Monday, June 15, 2015

(49) Dwi Utari : TK Dadakan Selamatkan Mutiara Dintor

Taman kanak-kanak merupakan sekolah untuk anak usia sekitar 4-5 tahun. Di kota-kota besar bahkan di pedesaan sekarang sudah banyak berdiri taman kanak-kanak yang mengajarkan anak-anak kecil untuk belajar menggambar, bernyanyi, menari, mambaca, menulis, dan berhitung. Tetapi berbeda yang ada di pulau Flores tepatnya, mayoritas di daerah ini tidak ada yang namanya sekolah TK, sehingga siswa SD kelas 1 mereka masih diajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi dengan keadaan yang ada di kota-kota besar dan pedesaan yang ada di pulau jawa.
Dengan melihat kondisi ini maka didirikanlah taman kanak-kanak dadakan yang diadakan seminggu sekali di desa Dintor, kecamatan Satarmese Barat Kab. Manggarai – NTT. Dengan fasilitas seadanya tidak mengurungkan niat untuk mendirikan sekolah ini. Meskipun sekolah ini tidak didirikan secara formal namun antusias masyarakat Dintor sangat tinggi. Sekolah TK dadakan ini dilaksanakan di rumah salah satu penduduk desa yang bersedia untuk ditempati sebagai sekolah dan hanya memiliki satu tenaga pengajar sukarela dari guru SM-3T.


Mulanya jumlah siswa di sekolah TK ini hanya lima siswa yang rata-rata berumur sekitar 4 – 5 tahun. Tetapi setelah berjalan kurang lebih satu bulan, jumlah siswapun bertambah hingga mencapai 10 orang. Memang jumlah yang tidak banyak, tetapi dengan adanya peningkatan jumlah siswa dapat membawa atmosfir segar dan menambah semangat belajar bagi siswa dan bagi pengajar.Kegitan belajar yang dilaksanakan sekolah TK dadakan ini sama halnya dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh sekolah TK pada umumnya yaitu belajar mewarnai, menggambar, menulis, membaca, berhitung, dan bermain. Tetapi yang berbeda dari sekolah ini adalah siswa yang tidak berpakaian seragam dan tanpa menggunakan sepatu, siswa cukup datang dan membawa sebuah buku tulis dan pensil, karena semua peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar sudah disediakan di sekolah TK ini yang bersumber dari donatur guru – guru SM-3T penempatan Manggarai.
Sangat lucu jika mengingat sebelum adanya sekolah dadakan ini, semua anak – anak kecil hanya mengetahui satu lagu anak-anak yaitu “kasih ibu”. Sungguh unik ya…. Tapi hal itu memang lumrah jika mengingat rata-rata kondisi pendidikan penduduk dintor relatife rendah. Dengan adanya sekolah dadakan ini dapat memperbaiki pendidikan dan menyelamatkan mutiara – mutiara Dintor yaitu generasi penerus Dintor dari ketinggalan pendidikan.
Penduduk Dintor sangat menjunjung tinggi toleransi, kesatuan, dan gotong royong, hal ini dapat dilihat dari keanekaragaman suku yang mendiami Dintor yaitu manggarai dan ende dan di dalam desa ini sudah hidup berdampingan dua agama yang dianut oleh penduduk Dintor yaitu agama katholik dan agama islam. Tidak hanya dalam pembangunan sekolah Tk dadakan ini, dalam setiap acara besar yang dilaksanakan oleh masing-masing suku dan agama selalu melibatkan masyarakat lainnya. Inilah indahnya Indonesia yang perlu dilestarikan dan sebagai cerminan kehidupan bermasyarakat.

No comments:

Post a Comment