mekanisme dalam diri
pribadi untuk menghadapi kehidupannya.
Kita sedang hidup di dunia yang memiliki dimensi-dimensi
dualitas yang saling mengisi, kita hidup di dunia yang mengenal baik dan buruk,
positif dan negatif, tinggi dan rendah, kiri dan kanan, benar dan salah serta
berjuta-juta dualitas lainnya. Netral, adalah sebuah kata yang melampaui
taburan batasan dualitas yang ada. Prinsip kenetralan akan membawa pemahaman
diri ke posisi yang lebih tinggi dan tidak terseret arus di dalam salah satu
dualitas yang ada, pemahaman yang tidak memihak kepada salah satu hal akan
membawa diri untuk bersikap bijaksana terhadap persoalan yang terjadi. Oleh
karena itu Prinsip kenetralan sangat berpengaruh di dalam kehidupan saya,
walaupun entah bagaimana penilaian lingkungan kepada diri saya terhadap
penerapan prinsip saya, terkadang dalam penerapan prinsip hidup akan mengundang
penilaian yang pro maupun kontra. Apapun bentuk penilaian terhadap diri saya,
saya akan terus mencoba untuk selalu bersikap netral dan menganggap penilaian
dari lingkungan sebagai bagian dari proses dalam menuju kebijaksanaan tertinggi
dan penilaian yang sejati dari Tuhan yang Maha Esa.
Prinsip Kenetralan, telah menjadi
pengaruh yang signifikan dalam kehidupan saya, sebagai seorang Mahasiswa salah
satu Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta yang kebetulan saya turut aktif pula
dalam Organisasi Kemahasiswaan internal kampus, Prinsip Kenetralan telah
memberikan saya pandangan yang sangat luas terhadap keadaan-keadaan yang
terjadi. Berkesempatan menjadi pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)
menciptakan ruang dalam diri saya untuk berinteraksi secara horizontal dan
vertikal, yang saya maksud horizontal disini adalah kondisi mahasiswa dengan
mahasiswa, sedangkan untuk interaksi vertikal yang dimaksud adalah kondisi
mahasiswa dengan birokrasi internal kampus, birokrasi eksternal kampus dan
mahasiswa dengan masyarakat.
Semenjak awal saya berkecimpung di organisasi
kemahasiswaan kampus sedari semester awal saya menerapkan prinsip kenetralan
yang saya terapkan dalam keadaan horizontal dan vertikal, seketika ada polemik
atau permasalahan yang bersinggungan dari keduanya saya pun berusaha untuk
tetap selalu tidak memihak kepada salah satu sudut tetapi mencoba melihat
permasalahan dari luar permasalahan yang terjadi dan tidak pernah saya sangka
sebelumnya bahwa dalam penerapan prinsip kenetralan dalam kehidupan sehari-hari
ini saya dipercaya oleh lingkungan kampus saya untuk menjadi ketua BEM atau
yang biasa disebut Presiden Mahasiswa.
Kenetralan akan
membawa diri kita semua untuk tidak melihat sesuatunya hanya dari satu sudut
pandang tetapi dengan sudut pandang yang lebih banyak. Kita bisa mengambil
pengetahuan dari orang yang berpengetahuan, tetapi kita tidak bisa mengambil kebijaksanaan
dari orang yang bijaksana. Kebijaksanaan adalah proses yang dilakukan pribadi dan terus bertumbuh.
No comments:
Post a Comment