Pada
tanggal 17 Juni 2014 lalu, sekitar pukul delapan malam kami berkumpul di Markas
PMI Bojonegoro untuk keberangkatan ke Jember selama seminggu. Pukul tujuh pagi,
kami tiba di Secaba Rindam V Brawijaya Jember. Kami mendapatkan nomor urut 37
yaitu nomor urut terakhir. Lalu, kami membangun tenda pleton, membangunnya
gampang-gampang susah. Tenda pleton adalah tenda berukuran besar, kira-kira besarnya
serumah. Dua jam kemudian tenda pun terbentuk, dan kami memasukkan
barang-barang bawaan ke tenda. Setelah itu, kami membangun
tiga tenda lagi yang berukuran kecil. Setiap kontingen mendapatkan kapling
berukuran 10 x 14 meter. Jadi, muat untuk dibangun empat tenda.
Esok
harinya tanggal 19 Juni 2014, kami mengikuti Upacara Pembukaan. Setelah upacara,
kami disuguhi penampilan dari Jember Fashion Carnival (JFC) dan Jember Drum
Band. Penampilan tersebut begitu luar biasa dan sangat menarik. Sore harinya,
kami melakukan kegiatan Nambah Sohib yang nantinya juga dinilai. Kontingen yang
pertama kami kunjungi adalah Kontingen Pacitan. Setelah itu, kami beristirahat
di tenda untuk persiapan drama kemanusiaan malam harinya. Kami mendapatkan
giliran terkahir. Sekitar pukul sepuluh malam kami pun tampil maksimal.
Esok
harinya, kami melakukan travelling, dengan penjelajahan ke hutan di bukit
Secaba. Saat itu, kami travelling bersama kontingen Pacitan, Bondowoso, Tuban,
Ngawi, dan Kediri. Kami melakukan penjelajahan sejak pukul tujuh hingga dua
belas siang. Setelah itu, kami langsung kembali ke tenda dan istirahat karena
sangat kelelahan. Malam harinya kami menyanyikan lagu Bojonegoro Matoh, dan
Bakti Remaja saat kegiatan paduan suara.
Hari
terakhir, kami mengikuti kegiatan Upacara Penutupan sekaligus pengumuman
kejuaraan. Hari yang paling mendebarkan sekaligus menyenangkan. Karena hari itu
juga, kami akan pulang ke Kabupaten Bojonegoro tercinta, dan kami juga
mendapatkan Juara Predikat 4 Terbaik Jumbara VIII Provinsi Jawa Timur. Kami
tidak menyangka, bisa mendapatkannya. Lalu, kami pun membongkar tenda, dan
membereskan perlengkapan. Setelah itu kami meletakkan barang bawaan ke truk,
dan kami pun langsung naik bus untuk pulang. Sebelum pulang ke Bojonegoro, kami
merayu Kak Eko agar diajak rekreasi ke pantai dahulu. Akhirnya permintaan kami
pun dikabulkan, dan kami sangat senang. Kami mengunjungi Pantai Watu Ulo,
Jember. Lalu, kami pun melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul dua malam, kami
tiba di Kabupaten Bojonegoro tercinta.
Makna
prinsip dasar palang merah bagi saya sangat penting, kita harus peduli pada
sesama. Prinsip-prinsip tersebut telah mempengaruhi saya untuk bergerak dalam
bidang kemanusiaan. Mengikuti berbagai kegiatan sosial misalnya. Prinsip yang
paling sering saya terapkan adalah prinsip kemanusiaan dan kesamaan. Mari kita
lakukan gerakan kepalang-merahan. Siamo tutti fratelli!
No comments:
Post a Comment