Sebagai manusia, tak ada seorangpun yang
terlahir dengan perasaan benci, angkuh dan sifat buruk lainnya. Kita semua
dilahirkan dengan naluri kebaikan yang luar biasa. Coba saja kita perhatikan,
setiap tindak tanduk kita pasti akan ada saat dimana kita sadar betul hati kita
berbisik untuk berbuat sebaik-baiknya. Naluri untuk saling menolong dan iba
melihat yang lain dalam kesulitan. Semua itu berpadu dalam sebuah prinsip yang
saya yakini sebagai prinsip kemanusiaan.
Kemanusiaan bukan hanya sepatah kata
dalam 7 prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
dan bukan pula sekedar ikrar Bangsa ini dalam Pancasila sila ke-2. Kemanusiaan
harus dimaknai lebih dari sekedar kata, lebih dari sekedar menolong seseorang
tapi menolong generasi penerus kita, lebih dari menanam satu pohon tapi menjaga
setiap ciptaanNya demi terjaganya alam ini, lebih dari sekedar mendonorkan
setetes darah namun berjuang mengajak semua orang untuk kembali menyadari
betapa pentingnya memanusiakan manusia.
Pada 2012 silam, ada sebuah kegiatan yang
sungguh berkesan bagiku yang saat itu tergabung dalam keluarga KSR PMI Unit
UNY, selain berkeseharian membantu apabila terjadi kecelakaan, menangani
cidera, membantu korban bencana tentunya. Sebutlah SIGANAPRAJA (Siap Siaga
Bencana Palang Merah Remaja), sebuah kegiatan yang berfokus pada peningkatan
kemampuan siswa dan para pelatih atau guru pembina dalam menghadapi berbagai
kemungkinan bencana yang mungkin menerpa di daerah DIY dan sekitarnya.
Kegiatan
ini mencoba menanamkan pemahaman bahwa kita harus terlibat bersama dalam
bersiap menghadapi bencana, mulai dari pemahaman diri tentang kesiapsiagaan,
lingkungan keluarga, dan sekolah yang nantinya sebagai wadah nyata diharapkan
dapat mencetak generasi peduli terhadap lingkungan. Sehingga bencana yang
diakibatkan kelalaian, atau sikap acuh terhadap lingkungan yang bisa memicu
bencana dapat dikurangi dan apabila sewaktu-waktu bencana alam tak terduga
datang kita telah siap menghadapinya.
Topik kebencanaan bagiku merupakan salah satu
bagian dalam prinsip kemanusiaan. Kita tak bisa bergerak sendiri dalam menghadapi
krisis kemanusiaan, khususnya kemungkinan bencana yang kita sendiri sebagai
pemicunya atau bencana alam tak terduga. Saya mungkin bisa membersamai beberapa
orang untuk bersiap, namun tetap saja kepedulian harus tumbuh lebih dari skala
itu. Siswa, guru, mahasiswa sebagai calon pendidik, warga masyarakat, semua
harus bahu membahu menjaga nilai kemanusiaan yang ada dalam diri kita.
Untuk
itu, tahun ini saya dan rekan-rekan relawan mencoba menghadirkan kembali
SIGANAPRAJA sebegai momentum untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya
kepedulian. Kami bercita-cita agar semua yang terlibat dalam kegiatan ini siap
menjaga prinsip kemanusiaan, yang lebih dari sekedar menolong dihari ini tapi
menjaga generasi kita berikutnya untuk peduli terhadap orang lain, lingkungan
dan generasi berikutnya dimasa yang akan datang.
Sungguh penting untuk kita membantu orang lain
setiap hari dan menjadikan prinsip kemanusiaan sebagai kebiasaan dan berujung
pada perubahan perilaku yang baik. Memang tidak sedikit diluar sana ketidakpedulian
yang bisa menjadi sumber potensi bencana untuk datang. Namun
kita harus meyakini pula bahwa tidak sedikit yang sedang berjuang
memperbaikinya. Semangat juang itu menular, dan berbuat tentu jauh lebih baik
dari sekedar urun angan. Mari kita tularkan rasa kepedulian terhadap
kemanusiaan ini jauh lebih luas. Bukan hanya demi kita, namun demi masa depan
yang lebih baik. Salam hangat dari Jogja, “Kita” Istimewa....
No comments:
Post a Comment