Tuesday, June 16, 2015

(107) Wendy Rahmawan : Dari Jogja, “Kita” Istimewa

Sebagai manusia, tak ada seorangpun yang terlahir dengan perasaan benci, angkuh dan sifat buruk lainnya. Kita semua dilahirkan dengan naluri kebaikan yang luar biasa. Coba saja kita perhatikan, setiap tindak tanduk kita pasti akan ada saat dimana kita sadar betul hati kita berbisik untuk berbuat sebaik-baiknya. Naluri untuk saling menolong dan iba melihat yang lain dalam kesulitan. Semua itu berpadu dalam sebuah prinsip yang saya yakini sebagai prinsip kemanusiaan. 

Kemanusiaan bukan hanya sepatah kata dalam 7 prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan bukan pula sekedar ikrar Bangsa ini dalam Pancasila sila ke-2. Kemanusiaan harus dimaknai lebih dari sekedar kata, lebih dari sekedar menolong seseorang tapi menolong generasi penerus kita, lebih dari menanam satu pohon tapi menjaga setiap ciptaanNya demi terjaganya alam ini, lebih dari sekedar mendonorkan setetes darah namun berjuang mengajak semua orang untuk kembali menyadari betapa pentingnya memanusiakan manusia.

Pada 2012 silam, ada sebuah kegiatan yang sungguh berkesan bagiku yang saat itu tergabung dalam keluarga KSR PMI Unit UNY, selain berkeseharian membantu apabila terjadi kecelakaan, menangani cidera, membantu korban bencana tentunya. Sebutlah SIGANAPRAJA (Siap Siaga Bencana Palang Merah Remaja), sebuah kegiatan yang berfokus pada peningkatan kemampuan siswa dan para pelatih atau guru pembina dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana yang mungkin menerpa di daerah DIY dan sekitarnya.

Kegiatan ini mencoba menanamkan pemahaman bahwa kita harus terlibat bersama dalam bersiap menghadapi bencana, mulai dari pemahaman diri tentang kesiapsiagaan, lingkungan keluarga, dan sekolah yang nantinya sebagai wadah nyata diharapkan dapat mencetak generasi peduli terhadap lingkungan. Sehingga bencana yang diakibatkan kelalaian, atau sikap acuh terhadap lingkungan yang bisa memicu bencana dapat dikurangi dan apabila sewaktu-waktu bencana alam tak terduga datang kita telah siap menghadapinya.

Topik kebencanaan bagiku merupakan salah satu bagian dalam prinsip kemanusiaan. Kita tak bisa bergerak sendiri dalam menghadapi krisis kemanusiaan, khususnya kemungkinan bencana yang kita sendiri sebagai pemicunya atau bencana alam tak terduga. Saya mungkin bisa membersamai beberapa orang untuk bersiap, namun tetap saja kepedulian harus tumbuh lebih dari skala itu. Siswa, guru, mahasiswa sebagai calon pendidik, warga masyarakat, semua harus bahu membahu menjaga nilai kemanusiaan yang ada dalam diri kita. 

Untuk itu, tahun ini saya dan rekan-rekan relawan mencoba menghadirkan kembali SIGANAPRAJA sebegai momentum untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya kepedulian. Kami bercita-cita agar semua yang terlibat dalam kegiatan ini siap menjaga prinsip kemanusiaan, yang lebih dari sekedar menolong dihari ini tapi menjaga generasi kita berikutnya untuk peduli terhadap orang lain, lingkungan dan generasi berikutnya dimasa yang akan datang.


Sungguh penting untuk kita membantu orang lain setiap hari dan menjadikan prinsip kemanusiaan sebagai kebiasaan dan berujung pada perubahan perilaku yang baik. Memang tidak sedikit diluar sana ketidakpedulian yang bisa menjadi sumber potensi bencana untuk datang. Namun kita harus meyakini pula bahwa tidak sedikit yang sedang berjuang memperbaikinya. Semangat juang itu menular, dan berbuat tentu jauh lebih baik dari sekedar urun angan. Mari kita tularkan rasa kepedulian terhadap kemanusiaan ini jauh lebih luas. Bukan hanya demi kita, namun demi masa depan yang lebih baik. Salam hangat dari Jogja, “Kita” Istimewa.... 

No comments:

Post a Comment